Menurut riwayat, Nabi Ishak AS menikahi seorang wanita salihah yang juga berasal dari keturunan Nabi Ibrahim AS yang bernama Rafaqah binti Batu'il bin Nahur.
Rafaqah yang awalnya dinyatakan mandul, atas kuasa Allah SWT, ia melahirkan dua orang bayi kembar laki-laki pada usianya sekitar 40 tahun. Kedua bayi ini diberi nama "Ish" (dikenal dengan nama "Esau" oleh bani Israil), dan Yaqub.
Simak kisah Ish dan Yaqub, dua anak kembar Nabi Ishak berikut ini, yang dirangkum dari buku Asyik Belajar Sejarah Islam yang diunggah pada laman Cendikia Kemenag RI dan Menengok Kisah 25 Nabi & Rasul karya Ahmad Fatih, S.Pd.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan Karakter Ish dan Yaqub
Saat bertumbuh dewasa, Ish dan Yaqub memiliki ketertarikan yang berbeda. Ish lebih suka mengasah kemampuannya dalam hal berburu hingga menjadi pemburu yang handal, maka ia lebih suka tinggal di padang.
Sedangkan Yaqub lebih berperangai lemah lembut. Ia lebih suka tinggal di rumah untuk membantu ibunya memasak. Yaqub juga suka berkemah di sekitar rumahnya.
Ish lebih disayang oleh ayahnya karena mereka memiliki kegemaran yang sama, yaitu berburu. Ish juga sering membawa hasil buruannya ke rumah untuk dimasak dan dimakan bersama keluarganya.
Sedangkan sang ibunda yaitu Rafaqah lebih menyayangi Yaqub karena memiliki sifat dan sikap yang mirip dengannya, yaitu pecinta damai dan tenang.
Konflik antara Ish dan Yaqub
Ketika usia Ish dan Yaqub menginjak 15 tahun, kakek mereka yaitu Nabi Ibrahim AS meninggal dunia. Nabi Ibrahim AS meninggal dunia saat Nabi Ishak AS berusia 75 tahun. Selanjutnya jasad beliau dikebumikan di Gua Makhpela di wilayah Hebron (tempat yang sama dengan makam Sarah).
Ketika merasakan bahwa fisiknya mulai melemah yang berpengaruh pula pada kemampuannya melihat, maka Nabi lshaq AS mendatangi anak kesayangannya yaitu Ish.
Ia berpesan kepada anaknya tersebut agar pergi berburu dan memasakkan makanan kesukaan Nabi Ishak AS. Hal tersebut bertujuan agar Nabi lshaq AS dapat mendoakan keberkahan bagi Ish dan anaknya tersebut dapat meneruskan dakwah yang dilakukan oleh sang ayah.
Ternyata niatan Nabi Ishak AS tersebut didengar oleh Rafaqah. Rafaqah pun menginginkan Yaqub yang memperoleh doa keberkahan dari Nabi Ishak AS. Ia pun meminta Yaqub untuk segera menghidangkan makanan kesukaan Nabi Ishak AS sebelum Ish tiba di rumah.
Karena secara fisik Ish dan Yaqub terlihat berbeda meskipun mereka kembar, maka Rafaqah memakaikan pakaian Ish ke Yaqub. Ia juga membalutkan hamparan kulit domba yang berbulu lebat di leher dan tangan Yaqub agar benar-benar terlihat mirip dengan Ish. Karena memang Ish memiliki bulu yang lebat di sekujur tubuhnya. Tidak seperti Yaqub.
Setelah masakannya matang, Yaqub yang berdandan menyerupai Ish pun datang menghadap Nabi Ishak AS.
Lalu berkatalah Nabi Ishak AS. "Kalau suara, suara Yaqub, kalau tangan, tangan Ish."
Setelah berkata demikian, Nabi Ishak AS tidak menaruh curiga apa pun akan keanehan tersebut. Ia tetap memakan dengan lahap makanan yang disajikan oleh Yaqub. Setelah itu, Nabi Ishak AS mendoakan Yaqub, yang ia kira adalah Ish, agar ia selalu diberkahi, dilingkupi dengan kebaikan, dikaruniai nikmat melimpah, diberikan rezeki yang banyak, serta menjadi tuan bagi saudara dan keturunannya.
Tidak lama setelah Nabi Ishak AS selesai berdoa, Ish pun pulang kembali ke rumah. Nabi Ishak AS pun kebingungan. Hingga akhirnya diketahui oleh Nabi Ishak AS dan Ish bahwasanya Yaqub telah berpura-berpura menjadi Ish.
Ish pun sangat marah dan meminta ayahandanya membatalkan doa untuk Yaqub. Namun doa tersebut tidak dapat ditarik kembali. Akhirnya dalam keadaan penuh emosi Ish bersumpah untuk membunuh Yaqub apabila kelak sang ayah telah meninggal.
Mendengar sumpah Ish tersebut, Rafaqah pun takut dan panik. Ia bergegas menyuruh Ya'qub untuk segera pergi ke daerah Laban, Mesopotamia. Di sana Yaqub akan tinggal bersama dengan saudara Rafaqah. Yaqub sempat berpamitan dengan sang ayah ketika hendak pergi ke Mesopotamia.
Sang ayah berpesan agar Yaqub tidak menikahi perempuan Palestina karena pada saat itu mereka adalah golongan yang tidak beriman. Sebagai solusi, Nabi Ishak AS menyarankan Yaqub untuk mencari istri dari keluarga besar Ibrahim di Mesopotamia.
Nabi Yaqub dan Ish Berdamai
Nabi Ishak AS meninggal dunia pada usia 180 tahun dan dimakamkan di Gua Makhpela bersama keluarga besarnya.
Selepas kepergian sang ayah, Yaqub kembali lagi ke Palestina setelah belasan tahun tinggal di Mesopotamia. Ia mengajak serta keluarganya yang terdiri dari dua orang istri, dua selir, dua belasan anak lelaki, dan satu orang anak perempuan.
Pada saat itu Yaqub dan Ish telah berdamai kembali dan saling memaafkan. Ish tidak menjalankan sumpahnya yang pernah diucapkannya yaitu membunuh Yaqub setelah ayahnya meninggal dunia.
Sebagaimana doa sang ayah, Yaqub melanjutkan risalah dakwah Islam dan diangkat menjadi nabi oleh Allah SWT. Beliau menyeru kepada masyarakat di Negeri Kan'an untuk menyembah Allah SWT.
Wallahu a'lam.
(inf/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina