Aksi demonstrasi penolakan pengesahan rancangan Undang-undang TNI di Gedung DPRD Jawa Barat berakhir ricuh. Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyayangkan kejadian itu bisa terjadi.
Orang nomor satu di Kota Bandung ini menduga, jika demo itu disusupi oleh oknum yang sengaja ingin mengacaukan situasi.
"Dari hasil laporan yang kami terima demo (berakhir ricuh) diduga karena ada kelompok anarkis yang menungganginya. Rupanya ini memang ekspresi ketidakpuasan kesepakatan demo yang dibubarkan," kata Farhan di Bandung, Selasa (22/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini jadi salah satu pekerjaan rumah kita di bidang keamanan dan ketertiban memastikan bahwa setiap demo itu tidak kemudian dijadikan sebagai event dan momen bagi orang-orang yang melampiaskan ketidakpuasan dan merugikan orang lain," tuturnya menambahkan.
Farhan mengungkapkan, jika dirinya tidak pernah anti unjuk rasa dan pihaknya juga tidak pernah mendorong adanya kekerasan.
"Itu sebabnya ketika ada kelompok yang lakukan tindak anarkis malah ekpresi demokrasinya rusak, mau tidak mau hukum harus ditegakkan," ujarnya.
Farhan mengatakan, kebebasan demokrasi harus dikawal dan jika ada yang melawan hukum harus ditindak.
"Pemerintah kota bersama aparat akan mengawal setiap unjuk rasa sebagai bentuk kebebasan ekspresi yang dijamin Undang-undang dan kami akan menindak tegas bentuk anarkisme yang menumpangi kebebasan demokrasi. Kalau dibiarkan anarkisme ini akan merusak esensi demokrasi yang disuarakan kebebasan berekspresi para mahasiswa kita yang kita tahu berjuang dengan murni," tegasnya.
"Kami bersama seluruh aparat hukum, berdiri di atas hukum dan atas nama hukum," tambahnya.
Terkait perusakan fasilitas umum hingga pembakaran gedung bank swasta, Farhan sangat menyayangkan kejadian itu.
"Pokoknya kita sangat menyayangkan banyak sekali fasilitas umum dan fasilitas bank swasta yang rusak sudah jadi kewajiban kami untuk berikan rasa aman sepenuhnya di kota bandung dan siapapun yang memiliki usaha atau bisnis di Kota Bandung, harus memiliki kepastian hukum dan berusaha," tuturnya.
Farhan berpesan jika mahasiswa akan menggelar demo serupa, agar digelar dengan tidak merusak fasilitas umum dan antisipasi kelompok anarkis.
"Kalau ada demo lagi sebaiknya jangan membiarkan kelompok pendemo terlalu terbuka, jaga dengan baik jangan sampai disusupi kelompok anarkis," pungkasnya.
(wip/dir)