Kisah Tuanku Imam Bonjol, Ulama Pejuang Kemerdekaan dari Minangkabau

Kisah Tuanku Imam Bonjol, Ulama Pejuang Kemerdekaan dari Minangkabau

Hanif Hawari - detikHikmah
Selasa, 19 Agu 2025 09:30 WIB
Gambar pahlawan Imam Bonjol dalam pecahan uang Rp 5.000
Gambar pahlawan Tuanku Imam Bonjol dalam pecahan uang Rp 5.000 (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Tuanku Imam Bonjol dikenal sebagai salah satu pahlawan Indonesia yang memiliki jasa besar dalam mempertahankan keutuhan bangsa dari penjajah. Sosok ulama sekaligus pejuang ini tidak hanya mengangkat senjata di medan perang, tetapi juga berperan penting dalam menegakkan nilai-nilai Islam di Nusantara.

Selama hidupnya, Tuanku Imam Bonjol mengarungi berbagai pertempuran melawan penjajahan Belanda yang ingin menguasai tanah Minangkabau. Di sisi lain, beliau juga berjuang membela dan membesarkan agama Islam agar menjadi pegangan hidup rakyat dalam menghadapi tekanan kolonial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Perjuangan Tuanku Imam Bonjol dalam Perang Padri

Dijelaskan dalam buku Pahlawan Indonesia oleh Tim Media Pusindo, Tuanku Imam Bonjol yang memiliki nama asli Muhammad Shahab, adalah seorang ulama besar sekaligus pejuang dari Minangkabau. Sejak muda, ia menimba ilmu agama di Aceh dan mendapatkan gelar Malim Basa.

Selain mendalami ilmu agama, Tuanku Imam Bonjol juga belajar strategi perang. Ilmu tersebut kelak sangat berguna ketika ia memimpin perlawanan terhadap penjajah.

ADVERTISEMENT

Pada masa itu, terjadi pertentangan sengit antara kaum Adat dan kaum Padri di Minangkabau. Situasi ini semakin rumit karena Belanda menerapkan politik adu domba.

Melihat kondisi yang genting, Tuanku Imam Bonjol mendirikan benteng di Bukit Tajadi. Benteng tersebut kemudian dinamakan Bonjol, dan dari situlah lahir nama Tuanku Imam Bonjol.

Pertentangan awalnya hanya menyangkut perbedaan pandangan soal adat dan agama. Namun, konflik itu kemudian berubah menjadi perlawanan besar terhadap Belanda yang ikut campur dalam urusan rakyat.

Dalam Perang Padri, Tuanku Imam Bonjol tampil sebagai pemimpin utama. Ia menggerakkan rakyat untuk bersatu melawan penjajahan yang ingin menguasai tanah Minangkabau.

Sebagai seorang ulama, Tuanku Imam Bonjol tidak hanya mengobarkan semangat perang. Ia juga berjuang membesarkan Islam agar menjadi pegangan hidup rakyat dalam menghadapi tekanan kolonial.

Walau menghadapi kekuatan militer Belanda yang lebih besar, semangatnya tidak pernah padam. Ia bercita-cita agar rakyat Nusantara menjadi lebih kuat, cerdas, dan berpegang pada ajaran Islam.

Atas jasanya dalam Perang Padri, Tuanku Imam Bonjol dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 6 November 1973. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan panjangnya.

Nama Tuanku Imam Bonjol pun kini diabadikan sebagai nama jalan, kota, hingga wajahnya pernah terpampang pada uang kertas Rp 5.000. Semua itu menjadi pengingat betapa besar jasanya dalam sejarah perjuangan bangsa.

Mempertahankan Nilai Islam

Sejak kecil, Tuanku Imam Bonjol telah mendapat pendidikan agama dari orang tuanya. Ia diajarkan salat lima waktu dan sunnah Nabi Muhammad SAW, sehingga nilai Islam sudah tertanam sejak dini.

Ketika dewasa, ia menyaksikan kemerosotan moral masyarakat Minangkabau yang terjebak dalam kebiasaan buruk seperti berjudi, minum tuak, dan sabung ayam. Kondisi ini mendorongnya untuk bangkit membenahi kehidupan rakyat dengan kembali pada ajaran Islam.

Melalui Gerakan Padri, Tuanku Imam Bonjol berupaya membersihkan penyimpangan-penyimpangan tersebut. Gerakan ini bertujuan mengembalikan masyarakat pada hukum Islam sesuai Al-Qur'an dan hadits.

Ia kemudian mendirikan Benteng Bonjol yang bukan hanya berfungsi sebagai pertahanan, tetapi juga pusat dakwah Islam. Di dalamnya terdapat masjid megah, rumah-rumah, serta tempat belajar yang memperkuat peran Islam dalam kehidupan masyarakat.

Dalam perjuangan melawan Belanda, Tuanku Imam Bonjol selalu menjadikan nilai Islam sebagai dasar. Baik dalam memimpin perang maupun mengatur masyarakat, semua keputusan yang ia ambil bersandar pada Al-Qur'an dan sunnah Nabi.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads