Sejarah Islam dipenuhi dengan kisah-kisah luar biasa dari para sahabat Nabi Muhammad SAW yang penuh inspirasi dan keteladanan. Salah satu cerita yang paling berkesan datang dari Abdullah bin Hudzafah, seorang panglima muslim yang diuji keteguhan imannya saat menjadi tawanan.
Kisah Abdullah bin Hudzafah Menolak Harta dan Jabatan
Kisah Abdullah bin Hudzafah bermula saat ia diutus sebagai panglima muslim dalam misi pembukaan Kota Syam. Ia ditugaskan untuk memimpin pasukan memerangi tentara Romawi di Palestina.
Namun, takdir berkata lain. Misi tersebut gagal, dan Abdullah bin Hudzafah ditangkap oleh tentara Romawi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat berada di hadapan pemimpin Romawi, ia diminta untuk meninggalkan agama Islam dan memeluk agama Kristen. Sebagai imbalannya, ia dijanjikan kekayaan dan jabatan tinggi. Namun, dengan tegas Abdullah menolak tawaran tersebut.
Karena penolakannya, pemimpin Romawi memerintahkan agar Abdullah bin Hudzafah dilemparkan ke dalam kuali berisi minyak mendidih. Di ambang maut, Abdullah menangis. Melihat tangisannya, pemimpin Romawi itu mengangkatnya dan bertanya, "Apakah kamu menangis karena takut?"
Dengan penuh keberanian, Abdullah menjawab, "Saya tidak menangis karena takut mati. Saya menangis karena saya hanya punya satu jiwa. Saya berharap memiliki seratus jiwa, agar semuanya bisa dibunuh dalam kondisi seperti ini demi berjuang di jalan Allah."
Jawaban itu membuat pemimpin Romawi takjub. Namun, ia kembali menawarkan kebebasan dengan syarat Abdullah mau mencium kepalanya.
Menyadari ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan dirinya dan para tawanan muslim lainnya, Abdullah bin Hudzafah menyanggupi tawaran tersebut. Pemimpin Romawi itu pun membebaskan Abdullah dan 80 tawanan muslim lainnya sebagai bentuk penghargaan atas keteguhan imannya.
Abdullah bin Hudzafah dapat Penghargaan dari Umar bin Khattab
Setibanya di Madinah, Khalifah Umar bin Khattab menyambut Abdullah bin Hudzafah dengan hangat. Sebagai bentuk penghormatan, Umar mencium kepala Abdullah, dan sejak saat itu, Abdullah menjadi sosok yang dihormati di kalangan para sahabat.
Bahkan, para sahabat sering bercanda dengannya, "Engkau pernah mencium kepala ilj (sebutan untuk perwira kafir yang besar dan kuat)."
Pelajaran Berharga dari Abdullah bin Hudzafah
Kisah Abdullah bin Hudzafah menyimpan banyak pelajaran berharga yang relevan hingga kini:
- Keteguhan dalam Keimanan: Abdullah menunjukkan bahwa seorang muslim harus teguh mempertahankan imannya meskipun dihadapkan pada ujian terberat.
- Kesetiaan yang Tak Tergoyahkan: Ia adalah contoh nyata kesetiaan kepada ajaran Islam dan Rasulullah SAW.
- Komitmen dalam Perjuangan: Abdullah tidak pernah goyah dalam komitmennya, bahkan ketika nyawa menjadi taruhan.
- Pengorbanan untuk Kebenaran: Ia rela mengorbankan kehormatan diri demi menyelamatkan nyawa sesama muslim.
Kisah Abdullah bin Hudzafah, yang diambil dari buku Lembaran Kisah Mutiara Hikmah karya Dian Erwanto dan 500 Kisah Orang Saleh Penuh Hikmah karya Imam Ibnul Jauzi, adalah pengingat bahwa iman sejati tidak dapat ditukar dengan harta, kekuasaan, atau bahkan nyawa. Keteladanan dan keberaniannya terus menginspirasi generasi muslim untuk tetap berpegang teguh pada jalan kebenaran.
Wallahu a'lam.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Bahlil Lahadalia Ditunjuk Jadi Ketua Dewan Pembina Pemuda Masjid Dunia
Erdogan Sebut Kematian di Gaza Itu Genosida Total dan Hamas Bukan Teroris
Desak Solusi Damai, Negara-negara Arab Ingatkan Trump Bahaya Aneksasi Tepi Barat