Petugas dari Badan Geologi Kementerian ESDM mengunjungi mata air asin yang berada di Blok Ciseupan, Desa Ciuyah, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Rabu (18/1/2023). Mereka mengunjungi mata air asin tersebut untuk mengecek kualitas air dari mata air tersebut.
Pantauan di lokasi, petugas dari Badan Geologi Kementerian ESDM yang berjumlah 4 orang itu datang dengan membawa alat khusus berupa multimeter kualitas air. Alat itu digunakan dengan cara dicelupkan ke dalam kolam mata air.
Penyelidik Bumi Muda di Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, Badan Geologi Kementerian ESDM, Budi Joko Purnomo memaparkan, kawasan Desa Ciuyah pada masa puluhan bahkan jutaan tahun silam kemungkinan berupa lautan. Kondisi itu, sambung Budi, sama halnya dengan salah satu kawasan yang berada di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti di kawasan Padalarang, Bandung Barat, di sana terdapat batu gamping, batu itu menunjukan bahwa dulunya adalah lautan," ujar Budi.
![]() |
Budi menjelaskan, batugamping di Padalarang menunjukkan dulunya adalah laut, kemudian terangkat menjadi daratan akibat adanya subduksi (pertemuan lempeng kerak bumi) di bagian selatan Pulau Jawa.
"Peristiwa subduksi yang sampai sekarang masih berlangsung tersebut membuat dasar laut menjadi terangkat seperti di Padalarang yang kini berada di ketinggian pada sebuah perbukitan dengan elevasi sekitar 600 meter, padahal dulunya itu laut," terangnya.
Budi melanjutkan, begitu pun dengan kawasan di Desa Ciuyah yang menghadirkan mata air asin.
"Kemungkinan disini juga dulunya terjadi subduksi yang membuat dasar laut menjadi terangkat tapi airnya masih terjebak di situ, lalu kemudian terjadi sedimentasi-sedimentasi yang menimbun air laut tersebut," terang Budi.
"Lama kelamaaan, air laut itu terjebak di kedalaman tertentu, kemudian ada patahan, sehingga reservoir air asin yang ada di sana entah di kedalaman berapa, itu bisa muncul ke permukaan menjadi mata air asin yang terlihat seperti saat ini," papar Budi menambahkan.
Budi menyebut, penemuan sumber air yang memiliki rasa asin banyak ditemukan di daratan pulau Jawa. Pasalnya, di sisi belahan utara dan tengah pulau Jawa dulunya adalah lautan.
Meski demikian, kata Budi, air asin di Desa Ciuyah memiliki keunikannya tersendiri. Hal itu lantaran aliran airnya muncul sebagai mata air.
"Kalau di daerah lain kita harus mengebor di kedalaman tertentu kisaran 50 sampai 100 meter, baru ketemu air asin atau air payau," ujarnya.
Budi menambahkan, mata air asin di Desa Ciuyah tidak dipengaruhi oleh keberadaan Gunung Tampomas.
"Sebelumnya juga pernah ada penelitian dari salah seorang dosen di Bandung, di situ disebutkan bahwa air ini berbeda dengan mata air dari Gunung Tampomas, jadi disimpulkan bahwa air asin di sini itu air laut zaman dulu yang terjebak," tuturnya.
Berita sebelumnya, Sebuah mata air di lahan pesawahan salah seorang warga di Blok Ciseupan, Desa Ciuyah, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang memiliki keistimewaan. Pasalnya mata air tersebut mempunyai rasa asin yang pekat padahal jauh dari pantai atau laut.
Berdasarkan penuturan warga mata air dengan rasa asin di kawasan desa tersebut bukan hanya satu. Tapi ada beberapa sumber mata air yang memiliki rasa asin lainnya.
"Di sini itu ada beberapa lahan sawah warga yang tidak bisa ditanami padi karena di lahan itu mengeluarkan air yang rasanya asin," ungkap Ruminah (63), salah seorang petani kepada detikJabar belum lama ini.
Ia kemudian menunjuk ke arah beberapa petak sawah. Di sana tampak padi yang tumbuh tidak merata.
"Lihat ke petak sawah itu, setengahnya tidak ditumbuhi padi, itu karena tanah di sana mengeluarkan air yang rasanya asin," ujarnya.
Ia sendiri tidak mengetahui sebab atau asal muasal kenapa di sekitar area pesawahannya bisa terdapat sumber mata air dengan kandungan rasanya yang asin.
"Kalau ditanya sebabnya saya sendiri tidak tahu, tapi memang di sini itu banyak sumber mata air asin," ucapnya.
Hal yang sama diutarakan petani lainnya, yaitu Musohanah (54).
"Kalau dihitung, di sini itu kayanya tidak bakal ke hitung ada berapa sumber mata air yang mengeluarkan air asin, tapi kalau sumbernya memang di sana (mata air milik salah seorang petani bernama Uka)," paparnya.
Sekadar diketahui, sumber mata air yang paling dikenal di area tersebut memang milik warga bernama Uka (68). Di sana dibuatkan kolam kecil sebagaimana sumber mata air pada umumnya.
(yum/yum)