Kisah Haru Rasulullah SAW ketika Ziarah ke Makam Ibunda

Kisah Haru Rasulullah SAW ketika Ziarah ke Makam Ibunda

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Minggu, 22 Des 2024 06:00 WIB
Kompleks pemakaman Baqi Al Gharqad merupakan makam tertua, terbesar dan terlama di Madinah. Para sahabat nabi dimakamkan di lokasi ini.
Foto: Dadan Kuswaraharja
Jakarta -

Perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW penuh dengan kisah-kisah yang penuh inspirasi. Tidak hanya tentang perjuangannya dalam menyebarkan wahyu, tetapi juga tentang kasih sayang beliau sebagai seorang anak.

Salah satu kisah penuh haru yang pernah dialami oleh Nabi Muhammad SAW adalah ketika beliau mengunjungi makam ibunya, Siti Aminah, di Abwa. Kini, berziarah menjadi anjuran bagi setiap muslim, karena menurut Nabi Muhammad SAW, ziarah mengandung pelajaran dan hikmah. Berikut kisah Rasulullah ziarah ke makam ibunya yang penuh haru.

Kisah Rasulullah Ziarah ke Makam Ibunya

Dikisahkan dalam buku Tempat-tempat Bersejarah dalam Kehidupan Rasulullah yang disusun oleh Hanafi Muhalawi, terdapat sebuah riwayat dari Isa bin Ahmad al-Asqalani, yang berkata,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami diberi tahu oleh Abdullah bin Wahab dari Ibnu Juraij dari Ayyub bin Hani dari Masruq ibnul Ajda dari Ibnu Mas'ud, 'Suatu hari kami para sahabat mengadakan perjalanan keluar Madinah bersama Nabi SAW Ketika sampai di sebuah pekuburan, beliau memerintahkan kami untuk berhenti.

Beliau lalu berjalan seorang diri menyusuri pekuburan itu hingga kemudian berhenti di sebuah makam. Nabi SAW lalu duduk di depan makam itu dan berdoa cukup lama.

ADVERTISEMENT

Di sela-sela doa beliau itu, kami juga mendengar isak tangis yang cukup keras sehingga kami pun ikut menangis. Setelah itu, Rasulullah SAW kembali menemui kami.

Lalu Umar ibnul Khaththab menghampiri beliau dan bertanya, 'Wahai Rasulullah SAW, apakah yang membuat engkau menangis? Melihat engkau menangis tadi kami langsung merasa khawatir dan ikut menitikkan air mata.'

Nabi SAW kemudian memegang tangan Umar dan memberi isyarat kepada kami untuk mendekat. Beliau selanjutnya berkata,

انَّ الْقَبْرَ الَّذِي رَأَيْتُمُونِي أَنَاجِيْهِ قَبْرَ أُمِّي آمِنَةَ بِنْتِ وَهْبٍ وَإِنِّي اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي زِيَارَتِهَا فَاذِنَ لِي (الحديث)

Artinya: "Sesungguhnya makam yang kalian melihat aku berdoa di hadapannya itu adalah makam ibuku, Aminah binti Wahab. Aku meminta izin kepada Allah SWT untuk menziarahinya lalu Dia mengizinkannya." (HR. Abu Said al-Haitsam)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah mengunjungi makam ibunya di Abwa, yang diiringi oleh seribu orang sahabat yang menunggang kuda. Di sana, beliau terlihat menangis, dan para sahabat pun ikut menangis bersama beliau.

Selain itu, ada juga riwayat yang menyebutkan bahwa pada perjalanan menuju Makkah untuk melaksanakan umrah, tepatnya pada tahun terjadinya Perjanjian Hudaibiyah, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,

"Sesungguhnya Allah AWT telah memberi izin kepada Muhammad untuk menziarahi makam ibunya."

Beliau kemudian mendatangi makam ibundanya tersebut. Dengan penuh kasih sayang, beliau merapikan tumpukan batu yang ada di atasnya.

Setelah itu, beliau menangis di hadapan makam tersebut. Melihat hal itu, umat Islam yang menyaksikan pun turut terharu dan menangis bersama beliau.

Salah seorang sahabat lalu bertanya tentang sebab Nabi SAW menangis. Beliau kemudian menjawab,

وَادْرَ كَتْنِي رَحْمَتُهَا فَبَكَيْتُ

Artinya: "Aku tadi teringat (terkenang) dengan kasih sayang ibuku itu sehingga air mataku bercucuran."

Dalam buku Keajaiban Doa & Ridho Ibu yang ditulis oleh Mutia Mutmainnah dijelaskan bahwa sebelumnya, Nabi Muhammad SAW belum mendapat izin untuk berziarah ke makam orang tuanya. Ini dikarenakan perbuatan beliau akan diikuti oleh para pengikutnya pada masa itu.

Namun, setelah hijrah ke Madinah, barulah Rasulullah SAW mendapatkan izin untuk menziarahi makam ibunya. Sebagaimana yang dituturkan oleh Abu Hurairah RA,

"Rasulullah SAW berziarah ke makam ibunya, beliau menangis sehingga menangis pula orang di sekelilingnya. Rasulullah SAW lalu bersabda, 'Tuhanku telah memberi izin untuk memohonkan ampunan untuknya (ibunya) akan tetapi belum diizinkan menziarahi makamnya dan aku memohon agar diizinkan agar dapat menziarahinya, kini aku telah diizinkan. Maka berziarahlah kalian kepada ahli kubur, karena berziarah itu mengandung pelajaran'." (HR. Muslim)

Kemudian, turunlah anjuran untuk berziarah yang sebelumnya dilarang. Pada kaum muslimin, Rasulullah SAW lalu bersabda,

عَنْ أَبِي سَعِيدِ الْخُدْرِي قَالَ: رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنِّي نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَرُورُوهَا فَإِنَّ فِيهَا عبرة . ( رواه أحمد )

Artinya: "Dari Abi Sa'id Al Khudri RA berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya dulu aku melarang kalian menziarahi kubur, sekarang berziarahlah kalian, karena ziarah kubur mengandung pelajaran." (HR. Ahmad)




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads