Sejumlah nelayan perahu kecil di perairan Ujunggenteng, Kabupaten Sukabumi memilih melepas jangkar usai berhadapan dengan gelombang tinggi di perairan mereka. Ketinggian gelombang disebut mencapai 5 meter di laut lepas.
"Hampir seminggu nelayan yang operasi di tengah barusan pulang, karena kondisinya gelombang tinggi dan angin kencang. Ketinggian (gelombang) di atas 5 meter, kalau sudah gelombang tinggi di atas 5 meter pada pulang nelayan," kata Asep Jeka, tokoh nelayan Ujunggenteng kepada detikJabar, Senin (19/9/2022).
Menurut Asep, nelayan masih sanggup mengarungi lautan meskipun ketinggian gelombang mencapai 3 hingga 4 meter. Namun karena dibarengi angin kencang, gelombang di perairan lepas semakin bertambah ganas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau masih 3 meter 4 meter ketinggian gelombang nelayan masih sanggup melaut, tapi kalau sudah ditambah angin kencang dan hujan ya sudah. Kalaupun dilanjut juga membahayakan, akhirnya pada pulang mereka," ujar Asep.
"Kalau untuk perahu kecil katimbleg (terkena hantaman ombak), ombak sudah masuk perahu artinya sudah ekstrim. Kalau ombak dengan angin kan pecah ombaknya tambah besar gelombangnya," sambung dia.
Asep mengatakan sudah ada dua perahu nelayan yang terkena hantaman gelombang dan terbalik. Beruntung nelayannya selamat sementara perahunya mengalami kerusakan.
"Kemarin ada dua perahu, nelayannya selamat karena ditolong nelayan lain sementara perahunya rusak. Pilihan saat ini ya nelayan istirahat menunggu cuaca bagus, sampai cuaca ekstrim berhenti. Hampir 80 persen saat ini nelayan perahu kecil libur," pungkasnya.
Sebelumnya, pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan pengumuman mengenai peringatan dini terjadinya gelombang tinggi di wilayah perairan pantai selatan Jawa Barat (Jabar).
Dari keterangan yang diterima detikJabar Senin (19/9/2022), BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung memperingatkan bahwa gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter berpotensi terjadi di perairan Samudera Hindia Selatan atau pantai selatan Jawa.
Dalam keterangannya, BMKG juga menjelaskan soal kecepatan angin. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Tenggara Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.
Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan, dominan bergerak dari Timur Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5 - 25 knot.
Adapun kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Barat Lampung, Selat Sunda, Perairan Selatan Jawa, Laut Jawa, Laut Banda, dan Laut Arafuru.
Peringatan dini gelombang tinggi di wilayah perairan pantai selatan Jawa itu berlaku mulai 19 September 2022 pukul 07.00 WIB sampai dengan 20 September 2022 pukul 07.00 WIB.
(sya/yum)