Jabar Hari Ini: Puluhan Bayi di RS Bandung Kiwari Dievakuasi

Jabar Hari Ini: Puluhan Bayi di RS Bandung Kiwari Dievakuasi

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 01 Feb 2023 22:00 WIB
Pasien dievakuasi gegara RS Bandung Kiwari terbakar.
Evakuasi pasien di RS Bandung Kiwari, Rabu (1/2/2023) (Foto: Sudirman Wamad)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jabar hari ini, Rabu (1/2/2023). Dari mulai cara Wowon pembunuh berantai yang menebar teror ke TKW hingga kebakaran di RS Bandung Kiwari. Sejumlah bayi di RS Bandung Kiwari dievakuasi saat kebakaran.

Berikut lima pilihan peristiwa di Jabar yang menggemparkan publik pilihan tim detikJabar:

Wowon Tebar Teror ke TKW

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wowon (60) tersangka kasus pembunuhan berantai ternyata kerap menebar teror pada korban aksi penipuan berkedok praktik penggandaan uangnya. Dia membungkam para korban agar tidak melapor dengan mengancam akan mencelakai korban-korbannya yang merupakan para Tenaga Kerja Wanita (TKW).

Hana, TKW korban Wowon, mengungkapkan dia mengenal Wowon dari Siti, TKW asal Garut yang menjadi korban pembunuhan Wowon dengan teman-temannya.

ADVERTISEMENT

"Saya kenal Wowon dari 2017 dari almarhumah Siti. Dia mengajak investasi penggandaan uang. Setelah itu saya komunikasi dengan Wowon. Posisi saya masih bekerja di Arab Saudi saat itu," kata dia, Rabu (1/2/2023).

Kepada Hana, Wowon menjanjikan keuntungan besar dimana ketika pulang semua keinginannya mulai dari rumah, tanah, hingga mobil bisa terbeli jika menginvestasikan uangnya ke Wowon.

"Investasinya seperti apa, saya tidak tahu. Keuntungannya berapa juga tidak tahu. Yang jelas katanya bisa beli apa saja yang saya mau. Makanya saya rutin kirim uang, sampai ditotal mencapai Rp 100 juta," kata Hana.

Hana mengaku awalnya idak menaruh curiga kepada Wowon, namun pada 2021, rekannya Siti tidak bisa dihubungi dan Wowon juga sulit untuk dikonfirmasi terkait uangnya.

"Sejak itu saya rutin menanyakan, karena mulai curiga. Terlebih saat pulang ke Indonesia pada 2022 lalu, saya lebih intens lagi menagih, bahkan sempat menemui Dede yang juga rekan dari Wowon, tapi tidak ada kejelasan," ucap Hana.

Lantaran kerap menagih, Hana mengungkapkan dirinya sempat mendapat ancaman dari Wowon, dimana dirinya akan celaka apabila menceritakan praktik investasi penggandaan uang yang dijalankannya kepada oranglain.

"Bilangnya maneh tong bebeja ka sasaha, lamun bebeja bakal cilaka (kamu jangan bilang ke siapa-siapa, kalau bilang akan celaka). Sejak itu saya jadi takut, mau lapor juga takut. Baru sekarang berani lapor setelah Wowon tertangkap," ucapnya.

Bahkan Hana menyebut dirinya sempat diminta Dede dan Wowon untuk menemui mereka pada akhir Desember lalu. Tetapi karena curiga, dia menolak untuk mendatangi pelaku.

"Saya sudah curiga saya akan jadi korban, atau sampai dibunuh apabila datang ketika diminta itu. Keluarga juga bilangnya sudah jangan datang, takut kenapa-kenapa," ungkapnya.

Senada, Aslem mengaku juga sempat mendapatkan ancaman dari Wowon. Bahkan Aslem terpaksa menuruti untuk tinggal di Cianjur selama berbulan-bulan karena dilarang untuk pulang.

"Iya disuruh jangan pulang, disuruh sabar dulu di Cianjur. Pernah juga diancam akan celaka kalau tidak nurut," ucap dia.

Keduanya saat ini sudah melaporkan kasus penipuan yang dilakukan Wowon berserta Dede dan Solihin ke Mapolres Cianjur.

KBO Reskrim Polres Cianjur Iptu Dadang Warman, mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti pelaporan tersebut. "Sudah laporan resmi tadi malam, ada dua yang melapor yakni Aslem dan Hana, segera kami dalami," pungkasnya.

