Jejak Kehidupan Hewan Purba di Sumedang

Round-Up

Jejak Kehidupan Hewan Purba di Sumedang

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 17 Jun 2022 06:30 WIB
Fosil diduga kura-kura purba.
Fosil diduga kura-kura purba di Sumedang (Foto: Nur Azis/detikJabar).
Bandung -

Fosil satwa purba ditemukan di Kabupaten Sumedang, Jabar. Ada dua fosil yang ditemukan, yakni kura-kura dan buaya.

Penemuan fosil ini menggemparkan masyarakat. Kedua fosil ditemukan di lokasi yang sama, yakni di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang.

Kura-kura Purba

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Sumedang Bambang Riyanto mengatakan pihaknya kembali melakukan proses ekskavasi terkait adanya temuan fosil binatang purba di Desa Jembarwangi. Proses ekskavasi dilakukan selama 10 hari dan sudah dimulai sejak 13 Juni 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ekskavasi akan dilakukan selama 10 hari, sekarang memasuki hari ketiga," ungkap Bambang kepada detikJabar, Kamis (16/6/2022).

Bambang menyebut, tim yang diterjunkan dalam proses ekskavasi kali ini, yakni tim dari Bidang Kebudayaan Sumedang bersama peneliti arkeologi dari BRIN Bandung dan peneliti dari Kementerian ESDM.

ADVERTISEMENT

"Total yang terlibat dengan warga masyarakat ada sekitar 15 orang," ujarnya.

Dalam proses ekskavasi kali ini, sejumlah fosil berhasil ditemukan, salah satunya diperkirakan fosil kura-kura purba. "Selain itu ada juga fosil serupa gigi geraham sapi, fosil gigi buaya dan kepingan-kepingan fosil lainnya," terangnya.

Menurut Bambang fosil-fosil tersebut ditemukan di sebuah perbukitan yang cukup jauh dengan pemukiman warga. Fosil ditemukan pada kedalaman sekitar 20-30 sentimeter dari permukaan tanah.

"Bahkan ada sebagian fosil yang ditemukan di permukaan tanah lantaran tergerus oleh aliran air hujan dipermukaan tanah,"paparnya.

Bambang memaparkan fosil yang ditemukan sejauh ini baru sebatas fosil binatang purba. Sementara untuk kemungkinan adanya fosil manusia purba masih dalam pencarian.

"Untuk fosil manusia purba sedang kami lakukan pendalaman dan pencarian," ucapnya.

Dia menambahkan pihaknya masih akan terus berkoordinasi bersama pihak-pihak terkait serta akan terus melakukan ekskavasi terkait temuan fosil tersebut.

"Dengan temuan fosil ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan dari Disparbudpora Sumedang Budi Akbar menjelaskan, dari proses ekskavasi yang dilakukan di dua titik, salah satunya ekskavasi untuk fosil yang diperkirakan berupa kura-kura purba.

"Kami masih butuh peneliti arkeologi khusus untuk fosil binatang purba sejenis kura-kura karena di salah satu titik ekskavasi itu diperkirakan fosil kura-kura purba," papar Budi kepada detikJabar.

Budi menambahkan, fosil tersebut diperkirakan fosil kura-kura darat yang hidup pada zaman pleistosen (1.808.000-11.500 tahun lalu) dan fosil tersebut menjadi unik lantaran temuan ini baru di Sumedang untuk di wilayah Jawa Barat.

"Temuan fosil ini unik lantaran sangat purba," ucapnya.

Wujud Fosil

Salah seorang tim peneliti, Anton Ferdiyanto mengatakan, fosil kura-kura itu pertama kali ditemukan warga. Fosil tersebut ditemukan warga lantaran sudah tampak di permukaan tanah.

"Fosil kura-kura itu memang sudah terlihat dari permukaan tanah, warga kemudian melaporkan temuannya itu ke kantor desa kemudian dilanjutkan ke Disparbudpora Sumedang, lalu kita sama-sama tindak lanjuti," ungkap Anton kepada detikJabar di lokasi ekskavasi, Kamis (16/6/2022).

Anton menyebut, temuan fosil kura-kura ini cukup unik lantaran ditemukan dalam keadaan utuh dengan diameter sekitar 80 centimeter. Kondisi temuan utuh seperti ini merupakan temuan pertama untuk di wilayah Jawa bagian barat.

"Temuan fosil kura-kura dalam kondisi utuh seperti di Jembawangi ini pernah ditemukan juga di Jawa bagian timur, kalau di Jawa Barat sendiri baru di sini di Jembarwangi," terangnya.

Anton menjelaskan, fosil kura-kura yang ditemukan diperkirakan berusia jutaan tahun lalu atau pada zaman pleitosen. Kendati demikian untuk lebih memastikan terkait fosil tersebut masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

"Berikut untuk mengetahui jenis kura-kuranya apakah kura-kura darat atau kura-kura air," terangnya.

