Agar Tahan Gempa, Bangun Rumah Tak Boleh Asal!

Agar Tahan Gempa, Bangun Rumah Tak Boleh Asal!

Dony Indra Ramadhan - detikJabar
Jumat, 09 Des 2022 00:18 WIB
The view of Sarampad village after hit by M 5.6 earthquake in Cianjur, West Java province, on Wednesday, November 23, 2022. The M 5.6 earthquake shook some areas in Cianjur city, on Monday, Nov 21, which was felt in the capital city of Jakarta, and other areas such as Tangerang, Bekasi, Bogor, and Depok, caused at least more than 250 fatalities, and hundreds others were injured, as well as damaging buildings and infrastructure. (Photo by Aditya Irawan/NurPhoto via Getty Images)
Ilustrasi rumah rusak akibat gempa (Foto: Aditya Irawan/NurPhoto/Getty Images)
Bandung -

Gempa bumi kerap menghancurkan bangunan rumah. Solusi agar rumah tahan gempa, pembangunan pun tak boleh asal.

Hal itu diungkapkan Sekjen Ikatan Arsitek Indonesia Zakie Muttaqien. Dia mengatakan saat ini kesadaran masyarakat tentang konstruksi masih minim. Menurut Zakie, konstruksi bangunan perlu sesuai dengan keilmuan dasar arsitektur, Sehingga, kata dia, bangunan yang didirikan cukup kuat terhadap gempa.

"Bahan bangunan sekarang bahannya berat-berat seperti beton, besi dan lain-lain. Nah di sini pentingnya Ilmu arsitektur, bagaimana kontruksi pembesiannya, penyilangan pondasi dan tiangnya, harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan," ujar Zakie dalam keterangannya, Kamis (8/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menuturkan demi pembuatan bangunan yang sesuai dengan wilayah dan lingkungan, perlu sumber daya manusia yang mahir, salah satunya arsitek. Oleh karena itu, kata Zakie, pihaknya mendorong para arsitek untuk lebih memperdalam keilmuan di bidang arsitektur. Termasuk update akan teknologi bahan sesuai kondisi iklim dan lingkungan.

"Kami mengajak rekan-rekan arsitek untuk selalu mengembangkan keilmuan arsitektur, memiliki bukti kompetensi, lisensi dan registrasi," tutur dia.

ADVERTISEMENT

Zakie menambahkan, arsitek perlu memiliki peran aktif di masyarakat. Salah satunya dengan pemahaman akan konstruksi bangunan. Pihaknya juga senantiasa mendampingi masyarakat untuk pembangunan rumah.

"Untuk rumah kecil seperti 6x6 tidak diperlukan biaya, untuk rumah besar juga kalau untuk prototipe tidak ada biaya. Ada yang namanya pengabdian profesi bagi kami, tugas kami hanya membantu agar resiko kehilangan harta dan nyawa bisa diminimalisir." katanya.




(dir/dir)


Hide Ads