Nabi Syits, Sosok yang Diwasiatkan Jaga Nur Rasulullah SAW

Nabi Syits, Sosok yang Diwasiatkan Jaga Nur Rasulullah SAW

Hanif Hawari - detikHikmah
Jumat, 13 Sep 2024 08:45 WIB
Kisah Nabi Syits
Ilustrasi Nabi Syits AS (Foto: Getty Images/iStockphoto/ikhwan abdullah)
Jakarta -

Nabi Syits AS adalah putra dari Nabi Adam AS. Tapi, Nabi Syits AS tidak termasuk dalam 25 Nabi dan Rasul yang disebutkan dalam Al-Qur'an.

Menukil buku Akidah dan Akhlak untuk Kelas VII MTs oleh Taofik Yusmansyah, sebenarnya jumlah Nabi dan Rasul lebih dari 25. Pada sebuah riwayat dikatakan, jumlah Nabi dan Rasul mencapai 124 ribu, 312 di antaranya adalah rasul.

Dari Abi Dzar Al-Ghifari RA, Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi. "(Jumlah para nabi itu) adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) nabi."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para sahabat bertanya lagi, "Lalu berapa jumlah rasul di antara mereka?" Beliau menjawab, "Tiga ratus dua belas (312)." (HR At Tirmizi)

Mengutip dari buku Qashash al-Anbiyaa yang diterjemahkan oleh Saefullah MS, Ibnu Katsir menyebutkan bahwa makna nama Syits adalah anugerah dari Allah SWT. Nama itu diberikan oleh Nabi Adam dan istrinya, Hawa, kepada Nabi Syits yang baru lahir setelah terbunuhnya Habil di tangan saudara sendiri.

ADVERTISEMENT

Meski tidak setenar nabi lain, Nabi Syits AS mendapatkan 50 lembar suhuf dari Allah SWT agar disampaikan kepada umat manusia. Suhuf adalah kumpulan lembaran yang berisi firman Allah SWT.

Awal Kehidupan Nabi Syits AS

Mengutip buku Akhlak Para Nabi oleh Taj Langroodi, ketika Nabi Syits AS dilahirkan, Nabi Adam AS sudah berusia 930 tahun.

Nabi Adam AS sengaja memilih Nabi Syits AS untuk melanjutkan perjuangannya, sebab anak Nabi Adam AS yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan, dan kepatuhan dibandingkan anak lainnya.

Nabi Syits AS adalah pelaksana wasiat Nabi Adam setelah beliau kehilangan putra kesayangannya, Habil. Ia lahir lima tahun setelah Qabil membunuh Habil, tepatnya 235 tahun setelah Nabi Adam AS diturunkan dari langit ke bumi.

Nabi Syits AS memilih bertempat tinggal di Makkah, tempat dia bisa secara terus menerus melaksanakan haji kecil (umrah) dan haji besar di sana. Ia membangun kembali Ka'bah menggunakan lumpur kental dan tumpukan batu.

Diwasiatkan Menjaga Nur Nabi Muhammad SAW

Nabi Syits AS adalah penerus setelah Nabi Adam AS dan Hawa yang dipercaya untuk menjaga nur Nabi Muhammad SAW.

Menukil buku Kumpulan Tanya Jawab Keagamaan karya Kyai Abdullah Alif, pada sebuah riwayat dikatakan bahwa Allah SWT pertama kali menciptakan nur Nabi Muhammad sebelum Dia menciptakan Adam, Hawa, alam semesta beserta isinya.

Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani dalam Kitab Hujatullah menyebutkan bahwa sebelumnya nur Nabi Muhammad SAW selalu tampak bersinar di wajah Nabi Adam, bercahaya seperti matahari yang bersinar terang.

Kemudian, Allah SWT mengambil sumpah perjanjian dari Nabi Adam AS agar selalu menjaga nur tersebut. Nabi Adam AS menerimanya dengan suka cita, kemudian nur itu bersemayam di dalam diri Siti Hawa.

Setelah itu, lahirlah seorang putra yang bernama Nabi Syits.

Awalnya nur yang berada di dalam diri Hawa kemudian dipindahkan ke dalam Nabi Syits AS. Nur tersebut tampak pada wajah Nabi Syits AS, sehingga Nabi Adam AS selalu memperhatikan dan menjaga Nabi Syits AS.

Nabi Syits AS tumbuh menjadi pribadi dengan akhlak yang mulia. Bahkan, Allah SWT mengirimkan seorang bidadari yang cantik dan rupawan untuknya.

Mengacu pada buku The Prophet: Kisah Hikmah 25 Nabi Allah karya Diah Noviyanti, wafatnya Nabi Syits AS terjadi ketika beliau jatuh sakit. Sebagai gantinya, ia menunjuk putranya yang bernama Anush untuk melaksanakan wasiatnya.

Nabi Syits AS meninggal pada usia 912 tahun dan dimakamkan di samping makam kedua orang tuanya, yaitu di Gua Gunung Abu Qubais.




(hnh/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads