Muhammad Ihsan Ismail (27), Warga Desa Citimun, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang mampu membuat software dan komponen pesawat terbang. Namun bukan itu saja, ia pun mampu membuat peralatan berteknologi lainnya.
Sejumlah fakta menarik pun terungkap saat detikJabar mewawancarainya. Berikut 9 fakta menarik tentang Muhamad Ihsan Ismail atau yang biasa dipanggil dengan nama Ihsan saja.
1. Anak dari Orang Tua yang Berpfofesi Sebagai Guru SD
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ihsan terlahir dari pasangan orang tua bernama Juju dan Hodiah yang kedua berprofesi sebagai guru SD di Kabupaten Sumedang.
2. Lulusan Universitas Nurtanio Bandung Ditambah Hobi Baca dan Berselancar di Internet
Ihsan merupakan lulusan S1 jurusan Teknik Elektro di Universitas Nurtanio Bandung pada tahun 2019. Ia kini tengah melanjutkan S2-nya di Universitas Telkom.
Selain di bangku kuliah, Ihsan pun memiliki hobi baca dan berselancar di dunia internet untuk menambah wawasan dan keilmuannya.
""Selain terinspirasi oleh almarhum B.J. Habibie, kesenangan saya membaca buku- buku biografi para founder seperti Nicola Tesla, Mark Zuckerberg, Jeff bezos, Elon Musk menjadikan saya termotivasi untuk menggeluti dalam dunia teknologi pesawat terbang," ungkap Ihsan.
3. Terinspirasi oleh (Alm) B.J Habibie dan Pamannya
B.J Habibie dan pamannya menjadi role model bagi Ihsan hingga ia begitu tertarik mendalami dunia teknologi khususnya tekonologi kedirgantaraan.
Pamannya diketahui sebagai teknisi atau orang yang merawat dan menjaga pesawat tempur jenis Hawk 200 buatan British Aerospace (BAE) milik Indonesia.
"Dari Paman saya itu juga yang bikin saya kenal dunia penerbangan," ujarnya.
4. Pernah Bekerja di Perusahaan Penerbangan Luar Negeri
Selain dari bangku kuliah dan berselancar di internet, ilmu yang didapat Ihsan pun berasal dari pengalamannya saat bekerja di sebuah perusahaan penerbangan luar negeri.
Ihsan ternyata sempat bekerja di Flight Lithuania cabang Indonesia sebagai teknisi avionics di Bandara Soekarno Hatta dari Januari 2020 hingga Juli 2021.
5. Telah Mengantongi Beberapa Lisensi
Dengan keilmuan dan pengalaman yang dimiliki, Ihsan ternyata telah mengantongi beberapa lisensi dalam dunia teknologi pesawat terbang. Diantaranya, lisensi C1(radio& elektronik), C2 ( instrument) dan C4 ( electrical) atau basic license approved (lisensi dasar persetujuan) dari Kementerian Perhubungan.
Dalam dunia pesawat terbang ada sebuah alat bernama air data tester atau alat untuk menguji sistem pitot di pesawat terbang. Alat ini sangat dibutuhkan untuk memastikan tingkat keamanan dari pesawat terbang sebelum dinyatakan laik terbang.
Alat ini harganya mencapai ratusan juta dan konon belum ada yang memproduksinya di Indonesia.
Ihsan menjelaskan bagaimana cara kerja dari alat tersebut. Dikatakannya, air data tester penting digunakan untuk menguji beberapa indikator dari pesawat terbang sebelum pesawat itu dinyatakan laik terbang.
Adapun beberapa indikator yang dapat diukur oleh alat tersebut, diantaranya altimeter yaitu indikator untuk mengukur altitude pesawat (alat untuk mengukur ketinggian pesawat di atas permukaan laut) dan air speed (kecepatan di udara).
"Jadi pesawat terbang itu sebelum tinggal landas harus dicek tingkat keamanan atau kemampuannya, salah satu indikator yang harus adalah altimeter dan air speed melalui lubang pitot static dan pitot probe yang terdapat di bagian samping depan pesawat terbang," terangnya.
Ihsan melanjutkan, alat air data tester buatannya secara garis besar digunakan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan dari pesawat terbang dari sisi kecepatan dan ketinggian sebelum dinyatakan laik terbang.
