Hasil assesment itu dipaparkan dalam rapat koordinasi penanggulangan bencana yang digelar Pemkab Sumedang bersama institusi lainnya di Gedung Negara, Senin (9/5/2022) kemarin. Rapat tersebut memakan waktu 4 jam hingga berakhir pukul 18.00 WIB.
Seusai rapat, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir memaparkan kepada wartawan hasil assesment timnya di lapangan bahwa banjir bandang lebih dikarenakan curah hujan tinggi dengan durasi lama.
"Hasil kajian tim assesment kami, banjir bandang lebih disebabkan oleh curah hujan tinggi dengan durasi cukup lama," terang Dony, Selasa (10/5/2022).
Dony menjelaskan daerah aliran sungai (DAS) Cipancar berasal dari tiga hulu aliran sungai. Pertama Sungai Citengah dan Sungai Citundun yang berhulu di Wilayah Kecamatan Cimanggung atau tepatnya di sekitaran Cigumentong. Kemudian Sungai Cihonje yang berhulu di Kawasan Margawindu, Cigorobog dan Cisoka.
"Ketiga aliran sungai itu menyatu di satu titik, yakni DAS Cipancar atau Sungai Cihonje," ucapnya
Selain curah hujan tinggi, Dony menyebut, tim assesment menemukan bahwa banjir bandang disinyalir juga lantaran adanya longsoran di hulu Sungai Citengah dan hulu Sungai Cihonje.
"Dari hasil penelusuran lapangan, di hulu Sungai Citengah 10 kilometer ke arah Cimanggung ke Taman Buru Masigit Kareumbi itu ada longsoran dan pohon tumbang sehingga menghalangi aliran sungai, begitu pun di hulu Sungai Cihonje juga ada longsoran dan pohon tumbang," ungkap Dony.
Berdasarkan hasil temuannya itu, kata Dony, banjir bandang yang telah terjadi juga lantaran adanya longsoran-longsoran di hulu sungai.
"Banjir kemarin lebih dikarenakan hujan sangat lebat dengan durasi lama, sehingga run off air yang banyak itu tertahan karena adanya longsoran, air yang tertahan pada akhirnya menjebol longsoran sehingga terjadi banjir bandang," paparnya.
Dony mengatakan Pemda Sumedang pun sepakat untuk terus melakukan penghijaun di kawasan hulu sungai termasuk kawasan Margawindu.
"Kami sepakat untuk menghijaukan daerah-daerah tersebut (hulu sungai)," ujar Dony.
Terkait kawasan Margawindu, Dony menyebut bahwa kawasan Margawindu yang merupakan area perkebunan teh dan menjadi salah satu kawasan hulu sungai Cihonje itu, adalah berstatus tanah negara bebas. Terkait hal itu, pihaknya telah mengajukan hak pengelolaan lahan (HPL) agar memiliki payung hukum untuk menata dan menertibkan kawasan tersebut.
"Pemda sejak 2020 mengajukan HPL supaya ada payung hukum untuk menata dan menertibkan. Di sana sudah ada penggarapnya, sekitar 300 orang lebih. Di sisi lain, masyarakat penggarap pun mengajukan untuk proses redistribusi lahan," katanya.
Berita sebelumnya, seorang anak perempuan dilaporkan hanyut terbawa arus sungai saat banjir bandang menerjang sungai Citengah dan Cihonje di Kawasan Wisata Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Rabu (4/5/2022) sore.
Anak tersebut hanyut saat sedang berwisata bersama keluarganya di kawasan tersebut. Berdasarkan data dari BPBD Sumedang, Anak itu bernama Aira Dwi Rahmayuda (13), Warga Karangasem, Kabupaten Indramayu.
Banjir bandang di sungai Citengah yang bersambung ke sungai Cihonje sendiri terjadi saat hujan deras dengan intensitas cukup lama mengguyur kawasan tersebut pada Rabu (4/5/2022) sore hari. (mso/mso)