Angka kecelakaan di Indonesia cukup tinggi. Salah satu penyebabnya karena minimnya kesadaran lalu lintas dari para pengendara. Pemkot Bandung pun meluncurkan program Sadar Lalu Lintas Usia Dini (Salud).
Menurut data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kecelakaan lalu lintas pada 2021 mencapai 103.645 kejadian. Naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 100.028 kejadian. Pelanggaran lalu lintas juga masih terbilang tinggi.
Untuk di Kota Bandung, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pelanggaran lalu lintas di Kota Bandung didominasi usai 17 tahun ke bawah pada 2021, yakni mencapai 758.906 pelanggaran. Sedangkan, usia 17-27 berada di urutan kedua, yakni pelanggaran lalu lintasnya mencapai 16.424. Usia 28-50 tahun mencapai 381 pelanggaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bunda PAUD Kota Bandung Yunimar Mulyana mengatakan, edukasi sejak dini sangat penting sebagai pondasi kesadaran masyarakat untuk disiplin lalu lintas. Pihaknya akan menyasar sekitar 1.800 PAUD untuk edukasi kesadaran lalu lintas.
"Tadi disampaikan bahwa kecelakaan lalu lintas tinggi. Semoga adanya program ini bisa kurangi angka kecelakaan. Kita ini sedang membangun peradaban, agar masing-masing pengguna jalan bisa saling menjaga keselamatan. Ini yang kita tanamkan sejak dini," kata Yunimar yang juga istri Wali Kota Bandung itu saat menghadiri peluncuran buku Salud, Rabu (21/9/2022).
Lebih lanjut Yunimar mengatakan, program Salud akan menyasar anak-anak usai enam hingga delapan tahun. Pihaknya kerja sama dengan Dishub dan Disdik Kota Bandung.
"Anak-anak itu mudah paham, mudah mengingat. Mudah-mudahan dengan edukasi ini, anak-anak ini bisa berkendara dengan disiplin. Untuk metode pembelajaran, nanti kita koordinasi dengan Disdik," kata Yunimar.
Selain meminimalisir angka kecelakaan, Salud juga punya misi kurangi kemacetan. Yunimar yang juga didapuk sebagai Bunda Salud Kota Bandung itu mengatakan salah satu penyebab kemacetan adalah minimnya kesadaran berlalu lintas. Masih banyak pengendara yang tak disiplin menaati rambu-rambu lalu lintas. Kondisi demikian mengakibatkan arus lalu lintas semrawut. Kemacetan pun tak terhindarkan.
"Ke depan mereka akan bisa toleran dengan pengguna jalan yang lain. Sehingga berkontribusi mengurangi kemacetan. Bandung itu saat akhir pekan macetnya luar biasa. Kalau lalu lintasnya baik, kemacetan dan kecelakaan bisa diminimalisir," kata Yunimar.
Sementara itu, Kepala Dishub Kota Bandung Dadang Darmawan mengatakan ada empat faktor penyebab kemacetan, yakni efektivitas rambu lalu lintas, penggunaan badan jalan, volume kendaraan dan disiplin lalu lintas. Program yang diluncurkan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan disiplin lalu lintas.
"Karena bicara kemacetan itu kumpulan berbagai masalah. Dan, salah satunya adalah masalah disiplin pengguna jalan," ucap Dadang.
Dadang juga berharap Salud bisa menjadi program yang meminimalisir angka kecelakaan. Dadang menyebut dari pemaparan Bunda Salud Indonesia, kecelakaan lalu lintas di Indonesia tertinggi di ASEAN dan urutan kesembilan di dunia.
"Semoga ke depan budaya sadar lalu lintas makin tinggi," katanya.
(sud/iqk)