27 Warga Pangandaran Terjangkit Leptospirosis

27 Warga Pangandaran Terjangkit Leptospirosis

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Rabu, 07 Des 2022 00:31 WIB
Ilustrasi tikus
Ilustrasi (Foto: Thinkstock).
Pangandaran -

Sebanyak 27 warga di Kabupaten Pangandaran dinyatakan positif Leptospirosis. Mereka yang terkena penyakit tersebut berasal dari Kecamatan Cijulang dan Cimerak.

"Ada sebanyak 27 orang positif Leptospirosis yang berada di Desa Cibanten, Cijulang dan Cimerak," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yadi Sukmayadi kepada detikJabar, Selasa (26/12/2022).

Menurutnya penyakit tersebut ditularkan melalui kencing tikus yang masuk melalui luka pada tubuh manusia yang terbuka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi jika ada luka di bagian kaki kemudian terkena kencing tikus bisa terjangkit virusnya," kata Yadi.

Dia menyebut penyakit tersebut sangat rentan kepada para petani yang berada di sawah. "Karena secara tidak sadar kencing tikus atau hama padi itu mengeluarkan air kencingnya di area persawahan yang tercampur air," katanya.

ADVERTISEMENT

Sehingga kencing tersebut akan menyentuh luka apabila di bagian tubuh terdapat luka yang menganga. Selain itu apabila terjadi banjir ataupun terdapat genangan air. "Jika sedang ada luka maka harus segera dicuci bersih," ucapnya.

Yadi mewanti-wanti jangan anggap remeh penyakit tersebut. Karena jika seseorang terkena virus tersebut bisa menyebabkan flu, demam, sakit kepala, kemudian lemas.

"Apabila tidak ada penanganan yang serius maka bis menyebabkan kerusakan organ tubuh bagian dalam sampai gagal ginjal," katanya.

Menurutnya jika sudah gagal ginjal, maka si penderita harus melakukan cuci darah. Sementara cuci darah memerlukan biaya yang cukup besar.

"Maka lebih mencegah agar tidak adanya penyakit tersebut dengan senantiasa membersihkan luka secepatnya jika ada di bagian tubuh dan selalu menjaga kebersihan lingkungan," katanya.

Saat ini pihaknya sudah sosialisasi terkait penyakit tikus itu kepada para petani dan masyarakat umum. "Karena Kecamatan Cijulang dan Cimerak wilayahnya terdapat banyak lahan pertanian," katanya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Pangandaran Asep Kemal Pasha mengatakan pihaknya sudah membuat jebakan tikus untuk keperluan penelitian penyakit tersebut. "Paling utama kami buat di wilayah Cibanten," katanya.

Menurutnya tikus rumahan atau area got berpotensi menularkan penyakit tersebut.

(mso/mso)


Hide Ads