Pabrik Gutta Percha Tjipetir dibangun Belanda pada tahun 1855, pabrik itu berlokasi di wilayah Cipetir, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Blok karet Tjipetir diketahui pernah membuat gempar Eropa pada musim panas 2012 silam.
Tidak hanya itu, area perkebunan yang kini milik PTPN VIII Sukamaju juga dikenal akan keindahannya. Hingga kini, jalan Alternatif Cikidang dikenal dengan pemandangannya yang indah, pohon Gutta Percha atau dikenal dengan nama Karet Oblong oleh warga lokal itu membentang di kiri dan kanan jalan.
Cerita soal keindahan Pabrik Tjipetir itu ternyata pernah sampai ke telinga pengantin baru, putra mahkota Belgia, Pangeran Leopold yang baru menikah dengan Putri Astrid. Ada kisah menarik sekaligus konyol yang dilakukan pihak Belanda saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pabrik Gutta Tjipetir cukup fenomenal pada masanya sehingga menarik pasangan pengantin baru putra mahkota Belgia. Pangeran Leopold pangeran dari Belgia, sementara Astrid adalah putri dari Kerajaan Swedia yang lahir dari pasangan Raja Carl dari Swedia dan Putri Ingeborg dari Kerajaan Denmark," kisah Irman Firmansyah, Ketua Yayasan Dapuran Kipahare, kepada detikJabar, Rabu (15/2/2023).
![]() |
Irman yang juga penulis buku Soekaboemi The Untold Story menukil kisah tersebut dari Bataviaasch nieuwsblaad sebuah koran yang terbit di tahun 1928.
"Astrid dan Leopold pertama kali bertemu selama perjalanan Leopold ke Skandinavia pada musim gugur tahun 1925. Pangeran Leopold dan Putri Astrid melakukan hubungan jarak jauh dan pasangan itu bertukar surat saat mereka berpisah," kata Irman.
"Pada tanggal 21 September 1926, tak lama setelah pembaptisan itu, Putri Astrid dan Pangeran Leopold mengumumkan pertunangan mereka. Tidak lama Pangeran Leopold dan Putri Astrid menikah secara sipil pada 4 November 1926 di Stockholm, Swedia. Enam hari kemudian, keduanya menikah secara agama di Katedral Santo Mikael dan Santa Gudula di Brussels, Belgia," sambungnya.
Pasangan itu diceritakan Irman, kemudian berbulan madu ke Hindia Belanda (Indonesia) pada bulan Januari 1928. Salah satu tujuan mereka adalah Kebun Raya Bogor kemudian ke Pabrik Gutta Percha di Sukabumi.
"Hal ini dilakukan dalam rangka berbulan madu sekalian memenuhi undangan pemerintah Hindia Belanda. Uniknya Koran Bataviaasch Nieuwsblaad membahas berita konyol tentang pencitraan pemerintah Hindia Belanda. Karena jalan menuju Cipetir sebagian rusak maka dibeberapa bagian jalan dibuatlah plang bertuliskan Restorasi Jalan," ungkap Irman.
Akal-akalan Belanda itu kemudian berlanjut dengan mengumpulkan para kuli, agar seolah-olah jalan yang dilintasi pasangan pengantin baru itu sedang dalam perbaikan. Padahal faktanya, jalan tersebut memang dalam keadaan rusak.
"Beberapa kuli juga disuruh pura-pura mengerjakan jalan saat pasangan putra mahkota itu lewat, diharapkan pasangan putra mahkota itu cukup nyaman karena jalan sedang diperbaiki meski agak terganggu," ucap Irman.
![]() |
Setelah pasangan itu pulang, aksi akal-akalan itupun dibubarkan. "Namun sesudah rombongan para tamu itu pulang, para kuli langsung berhenti dan pulang kerumahnya masing-masing," pungkas Irman.
Jalan Cikidang yang dulu dijadikan akses lintasan putra mahkota Belgia itu masih ada hingga kini. Jalan tersebut terbilang mulus karena merupakan akses alternatif menuju Ibu Kota Kabupaten Sukabumi di Palabuhanratu.
Namun, jalan setapak menuju Pabrik Tjipetir hingga kini masih dibiarkan apa adanya, jalan lintasan itu terbilang rusak dan perlu perjuangan ketika menggunakan motor maupun mobil.
(sya/yum)