Dari pantauan detikjabar di lokasi, tim ekskavasi yang terdiri dari petugas Bidang Kebudayaan Sumedang, peneliti arkeologi BRIN Bandung, peneliti Kementerian ESDM beserta warga masih terus berupaya mengangkat fosil-fosil yang masih tertanam di permukaan tanah.

Buaya Purba

Proses ekskavasi fosil binatang purba berupa kura-kura dan buaya masih terus dilakukan di Blok Leuwiumbar, Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang.

Pantauan detikJabar di lokasi, tim ekskavasi yang terdiri dari petugas Bidang Kebudayaan Sumedang, peneliti arkeologi BRIN Bandung, peneliti Kementerian ESDM beserta warga masih terus berupaya mengangkat fosil-fosil yang masih tertanam di permukaan tanah.

Ekskavasi dilakukan di dua titik yang saling berdekatan atau berjarak sekitar 20 meter. Titik pertama merupakan lokasi tempat ditemukannya fosil kura-kura. Sementara lokasi kedua merupakan tempat ditemukanya fosil buaya.

Salah seorang tim peneliti, Anton Ferdiyanto mengatakan, kedua fosil ini pertama kali ditemukan warga. Khusus fosil kura-kura ditemukan warga lantaran sudah tampak di permukaan tanah.

"Fosil kura-kura itu memang sudah terlihat dari permukaan tanah, warga kemudian melaporkan temuannya itu ke kantor desa, kemudian dilanjutkan ke Disparbudpora Sumedang, lalu kita sama-sama tindaklanjuti," ungkap Anton kepada detikJabar di lokasi ekskavasi, Kamis (16/6/2022).

Anton menyebut, fosil kura-kura dan buaya diperkirakan berusia jutaan tahun lalu atau pada zaman pleistosen. Namun untuk lebih memastikan fosil tersebut masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, termasuk untuk mengetahui jenisnya apakah kura-kura darat atau kura-kura air.

"Begitu pun dengan buaya, nantinya dalam penelitian lebih lanjut bisa diketahui masuknya kepada spesies buaya jenis apa," terangnya.

Anton menyebut, temuan fosil kura-kura ini cukup unik lantaran ditemukan dalam keadaan utuh dengan diameter sekitar 80 centimeter. Kondisi temuan utuh seperti ini merupakan temuan pertama untuk di wilayah Jawa bagian barat.

"Temuan fosil kura-kura dalam kondisi utuh seperti di Jembawangi ini pernah ditemukan juga di Jawa bagian timur, kalau di Jawa Barat sendiri baru di sini, di Jembarwangi," terangnya.

Sementara untuk fosil buaya, ditemukan dalam kondisi berupa kepingan-kepingan atau fragmen-fragmen kecil. Di antaranya bagian gigi, kepingan kulit, dan bagian lainnya.

"Fosil buaya yang ditemukan diperkirakan jenis crocodylus. Kita menemukan giginya, terus kulit bagian punggung dan bagian kepingan-kepingan lainnya," jelasnya.

Berdasarkan pengalamannya selama melakukan penelitian di Desa Jembarwangi atau dari mulai sejak 2016, ia telah melakukan ekskavasi sejumlah fosil binatang purba yang hidup antara sekitar tahun 800 sampai 1,2 juta tahun lalu.

Di antaranya ada fosil binatang sejenis sapi, buaya, stegodon (gajah purba), badak, kera, babi, dan fauna lainnya.

"Intinya di Desa jembarwangi ini pada zaman sekitar 800 sampai 1,2 juta tahun lalu telah banyak dihuni oleh beragam jenis fauna lainnya," paparnya.

Anton menjelaskan, jika dilakukan rekontruksi lingkungan ke masa lalu di lokasi tempat ditemukannya fosil-fosil, dulunya lokasi tersebut terdiri dari laut dangkal, rawa-rawa, aliran sungai, dan daratan luas.

"Jadi fauna-fauna banyak tinggal di sini lantaran ada aliran sungainya, ada hutannya yang terbuka serta daratan yang luas," ujarnya.

Sebagai arkeolog, Anton memiliki tujuan akhir berupa kemungkinan menemukan fosil manusia purba di kawasan Jembarwangi. Hal itu bukan tanpa alasan, pasalnya perkakas berbahan batu yang dipakai manusia purba pada zaman itu sudah berhasil ditemukan sebelumnya

"Cuma karena kemungkinan faunanya lebih banyak yang dulu hidup disini dibandingkan dengan manusia purba, jadi sangat sulit untuk menemukan fosilnya," ucapnya.

(sud/mso)


Hide Ads