Ular naga yang ditemukan di kawasan Pegunungan Sanggabuana, Karawang ternyata tidak hanya ditemukan di Pulau Jawa. Ular bernama latin Xenodermus javanicus ini ternyata tersebar luas di Indonesia.
Hal itu dikatakan Amir Hamidy Peneliti Herpetologi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Amir mengatakan ular naga tersebut banyak ditemukan tidak hanya di Pulau Jawa, namun juga tersebar di Sumatera, Kalimantan bahkan hingga Malaysia dan Myanmar.
"Ada di Myanmar, Malaysia kemudian Jawa, Sumatera, Kalimantan jadi sebarannya luas di Indonesia ya," kata Amir, Kamis (3/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amir juga mengungkapkan, ular naga tersebut memang pertama kali ditemukan di Pulau Jawa pada kisaran tahun 1800 silam. Karena itulah, ular tersebut diberi nama Xenodermus javanicus.
Meski begitu, ia menyebutkan jika ular naga bukan dikatakan sebagai ular endemik dari Pulau Jawa. Sebab sejak dulu ular itu nyatanya memang telah ada di banyak tempat.
"Bukan (endemik Jawa) jadi kenapa disebut itu karena pertama kali ditemukan dari Jawa tahun 1800-an lah. Maka pertama ditemukan di Jawa tapi ternyata ada di Sumatera, Borneo (Kalimantan), semenanjung Malaysia dan Myanmar," ucapnya.
![]() |
"Kalau bicara asal itu spesies sudah ada di muka bumi sejak berevolusi, tapi kapan orang menemukan itu tergantung ilmu pengetahuannya. Yang menemukan kan manusia yang kasih nama manusia. Ketika ditemukan pertama kali dari Jawa maka dikasih nama Xenodermus javanicus, tapi ternyata ada di tempat lain," lanjutnya menjelaskan.
Masih kata Amir, ular naga tersebut tidak termasuk dalam spesies yang terancam punah. Namun lantaran habitat aslinya yang semakin sedikit, keberadaan ular itu kian sulit ditemukan.
"Enggak cuma habitatnya yang spesifik dan di Jawa hutan yang masih bagus tinggal di pegunungan saja, sungai masih bagus kan hanya di beberapa taman nasional aja disitu posisinya," ujarnya.
(bba/yum)