Nabi Daud AS adalah nabi yang diutus Allah SWT di tanah Baitul Maqdis, lokasi Palestina saat ini. Salah satu kisah kenabiannya yang terkenal adalah saat berhasil mengalahkan Raja Jalut, pemimpin musuh yang dikenal tangguh dan perkasa.
Diceritakan dalam buku Dahsyatnya Doa Para Nabi karya Syamsuddin Noor, tanah Palestina kala itu dikuasai oleh orang-orang yang terkenal kuat dan berani di bawah pimpinan Jalut. Pemimpin bani Israil di Palestina, Thalut, kemudian merekrut pasukan kuat untuk melawan Jalut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nabi Daud AS bersama dua kakaknya mendapat perintah dari ayahnya untuk bergabung dalam laskar Thalut. Sebagai anak bungsu, Nabi Daud AS tidak diizinkan ke garis terdepan, hanya boleh di belakang kakaknya.
Situasi di medan perang membuat Nabi Daud AS lupa pesan sang ayah. Dengan berani, dia menawarkan diri duel dengan Jalut. Ia hanya membawa ketapel dan batu-batu untuk melawan Jalut, tentu diiringi doa yang kuat.
"Engkau boleh bangga dengan zirah dan topi bajamu. Engkau boleh merasa kuat dan ampuh dengan pedang dan panahmu. Akan tetapi, ingatlah! Ia tidak akan sanggup menyelamatkan nyawamu dari tanganku yang masih halus dan bersih ini. Aku datang ke sini dengan nama Allah SWT, Tuhan bani Israil yang telah lama engkau hinakan, engkau jajah, dan engkau tundukkan. Sebentar lagi, engkau akan mengetahui, apakah pedang dan panah akan mengakhiri hayatku ata kehendak dan kekuasaan Allah SWT yang akan merenggut nyawamu dan mengirimkan engkau ke neraka Jahanam?" ujar Nabi Daud AS.
Sebagai seorang nabi yang dianugerahi kecerdasan luar biasa, Nabi Daud AS paham betul sisi kelemahan Jalut. Ia membidik kepala Jalut yang tidak tertutup topeng besi. Seketika darah mengucur deras hingga membuat Jalut terhempas ke tanah dan meninggal dunia.
Kisah ini diceritakan dalam Al-Qur'an surah Al Baqarah ayat 251. Allah SWT berfirman,
فَهَزَمُوْهُمْ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَقَتَلَ دَاوٗدُ جَالُوْتَ وَاٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهٗ مِمَّا يَشَاۤءُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللّٰهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَّفَسَدَتِ الْاَرْضُ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ ذُوْ فَضْلٍ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: "Mereka (tentara Talut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan Daud membunuh Jalut. Kemudian, Allah menganugerahinya (Daud) kerajaan dan hikmah (kenabian); Dia (juga) mengajarinya apa yang Dia kehendaki. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Akan tetapi, Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam."
Ibnu Katsir dalam Qashash al-Anbiya terjemahan Umar Mujtahid menukil riwayat Wahab bin Munabbih yang mengatakan orang-orang lebih bersimpati kepada Nabi Daud AS setelah peristiwa itu, hingga Thalut tak punya nama. Mereka melengserkan Thalut dan menunjuk Nabi Daud AS sebagai raja.
Menurut pendapat mayoritas, sebagaimana dikatakan Ibnu Jarir, Nabi Daud AS diangkat sebagai raja setelah Jalut terbunuh.
Nabi Daud AS memerintah dengan penuh kebijaksanaan. Sebagaimana firman Allah SWT, "Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan hikmah kepadanya serta kebijaksanaan dalam memutuskan perkara." (QS Sad: 20) Semakin hari, Nabi Daud AS makin disegani bani Israil. Mereka tunduk dan patuh kepadanya.
Nabi Daud AS meninggal dalam usia 100 tahun, menurut riwayat Ishaq bin Bisyr dari Abu Urubah dari Qatadah dari Hasan. Menurut riwayat Ahmad, Nabi Daud AS awalnya mendapat jatah usia 60 tahun, kemudian mendapat tambahan 40 tahun dari usia Nabi Adam AS.
Wallahu a'lam.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Gencatan Senjata Israel-Hamas Tercapai, Takbir Menggema di Gaza
Ini yang Disepakati Israel dan Hamas untuk Akhiri Perang Gaza
2 Tahun Perang Gaza: 67 Ribu Warga Tewas, Rumah-Tempat Ibadah Hancur