Kasus tuberkulosis (TB) di Kabupaten Ciamis masih cukup tinggi. Bahkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis mencatat dalam 2 tahun terakhir hampir 1 pasien TB meninggal setiap pekan.
Rinciannya, kasus TB pada 2020 sebanyak 1.520 orang dengan tingkat kesembuhan mencapai 85 persen dan meninggal 40 orang. Sedangkan kasus TB pada 2021 sebanyak 1.603 orang dari 9.938 orang terduga yang diperiksa berdasarkan SPM TBC. Di antaranya ibu hamil yang mengidap TB ada 3 orang dan anak 261 orang. Sedangkan pasien meninggal 43 orang.
"Itu artinya dalam 2 tahun ini hampir 1 pasien meninggal setiap minggunya," ujar Kabid P2P Dinas Kesehatan Ciamis Acep Joni Heryanto, Kamis (24/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan sampai Maret 2022, jumlah kasus TB di Kabupaten Ciamis sebanyak 307 orang. Rinciannya 169 orang diobati di puskesmas, 117 orang diobati di RSUD, dan 21 orang di rumah sakit swasta.
Dinkes Ciamis terus berupaya melakukan pelacakan terhadap warga terduga TB. Hal itu mengingat capaian penemuan kasus TB di Ciamis masih 50 persen. Petugas Puskesmas terjun langsung ke lapangan untuk memeriksa warga yang diduga mengidap TB, termasuk orang terdekatnya.
"Upaya kita gerakan aktif di 37 puskesmas, jadi tidak menunggu pasien. Ketika ada yang yang diduga TB kita datangi dan juga memeriksa keluarganya," ucapnya.
Baca juga: Vaksin Booster di Sumedang Terus Digenjot |
![]() |
Acep pun menyadari saat ini kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke puskesmas masih kurang. Masyarakat akan datang ketika sakitnya sudah cukup parah.
Dia pun mengingatkan, ketika ada di antara keluarga yang mengalami gejala TB seperti batuk lebih 2 minggu, berkeringat di malam hari, tidak nafsu makan, penurunan badan, demam yang menggigil dan kelelahan, segera periksakan diri ke dokter.
Untuk mencegah penularan juga harus memakai masker. Prinsipnya, penularan TB hampir sama dengan COVID-19, yakni dari percikan ludah saat batuk. Hanya perbedaannya, COVID-19 langsung menunjukan gejala. Sedangkan TB baru menunjukan gejala ketika sudah 3 bulan lebih.
"Bila ada pasien TB jangan dikucilkan harus didukung untuk berobat sampai sembuh. Pengobatan TB biasanya sampai 6 bulan di puskesmas dan itu gratis," tegasnya.
Sementara dalam momen Hari Tuberkolosis Sedunia pada 24 Maret ini, Dinas Kesehatan Ciamis mengingatkan masyarakat untuk proaktif mencegah penularan TB. Pemerintah desa pun diharapkan membantu untuk pelacakan warganya yang diduga mengidap TB.
"Hanya mengandalkan dari petugas Puskesmas dengan cakupan yang cukup luas harus membutuhkan waktu. Namun apabila dengan dukungan Pemerintah Desa dibantu dari ADD akan menjadi lebih cepat. Sehingga target 2030 tidak ada lagi TB di Ciamis bisa tercapai," pungkasnya.
(ors/bbn)