Setiap nabi memiliki kisah unik yang menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia. Ada yang terkenal karena kesabarannya, ada pula yang dikenal karena mukjizat besar yang diberikan Allah SWT kepadanya. Dari sekian banyak nabi, kisah Nabi Idris AS cukup berbeda karena jarang sekali diceritakan panjang lebar di dalam Al-Qur'an.
Menurut buku Tafsir Qashashi Jilid I: Nabi Adam AS, Nabi Idris AS, Nabi Nuh AS, Nabi Hud AS, Nabi Shaleh AS, Nabi Ibrahim AS dan Nabi Luth AS karya Sofyan Hadi, nama Nabi Idris AS hanya disebut dalam surah Maryam ayat 56-57.
ΩΩΨ§Ψ°ΩΩΩΨ±Ω ΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨͺΩ°Ψ¨Ω Ψ§ΩΨ―ΩΨ±ΩΩΩΨ³ΩΫ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨ§ΩΩ Ψ΅ΩΨ―ΩΩΩΩΩΩΨ§ ΩΩΩΨ¨ΩΩΩΩΨ§ Ϋ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab latin: WaΕΌkur fil-kitΔbi idrΔ«s(a), innahΕ« kΔna αΉ£Δdiqan nabiyyΔ(n).
Artinya: "Ceritakanlah (Nabi Muhammad kisah) Idris di dalam Kitab (Al-Qur'an). Sesungguhnya dia adalah orang yang sangat benar dan membenarkan lagi seorang nabi." (QS Maryam: 56)
ΩΩΩΨ±ΩΩΩΨΉΩΩΩ°ΩΩ Ω ΩΩΩΨ§ΩΩΨ§ ΨΉΩΩΩΩΩΩΨ§
Arab latin: Wa rafa'nΔhu makΔnan 'aliyyΔ(n)
Artinya: "Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS Maryam: 57)
Dalam ayat itu Allah SWT menegaskan Nabi Idris AS sebagai sosok yang jujur, seorang nabi, dan diangkat ke martabat yang tinggi.
Nabi Idris AS lahir di sebuah daerah bernama Munaf di Mesir. Ia merupakan keturunan keenam Nabi Adam AS, dengan nama lengkap Idris bin Yazid bin Mihla'il bin Qinan bin Syits bin Adam. Beliau adalah nabi ketiga setelah Adam dan Syits, sekaligus kakek dari leluhur Nabi Nuh AS.
Sejak kecil, Nabi Idris AS sudah terbiasa mempelajari lembaran wahyu yang diwariskan dari Nabi Syits AS. Karena ketekunannya dalam menelaah dan mengajarkan kembali ilmu tersebut, ia dikenal dengan sebutan Idris, yang berarti sosok yang rajin belajar.
Nabi Idris AS juga tercatat sebagai orang pertama yang mampu menulis dengan pena, memahami ilmu hitung, mengenal perbintangan, bahkan mengajarkan cara menjinakkan kuda untuk kendaraan. Ia juga yang memperkenalkan keterampilan menjahit pakaian dari kulit binatang.
Selain kecerdasan dan pengetahuannya, Nabi Idris AS semakin menonjol karena ibadahnya yang sangat tekun, terutama dalam melaksanakan puasa. Ketekunannya dalam berpuasa inilah yang pada akhirnya membuat Malaikat Izrail terkesan.
Kisah Amalan Nabi Idris yang Membuat Malaikat Izrail Terkesan
Nabi Idris AS dikenal sebagai sosok yang memiliki ketekunan ibadah luar biasa. Salah satu amalan yang paling menonjol adalah puasanya. Diceritakan dalam buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat sejak Adam A.S Hingga Muhammad SAW karya Usman bin Affan bin Abul As bin Umayyah bin Abdu Syam, Nabi Idris AS berpuasa setiap hari sepanjang hidupnya.
Ia menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar hingga matahari tenggelam, tanpa pernah berhenti, bahkan untuk satu hari pun. Malamnya ia habiskan dengan ibadah hingga menjelang subuh.
Ketulusan Nabi Idris AS dalam beribadah menarik perhatian malaikat. Dikisahkan, Malaikat Izrail pernah diizinkan oleh Allah SWT untuk berkunjung kepadanya. Izrail datang dalam rupa seorang laki-laki tampan dan memberi salam, yang disambut dengan hangat oleh Nabi Idris tanpa mengetahui jati diri tamunya.
Dalam sebuah peristiwa, Izrail menguji Nabi Idris AS dengan meminta izin memetik buah di kebun. Nabi Idris AS menolak dengan tegas seraya mengingatkan bahwa buah itu bukan milik mereka. Bahkan ia menambahkan, "Semalam engkau menolak makanan yang halal, kini engkau ingin mengambil yang haram." Ucapan tersebut membuat Izrail semakin kagum pada keteguhan iman Nabi Idris AS.
Karena penasaran, Nabi Idris AS akhirnya bertanya siapa sebenarnya tamunya itu. Izrail pun mengungkapkan jati dirinya. Nabi Idris AS sempat terkejut dan bertanya apakah kedatangannya untuk mencabut nyawanya, namun Izrail menjelaskan bahwa ia hadir hanya atas izin Allah SWT untuk menyaksikan ibadah sang nabi.
Namun, Nabi Idris AS justru meminta agar Izrail mencabut nyawanya, kemudian menghidupkannya kembali, supaya ia lebih merasakan takut kepada Allah SWT. Atas izin Allah, Izrail mencabut nyawanya lalu mengembalikannya. Ketika ditanya bagaimana rasanya mengalami kematian, Nabi Idris AS menjawab, "Seribu kali lebih perih daripada seekor hewan hidup yang dikuliti."
Kisah Nabi Idris AS tersebut menunjukkan betapa besar kedudukan ibadah yang dilakukan dengan tulus. Puasa yang ia jalani tanpa henti membuatnya semakin dekat dengan Allah SWT hingga Malaikat Izrail pun kagum pada keteguhan imannya.
Wallahu a'lam.
(inf/kri)
Komentar Terbanyak
Ketum PBNU Gus Yahya Minta Maaf Undang Peter Berkowitz Akademisi Pro-Israel
Bisakah Tes DNA untuk Menentukan Nasab? Ini Kata Buya Yahya
Kelaparan di Gaza Kian Memburuk, Korban Anak Meningkat