Mengenal Istri-istri Nabi Ibrahim yang Melahirkan Para Nabi

Mengenal Istri-istri Nabi Ibrahim yang Melahirkan Para Nabi

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 02 Sep 2024 05:45 WIB
Arab woman with veil against orange yellow sky
Ilustrasi istri Nabi Ibrahim AS (Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets)
Jakarta -

Dalam sejarah besar umat Islam, kisah Nabi Ibrahim AS tidak bisa dipisahkan dari dua perempuan yang luar biasa yang begitu salihah, yakni Siti Sarah dan Siti Hajar. Keduanya bukan hanya istri dari seorang nabi besar, tetapi juga ibu dari para nabi yang menjadi penerang bagi umatnya.

Melalui Siti Sarah, lahir Nabi Ishaq AS yang kelak menurunkan Nabi Yakub AS dan para nabi kalangan bani Israil. Sementara itu, dari rahim Siti Hajar, lahir Nabi Ismail AS, leluhur Nabi Muhammad SAW yang membawa ajaran Islam untuk umat akhir zaman.

Berikut ini adalah kisah para istri Nabi Ibrahim yang begitu hebat dan salihah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Siti Sarah dan Ketabahannya

Dalam buku Sejarah Terlengkap 25 Nabi karya Rizem Aizid, diceritakan bahwa Nabi Ibrahim AS bersama istri pertamanya, Siti Sarah, awalnya tinggal di Babilonia. Sarah dikenal sebagai wanita yang sangat cantik, baik dari segi fisik maupun akhlak dan budi pekertinya.

Sarah begitu taat kepada suaminya dan mengikuti ajarannya untuk beriman kepada Allah SWT. Namun, suatu hari, Sarah mengalami cobaan ketika memasuki wilayah Mesir karena kecantikannya yang mempesona.

ADVERTISEMENT

Kecantikan Sarah yang luar biasa menarik perhatian Raja Mesir, yang berniat menjadikannya sebagai selir. Namun, berkat keimanan yang kokoh dan doa-doanya yang tulus, Sarah berhasil terhindar dari niat buruk sang raja.

Bahkan, Raja Mesir akhirnya mempersilakannya pulang dan memberikan hadiah berupa seorang budak bernama Hajar.

Seiring berjalannya waktu, Sarah semakin menua, namun belum juga dikaruniai keturunan oleh Allah SWT dari pernikahannya dengan Nabi Ibrahim AS. Dengan ikhlas dan atas petunjuk dari Allah SWT, Sarah kemudian menawarkan suaminya untuk menikahi Hajar dengan harapan mereka akan dianugerahi keturunan.

Sarah berkata kepada suaminya, "Wahai suamiku, kekasih Allah, inilah Hajar, aku serahkan dia kepadamu. Semoga Allah memberikan kita keturunan darinya."

Akhirnya, Nabi Ibrahim AS menikah dengan Hajar, dan dari pernikahan tersebut, lahirlah putra pertama mereka yang diberi nama Ismail.

Dalam Buku Tafsir Qashashi Jilid IV: Umat Terdahulu, Tokoh, Wanita, Istri dan Putri Nabi Muhammad SAW karya Syofyan Hadi, dikisahkan bahwa Sarah telah menikah dengan Nabi Ibrahim AS selama 80 tahun namun belum juga dikaruniai anak.

Setelah Sarah memberikan izin kepada Ibrahim untuk menikahi Hajar yang kemudian melahirkan Ismail, barulah 12 tahun kemudian Sarah pun hamil.

Meskipun usianya sudah lanjut, Sarah akhirnya melahirkan seorang anak dari Nabi Ibrahim AS, yang diberi nama Ishaq. Nabi Ishaq AS juga menjadi hamba Allah SWT yang istimewa karena menjadi nabi yang menyiarkan ajaran Allah SWT kepada umatnya.

Kisah Siti Hajar dan Perjuangannya

Diceritakan dalam buku Spiritualitas Haji oleh Nur Kholis, setelah Nabi Ismail AS lahir dari Hajar, Sarah merasa khawatir dan cemburu. Sarah mulai merasa khawatir akan masa depannya dan sering menginginkan agar Nabi Ibrahim AS membawa Hajar pergi jauh dari kehidupannya.

Akhirnya, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk membawa Hajar dan putra mereka, Ismail, ke tempat yang jauh dari Palestina, dan Nabi Ibrahim AS pun menjalankan perintah tersebut.

Setelah berminggu-minggu menempuh perjalanan melintasi padang pasir yang tandus, panas di siang hari, dan dingin di malam hari, mereka tiba di sebuah dataran rendah yang hanya memiliki satu pohon besar.

Di tempat itulah, Nabi Ibrahim AS meninggalkan istri dan anak yang sangat ia cintai, di sebuah lokasi terpencil yang jauh dari peradaban manusia. Kisah ini menandai awal mula munculnya mata air Zamzam, yang tidak akan pernah kering hingga akhir zaman.

Dalam Sejarah Terlengkap 25 Nabi, Rizem Aizid menceritakan bahwa setelah ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim AS, persediaan makanan dan perlengkapan Hajar dan anaknya mulai menipis, sehingga kehidupan mereka menjadi semakin sulit.

Kondisi ini semakin berat karena Nabi Ismail AS yang masih menyusu pada Hajar, mulai menangis terus-menerus karena kelaparan, sementara air susu Hajar semakin berkurang.

Mendengar tangisan Nabi Ismail AS yang menyayat hati, Hajar menjadi bingung, panik, dan cemas. Ia mencari-cari sesuatu yang bisa dimakan atau air yang bisa diminum dengan berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali, sambil memohon pertolongan kepada Allah SWT.

Allah SWT kemudian mengutus malaikat Jibril untuk menolong Hajar dan Ismail. Ketika Nabi Ismail AS menangis dan menghentakkan kakinya di atas pasir, muncullah sebuah mata air dari tempat tersebut.

Hajar sempat merasa takut karena kemunculan air itu disertai bunyi seperti suara binatang buas. Namun, ia segera menyadari bahwa itu adalah mata air yang mengalir deras, dan ia segera menampung air tersebut.

Ketika air ini muncul, Hajar mengucapkan kata, "Zamzam... Zamzam..." yang berarti "Berkumpul... Berkumpul." Ini kemudian menjadi nama mata air Zamzam yang airnya tidak pernah kering hingga kini.




(hnh/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads