Malam Nisfu Syaban merupakan malam istimewa bagi umat Islam. Malam Nisfu Syaban bertabur berkah dan ampunan dari Allah SWT.
Dilansir detikHikmah, ada sejumlah hadits bulan Syaban yang menyebut bahwa Allah SWT akan mengampuni hamba-Nya yang memohon ampunan pada malam Nisfu Syaban. Salah satunya hadits yang dikatakan Al-Albani, dari Muadz bin Jabal RA dia meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,
"Pada malam Nisfu Syaban Allah SWT memperhatikan seluruh makhluk-Nya, Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan." (HR Thabrani, Daruquthni, Baihaqi, dan Ibnu Hibban)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Doa-doa Spesial di Malam Nisfu Syaban |
Dalam Kitab Syu'ab al-Iman juga terdapat riwayat yang menyebut bahwa Allah SWT akan mengampuni hamba-Nya yang memohon ampun pada malam Nisfu Syaban. Rasulullah SAW bersabda,
"Apabila tiba malam Nisfu Syaban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya." (HR Baihaqi)
Diantara lima malam yang diperkenankan dalam doa adalah malam Nisfu Syaban. Dalam Al-Siraj Al-Wahhaj juga disebut disunahkan untuk menghidupkan dua malam hari raya dengan beribadah dan berdoa, pada malam Jumat, awal bulan rajab dan Nisfu Sya'ban maka doa-doanya akan diterima.
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengumumkan bahwa 1 Syaban 1444 H jatuh pada Rabu, 22 Februari 2023 yang berarti malam Nisfu Syaban bertepatan pada Selasa, 7 Maret 2023 dan Rabu, 8 Maret 2023.
Fakta Menarik tentang Nisfu Syaban
Berdasarkan artinya, Nisfu berarti pertengahan. Sementara Syaban berarti pertengahan bulan Syaban yang jatuh pada hari ke-15. Dilansir detikHikmah, dalam bulan Syaban ada beberapa peristiwa penting yang terjadi dalam peradaban Islam, diantaranya
1. Berpindahnya Arah Kiblat
Kiblat merupakan hal yang sakral bagi umat Islam. Peristiwa ini bermula dari umat Yahudi yang mengolok-olok kaum Muslim karena memiliki kiblat yang sama dengan mereka. Allah SWT akhirnya menurunkan perintah untuk memindahkan kiblat muslim ke Masjidil Haram untuk menghindari perselisihan
2. Turunnya Perintah Puasa
Pada bulan Syaban ini lah, turun ayat yang memerintahkan umat muslim untuk menjalani puasa, tepatnya setelah selesainya bulan Syaban. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183, puasa adalah hal yang diwajibkan bagi umat Islam
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qoblikum la'allakum tattaqụn
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
3. Turunnya Anjuran untuk Bersholawat
Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW dapat memberikan banyak syafaat bagi pembacanya, menghapus dosa besar, memberi petunjuk kepada jalan yang lurus, menyelamatkan kita dari siksa neraka dan mengantarkan kita pada surga yang abadi. Di bulan Syaban ini pula, anjuran bersholawat bagi umat muslim mulai diturunkan. Oleh karenanya banyak masjid yang mengumandangkan Sholawat saat subuh maupun sore hari.
4. Keutamaan Malam Nisfu Syaban
Selain karena menjadi malam utama setelah Lailatul Qadr, Nisfu Syaban menjadi malam yang istimewa dan penting bagi umat muslim. Nisfu Syaban adalah malam terijabahnya doa dan hajat, malam pengampunan dosa dan malam yang dinilai penuh dengan rahmat.
Bahkan, Nisfu Syaban juga menjadi malam terbukanya semua pintu langit yang dijaga oleh malaikat. Umat muslim pun dianjurkan untuk menghidupkan malam Nisfu Syaban yang jatuh pada setiap pertengahan bulan Syaban.
"Rasulullah bersabda: Sesungguhnya (rahmat) Allah mendekat kepada hambanya (di malam Nisfu Sya'ban), maka mengampuni orang yang meminta ampunan, kecuali pelacur dan penarik pajak" (HR at Thabrani dalam al-Kabir dan Ibnu 'Adi dari Utsman bin Abi al-'Ash).
5. Penyerahan Buku Catatan Amal Manusia Kepada Allah
Diriwayatkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid, "Wahai Rasulullah aku belum pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Syaban? Rasul menjawab, Itu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan serta banyak orang lalai padanya. Dialah bulan diangkatnya amal kepada rabbil 'alamin (Tuhan Pemelihara alam raya). Aku senang amalku diangkat sedangkan aku dalam keadaan berpuasa," (HR. An Nasa'i).
Amalan Sunah di Malam Nisfu Syaban
1. Membaca Al Quran
Keutamaan membaca Al Quran telah dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadits berikut
عن أَبي أُمامَةَ رضي اللَّه عنهُ قال : سمِعتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « اقْرَؤُا القُرْآنَ فإِنَّهُ يَأْتي يَوْم القيامةِ شَفِيعاً لأصْحابِهِ » رواه مسلم
Artinya: Dari Abu Amamah, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Bacalah Al-Qur'an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat." (HR Muslim).
2. Menunaikan Salat Tahajud
Nabi SAW juga menjelaskan keutamaan ibadah sunnah ini dalam haditsnya, yaitu
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Artinya: "Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah -Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR Muslim).
3. Pengingat untuk Segera Menunaikan Qadha Ramadan
Nisfu Syaban mengindikasikan makin dekatnya kaum muslim dengan Ramadhan. Karena itu utang puasa wajib segera ditunaikan. Kewajiban qadha puasa telah dijelaskan Allah dalam QS Al Baqarah 185
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Arab latin: Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullāha 'alā mā hadākum wa la'allakum tasykurụn
Artinya: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."
Artikel ini telah tayang di detikHikmah. Baca selengkapnya di sini.
(iqk/iqk)