Gempa bumi kerap menghancurkan bangunan rumah. Solusi agar rumah tahan gempa, pembangunan pun tak boleh asal.
Hal itu diungkapkan Sekjen Ikatan Arsitek Indonesia Zakie Muttaqien. Dia mengatakan saat ini kesadaran masyarakat tentang konstruksi masih minim. Menurut Zakie, konstruksi bangunan perlu sesuai dengan keilmuan dasar arsitektur, Sehingga, kata dia, bangunan yang didirikan cukup kuat terhadap gempa.
"Bahan bangunan sekarang bahannya berat-berat seperti beton, besi dan lain-lain. Nah di sini pentingnya Ilmu arsitektur, bagaimana kontruksi pembesiannya, penyilangan pondasi dan tiangnya, harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan," ujar Zakie dalam keterangannya, Kamis (8/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan demi pembuatan bangunan yang sesuai dengan wilayah dan lingkungan, perlu sumber daya manusia yang mahir, salah satunya arsitek. Oleh karena itu, kata Zakie, pihaknya mendorong para arsitek untuk lebih memperdalam keilmuan di bidang arsitektur. Termasuk update akan teknologi bahan sesuai kondisi iklim dan lingkungan.
"Kami mengajak rekan-rekan arsitek untuk selalu mengembangkan keilmuan arsitektur, memiliki bukti kompetensi, lisensi dan registrasi," tutur dia.
Zakie menambahkan, arsitek perlu memiliki peran aktif di masyarakat. Salah satunya dengan pemahaman akan konstruksi bangunan. Pihaknya juga senantiasa mendampingi masyarakat untuk pembangunan rumah.
Baca juga: Gempa di Sukabumi, BPBD: Dua Rumah Rusak |
"Untuk rumah kecil seperti 6x6 tidak diperlukan biaya, untuk rumah besar juga kalau untuk prototipe tidak ada biaya. Ada yang namanya pengabdian profesi bagi kami, tugas kami hanya membantu agar resiko kehilangan harta dan nyawa bisa diminimalisir." katanya.
(dir/dir)