Kala Gempa Rusak Ratusan Rumah di Sumedang 1955

Lorong Waktu

Kala Gempa Rusak Ratusan Rumah di Sumedang 1955

Nur Azis - detikJabar
Sabtu, 03 Des 2022 11:00 WIB
Potongan berita gempa Sumedang 1955
Potongan berita gempa Sumedang (istimewa).
Sumedang -

Gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menelan ratusan korban jiwa. Tidak hanya itu sejumlah warga juga harus kehilangan tempat tinggal gegara kuatnya guncangan gempa.

Getaran gempa berkekuatan magnitudo 5,6 tersebut dirasakan hingga Jakarta, Karawang, Sumedang dan kabupaten/kota lain di sekitarnya. Musibah gempa Cianjur telah membuka mata publik akan bahaya gempa yang mengintai khususnya di wilayah Jawa Barat.

Gempa yang menghancurkan atau merusak ratusan rumah juga pernah terjadi di Kabupaten Sumedang pada sekitar 1955. Seperti yang dikabarkan oleh sejumlah surat kabar Hindia Belanda kala itu, salah satunya yakni Algemen Dagblad yang terbit pada Selasa, 16 Agustus 1955.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Een serie aardschokken heeft grote vernielingen aangericht In de plaats Soemedang in West-Java. De eerste van de tien aardschokken werd gevoeld om half elf Zondegochtend en de laatste om negen uur Maandagochtend. Een groet deel van Soemedang, een plaats van 12.400 Inwoners, 32 km ten oosten van Bandoeng, is vernield. Bijna 200 gebouwen werden vernietigd of beschadigd. Er deden zich geen persoonlijke ongelukken voor"

Di sana tertulis bahwa serangkaian gempa bumi terjadi sebanyak 10 kali di Sumedang. Dari rentetan gempa yang terjadi getaran pertama dirasakan pada Minggu sekitar pukul 10.30 pagi. Sementara getaran yang terakhir pada keesokan harinya atau Senin pagi sekitar pukul 09.00 WIB.

ADVERTISEMENT

Akibat gempa itu, sedikitnya 200 bangunan hancur atau rusak. Di sana juga disebutkan bahwa penduduk Sumedang kala itu berjumlah 12.400 jiwa.

Berita dengan judul Ernstige Aardbeving op West (Gempa Parah Terjadi di Barat) tersebut tidak menyebutkan terkait korban manusia.

Hal serupa diberitakan oleh surat kabar Het Vrije Volk yang juga sama terbit pada Selasa 16 Agustus 1955. Dalam beritanya diberi judul Aardbeving op JAVA atau Gempa Bumi di Jawa.

Data terkait kerusakan bangunan disebutkan sedikit detail dalam pemberitaan surat kabar ini. Sedikitnya ada sebanyak 38 bangunan mengalami kerusakan total.

Sementara 133 bangunan termasuk kantor bupati, masjid dan kantor komandan militer ada yang mengalami retakan. Disana juga disebutkan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Menurut seorang penyelidik dari ahli geologi kala itu, gempa yang terjadi diduga disebabkan oleh adanya aktivitas bawah tanah di Gunung Tampomas.

Hal itu sebagaimana yang diberitakan oleh surat kabar Trouw pada Selasa 16 Agustus 1955.

"Geologen, die ter plaatse een onderzoek hebben ingesteld, menen, dat de schokken werden veroorzaakt door de ondergrondse activiteit van de Tampomas, een kleine vulkaan in de nabijheid".

Yang artinya kurang lebih:

"Ahli geologi yang telah melakukan penyelidikan di lokasi percaya bahwa guncangan tersebut disebabkan oleh aktivitas bawah tanah Tampomas, sebuah gunung berapi kecil di dekatnya"

(mso/mso)


Hide Ads