Penerima Sedekah yang Paling Utama, Benarkah Keluarga?

Penerima Sedekah yang Paling Utama, Benarkah Keluarga?

Rahma Harbani - detikHikmah
Jumat, 10 Mar 2023 13:15 WIB
sedekah
Ilustrasi. Siapa penerima sedekah yang paling utama? (Foto: Getty Images/iStockphoto/Heru Anggara)
Jakarta -

Sedekah adalah salah satu amalan yang diganjar pahala besar. Lalu, siapa penerima sedekah yang paling utama?

Imam An Nawawi dalam Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 1 berpendapat, penerima sedekah yang paling utama adalah keluarga dan kerabat. Setelahnya, barulah pada orang-orang yang membutuhkan.

Hal ini pernah dikisahkan dalam sebuah hadits panjang dari Anas bin Malik RA. Ia bercerita, Abu Thalhah adalah seorang dari golongan Anshar di Madinah yang terbanyak hartanya, terdiri atas kebun kurma.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di antara hartanya yang paling dicintainya adalah kebun kurma Bairuha' Kebun ini letaknya menghadap masjid. Rasulullah SAW suka memasukinya dan minum dari airnya yang tawar.

Anas berkata, "Ketika ayat ini turun, yakni yang berarti, 'Kamu tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai...,'

ADVERTISEMENT

Setelahnya, Abu Thalhah berdiri menuju ke tempat Rasulullah SAW, lalu berkata,

"Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, 'Kamu tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai.... Dan hartaku yang paling kucintai adalah kebun kurma Bairuha. Maka, sesungguhnya kebun itu kusedekahkan demi Allah. Aku mengharapkan kebajikannya dan simpanannya di sisi Allah. Maka dari itu gunakanlah kebun itu, ya Rasulullah, sebagaimana yang diberitahukan Allah kepadamu."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Bakh. Itu merupakan harta yang memberi keuntungan. Itu merupakan harta yang memberi keuntungan. Aku telah mendengar apa yang engkau ucapkan, dan. sesungguhnya aku berpendapat supaya kebun itu engkau berikan kepada kaum keluargamu."

Abu Thalhah berkata, "Aku akan melaksanakan itu, ya Rasulullah. Selanjutnya Abu Thalhah membagi-bagikan kebun Bairuha' itu kepada keluarganya dan anak-anak pamannya." (Muttafaq 'alaih)

Di samping itu, bagi seorang laki-laki yang telah berkeluarga, sedekah yang pahalanya sangat besar yaitu menafkahi istri dan anaknya. Melansir dari buku Solusi Sedekah Tanpa Uang karya Ust. Haryadi Abdullah, menafkahi istri dan anak merupakan sedekah yang pahalanya jauh lebih besar daripada bersedekah kepada orang lain.

Keterangan tersebut disandarkan dari hadits yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, "Sedekah yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung." (HR Bukhari)

Dalam hadits lainnya dikutip dari Kitab Bulughul Maram karya Al Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani sebagai berikut.

وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ) " تَصَدَّقُوا " فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ, عِنْدِي دِينَارٌ قَالَ: " تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى نَفْسِكَ " قَالَ: عِنْدِي آخَرُ, قَالَ : " تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى وَلَدِكَ " قَالَ: عِنْدِي آخَرُ, قَالَ : " تَصَدَّقَ بِهِ عَلَى حَادِمِكَ " قَالَ: عِنْدِي آخَرُ, قَالَ : " أَنْتَ أَبْصَرُ ". رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحْحَهُ إِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ

Artinya: "Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Bersedekahlah." Lalu seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah, aku mempunyai satu dinar? Kemudian Rasul mengatakan, "Bersedekahlah pada dirimu sendiri." Orang itu lalu berkata, "Aku mempunyai yang lain." Beliau bersabda, "Sedekahkan untuk anakmu." Orang itu berkata, "Aku masih mempunyai yang lain." Beliau bersabda, "Sedekahkan untuk istrimu." Orang itu berkata lagi, "Aku masih punya yang lain." Rasul menjawab, "Sedekahkan untuk pembantumu." Orang itu berkata lagi, "Aku masih mempunyai yang lain." Rasul bersabda untuk yang terakhir kalinya, "Kamu lebih mengetahui penggunaannya." (HR Abu Dawud dan Nasa'i, dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Hakim)




(rah/lus)

Hide Ads