Miris! Mikroplastik Cemari Sungai Ciwulan Tasikmalaya

Miris! Mikroplastik Cemari Sungai Ciwulan Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Senin, 04 Apr 2022 03:30 WIB
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) sedang melakukan deteksi kondisi sungai Ciwulan.
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) sedang melakukan deteksi kondisi Sungai Ciwulan (Foto: Istimewa).
Tasikmalaya - Pencemaran ungai Ciwulan yang membentang dari Garut hingga Kabupaten Tasikmalaya dipandang sudah mengkhawatirkan. Selain airnya mengandung logam berat, timbulan sampah di sungai sepanjang 114 kilometer ini terdapat di banyak titik.

Ditemukan lebih dari 50 titik timbulan sampah dari Cilawu perbatasan Garut dan Tasikmalaya hingga muara Cidadap Kabupaten Tasikmalaya.

Fakta tersebut diungkapkan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) Prigi Arisandi dan Amirudin Muttaqin yang melakukan kegiatan deteksi kesehatan Sungai Ciwulan bersama dengan komunitas Republik Aer Tasikmalaya.

"Timbulan sampah beragam ada yang masuk kategori kecil di bawah 2 meter, kategori sedang 5 meter dan timbulan sampah kategori besar jika timbulannya di atas 5 meter," ungkap Prigi Arisandi.

Dia mengatakan sampah di Sungai Ciwulan tersebut didominasi oleh sampah kemasan makanan dan kebutuhan sehari-hari. Tim juga melakukan audit merek plastik, sehingga didapat 10 merek produk terbanyak.

"Sampah plastik paling banyak yang kami temukan adalah 70 persen sampah-sampah tak bermerk jenis styrofoam, tas kresek, sedotan dan 30 persen sampah bermerk yang banyak digunakan masyarakat, Kami sudah lakukan brand audit," ungkap Prigi Arisandi,

Dia menegaskan para produsen produk itu harus bertanggungjawab atas sampah yang mengotori Ciwulan.

"Dalam UU Pengelolaan Sampah 18/2008 ada istilah EPR atau Extendeed Produsen Responsibility atau tanggung jawab perusahaan atas sampah yang mereka hasilkan. Produsen harus membantu menyediakan tempat sampah khusus sachet karena sampah ini masuk kategori sampah residu yang tidak bisa didaur ulang," tambah Prigi.

Mereka berharap pemerintah melakukan langkah nyata untuk mengurangi pencemaran sampah plastik di Ciwulan. Karena banyaknya sampah plastik ini membuat Sungai Ciwulan mengalami kontaminasi mikroplastik.

"Sampah plastik yang tidak terkelola akan terfragmentasi menjadi mikroplastik atau serpihan kecil berukuran lebih kecil dari 5 mm, temuan kami di sungai Ciwulan menunjukkan bahwa terdapat 180 partikel mikroplastik dalam 100 liter air," ungkap Amiruddin Muttaqin, anggota Tim ESN lainnya.

Alumni Teknik Lingkungan UPN Surabaya ini menyebutkan bahwa dari 180 partikel yang ada terbanyak adalah jenis fiber 100 partikel, jenis filamen 60 partikel dan fragmen atau cuilan plastik sebanyak 20 partikel.

Menurut dia mikroplastik mengancam kesehatan manusia. Mikroplastik masuk kategori senyawa pengganggu hormon karena dalam proses pembuatan plastik ada banyak bahan kimia sintetis tambahan dan sifat mikroplastik yang hidrofob atau mudah mengikat polutan dalam air.

"Mikroplastik yang masuk dalam air akan mengikat polutan di air seperti logam berat, pestisida, detergen dan bakteri patogen, jika mikroplastik tertelan manusia melalui ikan, kerang dan air maka bahan polutan beracun akan berpindah ke tubuh manusia dan menyebabkan gangguan hormon," ungkapnya

Presiden Republik Aer Tasikmalaya Harniwan Obech mengungkapkan kondisi sungai Ciwulan saat ini sangat memprihatinkan. Menurut dia hasil ekspedisi susur sungai Ciwulan yang dilakukan oleh tim Republik Aer beberapa bulan lalu, terdapat puluhan timbulan sampah mulai dari hulu sampai ke hilir sepanjang 120 km.

"Masyarakat harus sadar, jangan buang sampah ke sungai. Pemda juga harus membenahi sistem pengelolaan sampah. Kemudian produsen juga harus memikirkan pembuatan kemasan yang lebih ramah lingkungan," kata Obech. (mso/mso)



Hide Ads