Perintis Tentara Republik Indonesia, begitulah judul buku yang ditulis Iip D Yahya. Buku ini menceritakan kiprah Oto Iskandar di Nata yang menurut dia merupakan salah satu perintis dari hadirnya tentara di Indonesia.
Buku 'Oto Iskandar di Nata Perintis Tentara Republik Indonesia' tersebut diperkenalkan pertama kali di hadapan para tokoh Sunda di Aula Mandalasaba Gedung Paguyuban, Kota Bandung, Sabtu (4/6/2022).
"Jadi ini adalah buku kedua saya tentang Oto Iskandar di Nata sejak saya meneliti data beliau sejak 2003," kata Iip kepada detikJabar seusai launching.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria kelahiran Tasikmalaya 17 Juli 1970 ini menceritakan, sejak meneliti data tentang Oto Iskandar di Nata, dirinya menemukan fakta jika Oto merupakan salah seorang perintis dari terbentuknya tentara di Indonesia.
Iip menjelaskan, pada 5 Oktober 1945, Badan Keamanan Rakyat (BKR) resmi diganti menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada saat masih bernama BKR, Oto Iskandar di Nata menjabat sebagai Menteri Negara di kabinet pertama.
Ia bertugas mempersiapkan terbentuknya BKR dari laskar-laskar rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Menurut data yang ada, tanggal 5 oktober 1945 itu adalah pergantian dari Badan Keamanan Rakyat ke Tentara Keamanan Rakyat. Berarti sejak Indonesia merdeka, kekuasaan atas tentara yang waktu itu sudah terbentuk pada masa Jepang berarti 23 Agustus sampai 5 oktober 1945 itu masih dibawah Pa Oto," ungkapnya.
"Sehingga menurut saya kuat sekali kalau disebutkan bahwa Pa Oto adalah salah satu perintis tentara nasional Indonesia atau saya dalam judul buku Tentara Republik Indonesia," tambahnya.
![]() |
Buku Oto Iskandar di Nata Perintis Tentara Republik Indonesia, menurutnya ditulis dengan data primer yang tidak mudah dibantah. Sebagai penulis, Iip mengakui tulisan pada bukunya itu tidak ramah untuk pembaca kalangan muda.
Selain ukuran font yang relatif besar dari buku pada umumnya, data yang disajikan dalam buku tersebut juga bertumpuk. Sehingga menurutnya buku itu lebih pas disajikan untuk pembaca dewasa.
"Ini memang agak melelahkan, tapi dengan satu tujuan, saya ingin meyakinkan betul bahwa Pak Oto punya jasa dalam proses pendirian Tentara Nasional Indonesia," tegasnya.
Namun menurutnya tidak menutup kemungkinan kedepan akan ada buku terbitan baru hasil revisi. Sehingga bisa memudahkan semua kalangan untuk memahami dari isi buku tersebut.
"Mudah-mudahan dengan banyak masukan bisa direvisi dengan bahasa yang mudah yang lebih friendly dengan pembaca muda" tutup Iip.
(bba/ors)