Lambang centang biru menjadi di platform Instagram menjadi layanan yang paling diburu banyak orang. Layanan ini sekaligus menjadi gengsi bagi seseorang atas profil mereka di aplikasi berbagi foto tersebut.
Namun belakangan, muncul rumor jika Instagram menginginkan layanan centang biru bisa berbayar sebagaimana yang telah diterapkan ala Twitter Blue. Rumor tersebut pertama kali disebarkan oleh Developer dan reverse engineer Alessandro Paluzzi.
Paluzzi sendiri memiliki rekam jejak yang cukup bagus dalam mengungkap fitur baru Instagram jauh sebelum diluncurkan. Ia sebelumnya menemukan fitur untuk menjadwalkan postingan hingga fitur Candid Challenge yang mirip BeReal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekedar diketahui, sistem verifikasi akun di Instagram memang sudah lama dikeluhkan oleh pengguna karena rumit dan terkesan acak. Sejak tahun 2019 Instagram mulai membuka pendaftaran untuk mendapatkan centang biru, tapi sistemnya masih belum berubah.
Saat ini centang biru Instagram hanya bisa didapatkan oleh individu ternama, selebriti, dan brand global padahal banyak kreator kecil yang juga mengizinkan centang biru. Kesulitan ini yang membuat munculnya black market untuk centang biru Instagram.
Twitter sendiri akhir tahun lalu meluncurkan ulang layanan premium Twitter Blue di mana pengguna bisa mendapatkan centang biru dengan berlangganan biaya bulanan.
Dikutip dari detikInet, Paluzzi menemukan cuplikan kode yang merujuk pada 'centang biru berbayar' dan layanan berlangganan premium baru.
Referensi yang sama juga muncul di build terbaru aplikasi Facebook, yang mengindikasikan centang biru berbayar akan dirilis untuk produk Meta lainnya jika pengembangannya dilanjutkan.
Dalam screenshot yang dibagikan kepada TechCrunch, Paluzzi menunjukkan kode "IG_NME_PAID_BLUE_BADGE_IDV" dan "FB_NME_PAID_BLUE_BADGE_IDV" di aplikasi Instagram. Paluzzi mengatakan singkatan "IDV" bisa jadi merujuk pada verifikasi identitas.
Selain itu, Paluzzi mengatakan ia menemukan referensi lain untuk layanan berlangganan baru yang sebelumnya tidak ada. Ia juga menemukan referensi yang sama di salah satu build terbaru aplikasi Facebook.
Meski begitu, Paluzzi menekankan bahwa ia belum menemukan bukti yang kuat di aplikasi Instagram, hanya sekedar baris kode ini saja. Instagram sendiri menolak berkomentar saat dimintai responsnya oleh TechCrunch, seperti dikutip detikINET, Minggu (5/2/2023).
(ral/yum)