Trans Metro Bandung (TMB) memang belum menjadi primadona. Jumlah penumpangnya masih pasang surut. Ramai saat jam sibuk, sepi saat siang hari.
Saat siang hari, bus yang dikelola Pemkot Bandung ini rupanya kerap mendapatkan tambahan penumpang dari kalangan pelajar. Seperti yang dirasakan TMB koridor lima rute dari Terminal Cicaheum menuju Elang.
Bus ini mendapatkan penumpang saat tiba di Jalan Suniraja Kota Bandung. Sejumlah pelajar dari SMP 4 Pasundan Bandung dan sekolah sekitar menggunakan TMB sebagai mobilitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau soal jadwal mah enak, tidak ada kendala. Tarif juga murah Rp 2 ribu," kata Fadli salah seorang pelajar SMP 4 Pasundan Bandung saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.
Fadli mengaku rutin menggunakan jasa TMB saat pulang sekolah. Sedangkan, saat berangkat sekolah ia menggunakan angkot. Menurut Fadli, fasilitas TMB perlu ditingkatkan.
"Ya kebersihan juga harus jadi perhatian ya. Sama soal halte. Kan nggak semuanya halte itu bagus," ucap Fadli.
Fadli tak hanya saat sekolah menggunakan jasa angkutan umum. Ia juga kerap menggunakan TMB dan angkutan umum lainnya saat berpergian. Musababnya, bisa santai tanpa harus macet-macetan.
"Kalau saya mah soal halte saja yang kurang ya. Kalau waktu tempuh mah sudah enak, tadi saja ketinggalan. Tapi, di belakang ada lagi TMB, jadi tida menunggu lama," ucapnya.
Senada disampaikan Arrafi. Ia juga selalu menggunakan jasa TMB saat pulang sekolah. Menurut Arrafi, waktu tunggu paling lama berkisar setengah jam.
"Pulang kan sekitar jam 11.50 WIB. Tadi nunggu sekitar lima belas menit," ucap Arrafi.
Kondektur TMB koridor dua Wiko P mengamini kondisi angkutan umum pelat merah itu masih belum dilirik masyarakat. "Ya kurang stabil. Belum normal intinya mah, masih naik turun kalau jumlah penumpang mah," kata Wiko saat berbincang dengan detikJabar di Terminal Cicaheum belum lama ini.
Lebih lanjut, Wiko menjelaskan tentang penumpang TMB. Untuk koridor dua, Wiko mengaku setiap dalam satu rit atau pulang pergi, jumlah penumpang hanya mencapai 30 sampai 45 orang. Bahkan,
"Kalau lagi jelek mah tidak sampai segitu. Kalau pagi, sekali tarikan bisa 30 orangan. Sore juga sama. Tapi, jam enam ke atas itu sudah sepi lagi," ucap Wiko.
Wiko mengatakan TMB sejatinya angkutan perkotaan yang murah. Tarif untuk umum hanya Rp 4 ribu. Sedangkan untuk pelajar Rp 2 ribu.
Kondisi Shelter TMB yang Memprihatinkan
Tim detikJabar menelusuri sejumlah shelter TMB di Kota Bandung. Beberapa shelter memang tak memberikan kesan aman dan nyaman. Terlihat kotor dan tidak terawat.
Shelter atau halte yang berada di kantor Bank Indonesia yang berdekatan dengan Balai Kota kondisinya terbilang biasa. Tempat menunggu kedatangan bus ini terbuka. Sayangnya, tak ada apapun informasi apapun di lokasi ini. Misalnya soal rute, jadwal kedatangan bus dan lainnya.
Sementara itu, shelter TMB Lembong terbilang masih aman. Tak ada fasilitas apapun di shelter. Kondisi shelter TMB Lembong ini tak jauh beda dengan yang berada di Jalan Ahmad Yani. Di Jalan Ahmad Yani ada dua shelter, pertama arah menuju Pasar Kosambi, dan satu lagi menuju arah Cicadas. Lokasi keduanya persis di depan Lapangan Persib.
Shelter di Jalan Ahmad Yani ini kondisinya sepi dan tampak kotor. Lantainya berdebu. Tak ada satu orang calon penumpang pun saat detikJabar berkunjung ke dua shelter ini.
Sementara itu, di Jalan Soekarno Hatta salah satu shelter kondisinya sudah rusak. Kacanya sudah pecah. Hal itu dibuktikan dengan adanya satu jendela yang kacanya hanya sebelah dan tidak simetris. Shelter ini berada di dekat perempatan Jalan Soekarno Hatta-Ibrahim Adjie.
Sepanjang Jalan Soekarno menuju arah Cibiru ada beberapa tempat pemberhentian TMB berupa tangga dan penanda yang bertuliskan 'Bus TMB'. Tangga ini digunakan untuk membantu penumpang saat menaiki TMB. Sayangnya, kondisi tempat pemberhentian ini terbilang kurang nyaman. Posisi tangga untuk penumpangnya pun tergeletak sembarangan.
Lokasi pemberhentian TMB atau tempat menaikan dan menurunkan penumpang ini berada di dekat jembatan penyeberangan orang (JPO) Jalan Soekarno Hatta, Kompleks Margahayu Raya. Lokasinya di seberang salah satu supermarket.
Shelter yang dikunjungi detikJabar ini sejatinya kurang memberikan rasa aman dan nyaman. Misalnya, tak ada papan informasi yang jelas soal rute dan jadwal kedatangan bus. Tentunya ini membingungkan bagi penumpang yang pertama kali menjajal TMB. Kendati pun ada aplikasi moovit yang membantu menuntun penumpang untuk melakukan perjalanan menggunakan transportasi umum.
Seperti yang diutarakan Fadli, salah seorang pelajar SMP di Kota Bandung. Fadli selalu menggunakan jasa TMB saat pulang sekolah. Ia menyoroti soal halte atau shelter TMB.
"Ya kebersihan juga harus jadi perhatian ya. Sama soal halte. Kan nggak semuanya halte itu bagus," ucap Fadli.
Senada disampaikan Putri Agustina (25) salah seorang penumpang TMB. Putri mengaku kurang nyaman saat menunggu TMB di shelter. Menurutnya, pemkot harus memperhatikan soal kebersihan dan kenyamanan penumpang saat menunggu kedatangan TMB.
"Orang kan naik angkutan umum itu pengin nyaman ya, tidak macet atau apa. Tapi, nyaman yang lainnya juga harus dipikirkan, misalnya seperti kebersihan di shelter, keamanan di shelter dan lainnya," kata Fitri.
(sud/mso)