Berkah Kolang-kaling untuk Warga Desa Pangandaran

Berkah Kolang-kaling untuk Warga Desa Pangandaran

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Rabu, 05 Mar 2025 23:30 WIB
Produksi kolang-kaling di Pangandaran
Produksi kolang-kaling di Pangandaran (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar).
Pangandaran -

Warga di wilayah Desa Panyutran, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran ketiban rezeki dari penjualan kolang-kaling. Apalagi, permintaan kolang kaling di bulan suci Ramadan cukup tinggi.

Dalam sehari warga bisa menghasilkan banyak kolang-kaling yang dipasarkan ke para pedagang atau dijual ke perorangan. Selain pengrajin, warga yang menjadi kuli membersihkan buah tersebut juga turut kecipratan rezeki.

Meski demikian, kondisi pohon penghasil kolang-kaling di wilayah Pangandaran mulai berkurang. Namun untuk di wilayah pegunungan Pangandaran masih banyak ditemukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walaupun jarak kebun pohon kolang-kaling jauh dari pemukiman, bagi warga di desa tersebut sudah terbiasa. Selain membersihkan kolang-kaling warga yang bekerja harus memisahkan atau mencukil buah kolang-kaling dari bijinya.

Setiap orang yang bekerja bisa membersihkan kolang kaling sebanyak 25 kilogram dengan upah Rp 2.000 per kilogramnya. "Biasanya sehari bisa membersihkan kolang kaling dengan mendapatkan upah Rp 25 ribuan," ucap Tumini, salah satu warga setempat, Rabu (5/3/2025).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, setiap Ramadan tidak sulit menjual kolang-kaling karena permintaanya lumayan banyak. "Selain dari pengepul banyak warga berdatangan langsung ke tempat produksi," katanya.

Ia mengaku, kecipratan rezeki dari buah tersebut. Dia memilih untuk bekerja membersihkan kolang-kaling ketimbang hanya diam di rumah. "Itung-itung ngabuburit aja," ucapnya.

Sementara itu, pengrajin kolang-kaling, Warsinem mengatakan, sehari produksi bisa menghasilkan 1 kwintal lebih dibantu oleh pekerja 6 orang dan semuanya tetangga. "Semua yang kerja tetangga rumah, pemberdayaan aja kalo lagi banyak orderan pasti kita manggil," katanya.

Selama Ramadan ini, Warsinem mengaku, banyak mendapat pesanan dari perorangan.

"Perbandingannya setengah-setengah sih karena ada pengepul yang jualan ke pasar ataupun pedagang-pedagang takjil," ucapnya.

Ia bercerita jika saat ini untuk mencari bahan baku sedikit agak kesulitan. "Karena tidak seperti dulu melimpah sekarang sudah banyak pohon yang di tebang," katanya.

Untuk harga kolang-kaling 1 kilogramnya Rp 10.000. Sementara dengan jumlah banyak bisa dikurangi Rp 1.000. Dengan harga tersebut, Warsinem mengaku lebih untung dari hari-hari biasanya. "Kalo pada hari-hari biasa dijual cuman Rp 5-7 ribu per kilogramnya," kata dia.

Untung dari jualan tersebut, menurut dia, lumayan bisa membantu perekonomian keluarga saat Ramadan. "Meski tak pernah menghitung untung bersihnya, alhamdulillah untuk menghidupi keluarga saya sendiri cukup," ucapnya.




(mso/mso)


Hide Ads