Tergiur dengan janji manis Wowon yang mengkalim bisa menggandakan uang dan mewujudkan segala yang diinginkan, membuat para koban rela mengirimkan uang hingga jutaan rupiah per bulannya.

Hana, TKW korban Wowon, mengatakan setiap bulan dirinya mengirimkan uang kepada Wowon melalui rekening atas nama tersangka Dede mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 3 juta atau setengah dari gajinya bekerja sebagai TKW di Arab Saudi.

"Saya kirim setengah gaji saya. Saat itu saya berharap benar bisa mewujudkan segala yang diinginkan saat pulang. Apalagi kan teman saya Siti sempat melihat langsung Wowon menggandakan uang, jadi percaya saja, meskipun akhirnya curiga dan ternyata ditipu," kata Hana.

Dia mengaku mengirimkan uang secara rutin setiap bulannya dari 2017 hingga 2021. "Terakhir saya kirim uang pada 2021, setelahnya saya tidak kirim karena curiga. Ditambah ketika ditagih buktinya tidak pernah jelas, selalu membuat beragam alasan. Total kerugian saya sekitar Rp 100 juta," ujar dia.

Sementara itu Aslem, korban lainnya mengatakan selama 6 tahun Aslem mengirimkan hampir seluruh gajinya yang senilai sekitar Rp 5 juta kepada Wowon cs.

"Saya kirimin, pertama dikasih modal Rp 24 juta, itu kita kirim ke dia simpanan katanya kalau kita sukses. Aki Banyu janjiin dapat uangnya Rp 20 miliar. Kalau sukses dapatnya segitu," ujar Aslem sembari menangis.

Aslem pun tertarik hingga menyetorkan uang senilai total Rp 288 juta selama 6 tahun kepada Wowon cs melalui rekening Dede. Terlebih, setelah dia diperlihatkan 'contoh kesuksesan' yang diraih oleh Siti Fatimah, salah satu TKW yang juga korban tewas serial killer Wowon cs.

"Pernah dikasih lihat foto rumah, mobil, katanya 'ini Siti udah sukses sekarang'," ucap Aslem.

Tuntutan Kasus Susur Sungai Maut Ciamis

Sidang kasus susur sungai yang menewaskan 11 siswa MTs Harapan Baru, Cijantung, Ciamis, sampai pada tuntutan. Rofiah, terdakwa dalam kasus tersebut dituntut pidana penjara 5 tahun.

Sidang digelar di Pengadilan Negeri Ciamis, Jawa Barat, Rabu (1/2/2023) siang. Dalam sidang tersebut, Jaksa penuntut umum (JPU) menuntut agar majelis hakim Pengadilan Negeri Ciamis memutuskan, menyatakan terdakwa Rofiah terbukti secara sah dan menyakinkan kesalahan atau kealfaannya.

Itu karena terdakwa menyebabkan orang lain mati, yaitu 11 orang siswa MTs Harapan Baru, Cijantung. Hal tersebut sesuai dengan pasal 359 KUHPidana.

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 5 tahun dikurangi dengan masa penahanan yang telah dijalani dan memerintahkan terdakwa tetap ditahan," ujar JPU dalam sidang.

Di balik tuntutan itu, ada dua pertimbangan JPU. Hal yang memberatkan, akibat kelalaian Terdakwa mengakibatkan banyak korban meninggal dunia yaitu 11 siswa siswi MTs Harapan Baru Cijantung.

"(Sedangkan) hal yang meringankan terdakwa menyesali perbuatannya dan tidak pernah dihukum sebelumnya," ungkap JPU.

Yuliarti, salah seorang JPU, usai sidang menyampaikan beberapa pertimbangan tuntutan tersebut maksimal. Pertama hal yang memberatkan korban meninggal dunia 11 orang. Kemudian belum adanya perdamaian antara keluarga dengan terdakwa.

"Korbannya banyak, 11 orang meninggal dunia. Makanya kita tuntut maksimal. Terlebih dari itu kan pihak keluarga korban sampai terkahir sidang di fakta persidangan menuntut yang seadil adilnya . Belum ada musyawarah mufakat, belum ada perdamaian jadi belum bisa menerima," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, insiden susur sungai yang menewaskan 11 siswa MTs Harapan Baru terjadi pada akhir 2021. Rofiah kemudian ditetapkan sebagai tersangka pada 22 November 2021. Setahun berlalu, Kejaksaan Negeri (Kejari) Ciamis menahan tersangka.

