Siswa di Kabupaten Cianjur mulai kembali belajar efektif usai libur sekolah. Namun siswa di ratusan sekolah terpaksa belajar di tenda usai ruang kelasnya rusak terdampak gempa bumi.
Salah satunya di SDN Penggerak Citamiang, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet. Ratusan siswa ini belajar di tujuh tenda di halaman sekolah. Meskipun dari luar gedung sekolah tampak masih berdiri, namun di bagian dalamnya, bagian atap jebol dan tembok mengalami retak usai diguncang gempa berkekuatan 5,6 magnitudo.
Pihak sekolah pun terpaksa menggelar kegiatan belajar di tenda yang disiapkan Kemensos dan PMI untuk kegiatan belajar mengajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita menggunakan tenda untuk belajar, karena kalau dipaksakan belajar di kelas terlalu berisiko," ujar Kepala SDN Penggerak Citamiang Mulyanah Sri Mulyati, Senin (9/1/2023).
Tampak para siswa sudah bersiap dan berkumpul di sekitaran sekolah sejak pukul 06.30 WIB. Namun kegiatan belajar baru bisa dilaksanakan pada pukul 07.30 WIB, sebab para guru harus menyiapkan terpal sebagai alas belajar.
Kegiatan belajar diawali dengan pemeriksaan kebersihan tangan, dilanjutkan siswa membawa meja belajar kecil untuk sarana menulis.
Usai masuk tenda, siswa tak langsung diberi materi pembelajaran melainkan diajak menyanyikan lagu dengan lirik yang berisikan cara-cara menyelamatkan diri ketika terjadi gempa.
"Hari ini belajar mulai efektif, tapi tidak langsung belajar formal. Kita utamakan tanya pengalaman mereka selama libur, kemudian diajak bernyanyi agar siswa lebih ceria, baru masuk ke materi pembelajaran," kata dia.
Menurut dia, sekitar 200 siswa di SDN Citamiang sudah bisa menggelar pembelajaran secara penuh dari Senin hingga Sabtu. Sebab pihaknya mendapatkan tujuh tenda darurat yang bisa digunakan siswa dari kelas 1 sampai 6.
Baca juga: Cianjur dalam Kepungan Sesar Aktif |
"Kalau kemarin kita baru punya satu tenda komunal dari Kemensos. Jadinya belajar itu dibagi, efektifnya siswa hanya belajar dua kali dalam sepekan. Kalau sekarang sudah bisa setiap hari, karena tendanya sudah cukup untuk semua kelas. Tapi untuk jam belajar tidak sampai jam 12.30 WIB, namun dari pukul 07.00 WIB sampai 11.00 WIB," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur Akib Ibrahim, mengatakan ada sekitar 304 sekolah di Cianjur yang terdampak gempa sehingga harus menggelar pembelajaran di dalam tenda.
Namun dia berharap dengan segala keterbatasan tersebut siswa bisa belajar dengan efektif dan tetap mengenyam pendidikan secara maksimal.
"Semua sekolah yang terdampak sudah diberi bantuan tenda untuk belajar. Meski dengan keterbatasan, diharapkan semua siswa bisa belajar dengan maksimal. Diharapkan mereka menjadi generasi terbaik di masa depan," pungkasnya.
(dir/dir)