Produksi sampah di Kota Bandung mencapai sekitar 1.500 ton per hari. Dari total sampah yang diproduksi itu, sebanyak 44,5 persennya merupakan sampah sisa makanan, atau setara dengan 667,5 ton per hari.
"Betul. Masih (didominasi) sisa makanan. sekitar 44 persenan komposisi sampah sisa makanan itu," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Dudi Prayudi saat dihubungi detikJabar, Selasa (1/11/2022).
Sementara itu, dalam rilis Humas Pemkot Bandung, dari 1.500 produksi sampah harian di Kota Bandung, sampah sisa makanan di Kota Bandung mencapai 44,5 persen. Kemudian, sampah plastik sebesar 16,7 persen. Sampah karton sebesar 13,2 persen. Kemudian, sampah kain sebesar 4,75 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dudi mengingatkan tentang kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah. Menurutnya, masyarakat harus aktif dalam merealisasikan gerakan Kang Pisman (kurangi, pisahkan dan manfaatkan sampah). Selain itu, Dudi menegaskan upaya yang bisa menekan produksi sampah sisa makanan di Bandung adalah dengan gerakan lodong sesa dapur (Loseda).
Loseda ini merupakan gerakan yang mengajak masyarakat memanfaatkan makanan sisa dijadikan kompos. Makanan sisa itu dimasukkan ke dalam pipa yang kemudian diletakan di pekarangan rumah.
"Insya Allah itu mengurangi sampah sisa makanan. Nanti sampah sisa makanan itu akan menjadi kompos. Kompos bisa untuk pupuk, bisa dikirim ke taman-taman yang ada di Kota Bandung," ujar Dudi.
DLHK mengaku menyiapkan bantuan pipa untuk gerakan Loseda. "Kalau ada pengajuan (pipa), kita kirimkan. Tapi, bisa juga mereka swadaya. Tinggal ditanamkan ke tanah," kata Dudi.
Antisipasi Krisis Pangan
Kampanye tentang sampah makanan ini juga digaungkan Pemkot Bandung dengan bekerja sama sejumlah pihak, seperti organisasi, pengusaha makanan dan lainnya. Pemkot merespons isu tentang ancaman krisis pangan.
Berdasarkan kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama sejumlah lembaga mengenai hasil studi komprehensif, terkait Sampang makanan atau food waste pada 2021 menyebutkan, sampah makanan yang terbuang di Indonesia sejak 2000 hingga 2019 mencapai 23 hingga 48 juta ton per hari. Angka itu setara dengan 115 hingga 184 kilogram per kapita setiap tahunnya.
Kota Bandung merupakan daerah yang kebutuhan pangannya sebesar 97 persen disuplai dari lua daerah. Sampah makanan pun meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
"Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menghargai makanan, melakukan pembelian makanan yang terlalu banyak, atau penyiapan porsi makanan yang terlalu banyak pada suatu acara, yang tidak sebanding dengan konsumsi makanan merupakan salah satu faktor dari sekian banyak persoalan food waste (sampah makanan)," ucap Kepala DKPP Kota Bandung Gin Gin Ginanjar dalam keterangan yang diterima detikJabar.
Gin Gin menerangkan upaya sederhana yang dapat dilakukan dalam mencegah food waste di antaranya menghargai makanan, mengambil makanan secukupnya dan menghabiskan merupakan salah satu upaya yang mudah untuk dilakukan.
"Kampanye yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung ini bertujuan untuk mengurangi food waste atau makanan yang terbuang," kata Gin Gin.
Sekadar diketahui, Pemkot Bandung bersama menggandeng sejumlah pihak kampanye food waste. Hal ini dilakukan menjelang Hari Pangan Dunia pada 9 November.
(sud/mso)