Pada Selasa (22/11/2022), tersangka Rofiah digiring ke mobil tahanan dari ruang pemeriksaan Kejari Ciamis. Menggunakan rompi merah dan tangan diborgol, Rofiah hanya bisa pasrah untuk kemudian dibawa ke Lapas Ciamis.

Terdakwa Rofiah pun mulai menjalani sidang di Pengadilan Negeri Ciamis Jalan Jendral Sudirman, Rabu (7/12/2022) sore.

Dalam surat dakwaan, terdakwa dijerat dengan pasal 359 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun. Akibat perbuatan kelalaian mengakibatkan meninggalnya 11 orang korban.

Pria Kuningan Ajak Kelahi Polisi

Aksi seorang pria di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menyita perhatian warga usai menantang petugas polisi dengan memperagakan gerakan silat. Tindakan nyeleneh itu sempat terekam dalam video amatir warga dan viral di media sosial.

Dari rekaman video berdurasi sekitar 45 detik itu, pria yang belum diketahui identitasnya terlihat menantang petugas yang akan menghampirinya. Uniknya, pria itu tidak merasa takut dan justru menantang balik petugas dengan melakukan gerakan-gerakan silat.

Diketahui kejadian itu terjadi di sebuah minimarket di Jalan Dewi Sartika, Kuningan, Jawa Barat, Selasa (31/1/2023) kemarin. Pria dalam rekaman tersebut diduga pernah memalak pegawai di minimarket tersebut.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu pegawai minimarket bernama Asep Ramdani. Menurutnya, pria ini tiba-tiba datang ke toko tempatnya bekerja dan meminta uang sebesar Rp3 juta.

Pria itu juga sempat mengancam akan membakar minimarket bila tidak memberikan uang yang diminta. Beruntungnya, Asep belum sempat memberikan uang tersebut.

"Tiba-tiba datang ke toko dan meminta uang. Sempat mengancam juga. Pas polisi datang juga dia sempat mengancam dan ngajak ribut ke petugas," ujar Asep saat ditemui, Rabu (1/2/2023) siang.

Sementara Kasi Humas Polres IPDA Endar Kuswanadi membenarkan jika kejadian seorang pria menantang petugas polisi terjadi di Kabupaten Kuningan. Hanya saja, dia belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut apakah pria itu diduga seorang preman atau bukan.

"Setelah saya cek ke Polsek Kuningan benar kejadian di Kuningan. Nanti saya koordinasi dulu ya," ujarnya singkat.

Ortu SD Pocin Datangi Ridwan Kamil

Polemik rencana penggusuran SDN Pondok Cina (Pocin) 1 Kota Depok masih belum usai. Kelompok orang tua siswa SDN Pocin 1, kali ini mendatangi Gedung Sate untuk menyampaikan nota banding administratif ke Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengenai rencana penggusuran tersebut.

Kepada wartawan, kuasa hukum orang tua murid SDN Pocin 1 Francine Widjojo mengatakan, penyampaian nota banding administratif merupakan upaya dari para orang tua lantaran belum adanya itikad dari Wali Kota Depok M Idris. Mereka meminta Ridwan Kamil untuk mengabulkan tuntutannya supaya membatalkan rencana penggusuran SDN Pocin 1.

"Kami menyampaikan banding administratif ke Gubernur Jawa Barat karena tidak ada tanggapan dan itikad baik dari Wali Kota Depok. Harapannya, Gubernur Jawa Barat memenuhi tuntutan kami dan memerintahkan Wali Kota Depok melakukan tanggungjawab dan kewajibannya untuk mengembalikan KBM di SD Pocin 1 seperti semula," kata Francine di Gedung Sate, Rabu (1/2/2023).

Ia menyatakan, Idris hingga sekarang belum memberikan kepastian hukum untuk segera membatalkan rencana penggusuran SDN Pocin 1. Janji Idris untuk berkomunikasi dengan para orang tua dan mengembalikan kondisi SDN Pocin 1 seperti semula juga tidak pernah dilaksanakan.

"Katanya akan dikembalikan ke kondisi semula, tapi sampai sekarang ada beberapa guru belum kembali dan mengajar. Maka kami mengajukan gugatan administratif supaya Gubernur Jawa Barat bisa memerintahkan Wali Kota Depok untuk membatalkan rencana penggusuran SDN Pocin 1," tuturnya.

Para orang tua pun memberikan batas waktu selama 10 hari kerja mengenai gugatan administratif itu. Jika dalam batas waktu yang diminta tidak ditanggapi, mereka berencana menggugat Wali Kota Depok hingga Ridwan Kamil ke PTUN.