"Kalau mobil kan karena di darat jadi ketika ada sistem yang rusak bisa berhenti untuk diperbaiki, nah beda dengan pesawat ditesnya itu justru sebelum terbang untuk memastikan bahwa semua sistem di pesawat aman untuk terbang karena jika pesawat ada kesalahan sistem pada saat terbang bisa menyebabkan kecelakaan," terangnya.
7. Mampu Membuat Softwate Pembaca Black Box Pesawat dengan Tampilan Simulasi Kokpit Pesawat
Salah satu yang menarik detikjabar dari produk yang dibuat Ihsan adalah software yang berfungsi untuk menganalisis data black box pesawat terbang. Softwarenya tersebut diklaim mampu membaca sejumlah parameter data pesawat terbang yang direkam black box. Selain itu softwarenya pun mampu menampilkannya ke dalam bentuk simulasi kokpit.
Ihsan menjelaskan, dΓ lam sebuah black box memiliki dua jenis data, yakni Flight Data Recorder (FDR) atau data penerbangan dan Cockpit Voice Recorder (CVR) atau data percakapan antar pilot.
Software yang dibuatnya, lanjut Ihsan, bernama flight data monitoring atau software untuk mensimulasikan data FDR dalam black box pesawat.
"Jadi data penerbangan yang direkam oleh black box dapat dianalisis dengan menggunakan software yang saya buat ini," ungkap Ihsan.
Ihsan mengklaim, software buatannya itu mampu mempermudah proses analisis data dalam black box. Pasalnya melalui softwarenya ini, data yang telah direkam black box dapat disimulasikan ke dalam tampilan layar berbentuk simulasi kokpit.
"Jadi analisis black box yang biasanya hanya berbentuk grafik, lewat software yang saya buat ini dapat ditampilkan ke dalam bentuk layar berupa simulasi kokpit, jadi mempermudah saat proses analisis sebuah black box," terangnya.
Ihsan memaparkan, sortware yang dibuatnya sangat cocok digunakan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
8. Tengah Merancang 2 Unit Drone
Sejumlah perawatan teknologi pesawat terbang berhasil dibuat Ihsan, diantaranya Artificial Horizon Pesawat, Electronics Flight Instrument System, Air Speed, Altimeter, Air Data Test Set, Multy Temperature Tester dan Test Bench Pesawat Hercules di TNI AU.
Selain teknologi pesawat terbang, Ihsan pun mampu membuat sebuah robot selamat datang (robot untuk menyapa tamu) yang kini telah digunakan di Kodim 0610 Sumedang, Dislibang TNI AU dan Kantor Desa Citimun. Selain itu, ia pun kini tengah merancang dua unit drone.
![]() |
9. Tengah Merintis Startup Bernama Hiber Tech
Ihsan diketahui tengah merintis sebuah startup bernama Hiber Tech.
"Hiber Tech sebenarnya sudah mulai dirintis dari 2020, cuma mulai fokus pas resign kerja dari perusahaan asing sejak 1 Agustus 2021 sampai sekarang," ujarnya.
Lantaran masih terhambat dengan permodalan, usaha miliknya pun kini masih bersifat subcont atau rekanan dengan perusahaan lain yang telah memiliki legalitas.
"Belum CV atau bentuk PT, kita masih tahap startup kang, kita masih sistem subcont jadi tender pake legalitas perusahaan rekanan karena kita masih terhambat dana buat legalitas," paparnya.
Hiber Tech yang berdiri kini, selain mengerjakan sebuah proyek juga memiliki workshop sebagai ajang untuk menjaring para pemuda sekitar yang tertarik untuk belajar dasar-dasar tentang pesawat terbang. Kini, sedikitnya sudah ada 6 orang yang tengah belajar di tempatnya itu.
"Wokrshop ini membuka pelatihan kepada pemuda - pemuda Citimun yang mau belajar basic pesawat terbang dan saat ini sedang belajar merakit drone dan juga membuat mesin pengolah makanan bagi UMKM," ucapnya.
"Kita welcome untuk anak muda yang mau belajar dan berkreasi, karena kita bermain di teknologi dan industri kreatif jadi perlu anak-anak muda yang mempunyai imaginasi dan mau mewujudkannya," Ihsan menambahkan.