"Upaya yang kami lakukan sebetulnya sudah ke Komnas HAM dan Ombudsman, itu masih berproses. Sekarang, kami ajukan gugatan administratif, dan kalau selama 10 hari kerja tidak ditanggapi maka akan dilakukan upaya gugatan PTUN," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Walkot Depok M Idris mengatakan pembangunan masjid di lahan SDN Pondok Cina (Pocin) 1 ditunda. Siswa dibolehkan untuk belajar di SDN Pocin 1.

"Pembangunan Masjid di lokasi SDN Pondok Cina 1 untuk sementara ditunda, sampai dengan seluruh siswa SDN Pondok Cina 1 dapat direlokasi ke satu sekolah yaitu di SDN Pondok Cina 5," kata Idris melalui akun Instagramnya, @idrisashomad, Rabu (14/12/2022).

Dia mengatakan siswa masih bisa belajar di SDN Pocin 1 selama pembangunan ruangan belajar di SDN Pocin 5 belum selesai.

"Bagi siswa SDN Pondok Cina 1 yang masih belajar di lokasi SDN Pondok Cina 1 tetap akan difasilitasi belajar mengajar di lokasi SDN Pondok Cina 1, sampai dengan terbangunnya RKB Baru di SDN Pondok Cina 5 yang dijadikan tempat relokasi," jelasnya.

Kebakaran RS Bandung Kiwari

Puluhan bayi yang dirawat di Ruangan ICU Rumah Sakit Bandung Kiwari yang mengalami kebakaran, Rabu (1/2/2023) dievakuasi. Ada yang dipindahkan ke Ruangan IGD, ada juga yang dirujuk ke rumah sakit lain, salah satunya ke RS Imannuel Bandung.

"Detail pasien kami data, update terus tapi pasien lantai empat sudah semua tertangani di IGD pasien itu ada juga yang memerlukan bantuan pernapasan kami sudah koordinasi dengan RS terdekat," kata Dirut RS Bandung Kiwari Yorisa.

"Sudah ada rujukan sekitar ada sekitar 20 bayi dan ibu ini data detail diupdate terus," tambah Yori sapaan karibnya.

Yori mengungkapkan, penyebab kebakaran ini berasal dari mesin pendingin yang ada di Ruang ICU.

"Jadi sebetulnya ini sumbernya ada asap yang tebal di lantai empat mesin steril udara tapi sudah tertangani, semua kondisinya gelapnya mengepul karena asap tapi semua sudah tertangani di lantai empat seluruh pasien dengan petugas tadi sudah dilakukan evakuasi semuanya sudah berkumpul di titik kumpul di IGD jadi sekarang IGD jadi pelayanan semua pasien di sisir ditelusuri takut ada tertinggal, tapi lantai lain pun di tujuh ke atas kami lakukan evakuasi," ungkapnya.

Karena sudah dinyatakan aman, pasien yang sebelumnya dipindahkan ke Ruang IGD ada yang sudah kembali ke ruangannya masing-masing.

"Sekarang ada beberapa pasien di IGD bisa di ke ataskan kembali atau dirujuk," ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Bandung Yana Mulyana sebut kebakaran diduga disebabkan alat sterilisasi udara. "Alat, jadi steril udara. Dia (alat) berpotensi sebenarnya asapnya saja gitu yang besar. Ya, jadi apinya sih nggak gitu. Satu alat kecil sebetulnya," kata Yana kepada awak media di lokasi kejadian, Rabu (1/2/2023).

Yana mengatakan ukuran alat sterilisasi udara itu tak besar. Namun, ada potensi bahaya dan kepanikan sehingga pasien dievakuasi dan perlu penanganan.

"Alhamdulillah sudah tertangani, pendinginan juga udah selesai. Dan, dicek seluruh area nggak ada potensi api lain," kata Yana.

Kebakaran di RSUD Bandung Kiwari ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, pada April 2022, rumah sakit ini kebakaran tepatnya di lantai lima.

"Kelihatannya mungkin terlalu overheat (terlalu panas) juga ya, mungkin. Tapi tentunya ini jadi bahan evaluasi, evaluasi rumah sakit juga," ucap Yana.

Sekadar diketahui, kebakaran di ruang ICU lantai empat RSUD Bandung Kiwari ini terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. Pasien sempat berhamburan. Pasien di lantai tersebut pun dievakuasi.

Halaman 2 dari 2
(sud/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads