Rasulullah SAW merupakan sosok teladan bagi seluruh umat Islam di dunia. Wafatnya nabi dan rasul terakhir tersebut meninggalkan duka yang amat mendalam bagi kaum muslim. Apa yang dilakukan Rasulullah SAW sehari sebelum beliau wafat?
Diceritakan dalam buku Pengantar Sejarah Dakwah karya Wahyu Ilaihi dan Harjani Hefni Polah, Rasulullah SAW menderita demam selama 13 atau 14 hari sebelum akhirnya wafat pada 12 Rabiul Awal 11 Hijriah atau 8 Juni 632 Masehi.
Hal yang Dilakukan Rasulullah SAW Sehari sebelum Wafat
Masih dari sumber yang sama, Rasulullah SAW wafat pada hari Senin. Sehari sebelumnya yaitu Ahad, beliau memerdekakan budak-budak lelakinya, menyedekahkan tujuh dinar dari harta yang dimilikinya, dan menghibahkan senjata-senjatanya kepada kaum muslim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diceritakan dalam Ar-Rahiqul Makhtum karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri yang diterjemahkan oleh Abu Ahsan, pada malam Senin, Aisyah RA meminjam minyak lampu dari tetangganya.
"Berikanlah kepada kami sedikit dari minyak yang kamu miliki pada lampu kami ini," kata Aisyah RA.
Saat itu, baju besi Rasulullah SAW masih digadaikan kepada orang Yahudi senilai 30 sha' gandum.
Adapun mengutip Tafsir al-Azhar karya Hamka, Rasulullah SAW masih sempat menyampaikan pidato sehari sebelum beliau wafat. Beliau berpidato kepada sahabat-sahabat tercinta dari kaum Muhajirin dan Anshar.
Dalam pidatonya, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa sekalipun masa berpisah sudah dekat, kelak mereka akan bertemu kembali di tempat perjanjian, yaitu telaga bernama Haudh. Dengan kata-katanya tersebut, Rasulullah SAW pun memberi pengharapan kepada umat-umatnya yang tidak sempat melihat wajah beliau.
Kisah Wafatnya Rasulullah SAW
Diceritakan dalam kitab Asy-Syamail al-Muhammadiyah karya Imam At-Tirmidzi yang diterjemahkan Rusdianto, Rasulullah SAW wafat pada usia 63 tahun. Hal ini dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Ahmad bin Mani, dari Rauh bin Ubadah, dari Zakariya bin Ishaq, dari Amr bin Dinar, dari Ibnu Abbas. Ia berkata,
"Rasulullah SAW tinggal di Makkah setelah menerima wahyu selama 13 tahun. Beliau wafat dalam usia 63 tahun." (HR Tirmidzi)
Kisah wafatnya Rasulullah SAW dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Nashr bin Ali al-Jahdhami, dari Abdullah bin Dawud, dari Nubaith bin Syarith, dari Salim bin Ubaid. Ia berkata,
"Rasulullah SAW jatuh pingsan setelah beliau sakit, lalu beliau sadar dan bersabda, 'Apakah waktu salat telah tiba?'
Para sahabat menjawab, 'Ya.' Rasulullah SAW pun bersabda, 'Perintahkan Bilal untuk mengumandangkan azan, dan perintahkan Abu Bakar untuk memimpin orang-orang dalam salat.'
Kemudian, beliau kehilangan kesadaran, dan ketika pulih, beliau bersabda, 'Apakah waktu salat telah tiba?' Para sahabat menjawab, 'Ya.' Rasulullah SAW lalu bersabda, 'Perintahkan Bilal untuk mengumandangkan azan, dan perintahkan Abu Bakar untuk memimpin orang-orang dalam salat.'
Mendengar itu, Aisyah RA berkata kepada Rasulullah SAW, 'Sesungguhnya, ayahku adalah orang yang melankolis. Jika ia diberi tanggung jawab untuk menjadi imam salat, ia akan menangis dan kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Jadi, kalau saja engkau menunjuk orang lain.'
Namun, Rasulullah SAW pingsan kembali. Selang beberapa saat, beliau sadarkan diri dan bersabda, 'Perintahkan Bilal mengumandangkan azan dan perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam salat. Sungguh, kalian layaknya sahabat-sahabat Yusuf.'
Bilal pun mengumandangkan azan, lalu Abu Bakar mengimami salat bersama para sahabat. Saat itu, Rasulullah SAW merasakan sakitnya sudah mulai membaik. Beliau pun bersabda, 'Carikan untukku orang yang bisa memapahku.' Maka datanglah Barirah dan seorang laki-laki lainnya. Kemudian, Rasulullah SAW dipapah oleh dua orang tersebut.
Saat melihat beliau dipapah keluar rumah, Abu Bakar hendak mundur, tetapi beliau memberi isyarat agar Abu Bakar tetap di tempatnya sampai menyelesaikan salatnya. Kemudian, Rasulullah SAW wafat.
Umar bin Khattab berkata, 'Demi Allah, jika aku mendengar seseorang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW telah wafat, maka aku akan menebas orang itu dengan pedangku ini!'
Sebelumnya, para sahabat adalah kaum yang ummi, dan tidak ada nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, sekarang mereka diam saja. Lalu mereka berkata, 'Wahai Salim, pergilah kepada sahabat Rasulullah SAW (Abu Bakar) dan panggillah ia kemari.' Maka, aku pun pergi menemui Abu Bakar yang sedang berada di masjid sambil menangis sesenggukan.
Ketika melihat kedatanganku, Abu Bakar bertanya kepadaku, 'Apakah Rasulullah SAW telah wafat?' Aku menjawab, 'Akan tetapi, Umar bin Khattab berkata, 'Demi Allah, jika aku mendengar seseorang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW telah wafat, maka aku akan menebas orang itu dengan pedangku ini!' Abu Bakar berkata, 'Mari, kita pergi.' Aku pun segera pergi bersamanya.
Ketika kami datang, orang-orang sudah banyak yang masuk ke kamar Rasulullah SAW. Lalu Abu Bakar berkata, 'Wahai manusia, menyingkirlah dari jalanku.' Mereka pun memberinya jalan.
Abu Bakar pun masuk ke kamar Rasulullah SAW, lalu memeluk beliau, kemudian memegang beliau sambil berkata,
اِنَّكَ مَيِّتٌ وَّاِنَّهُمْ مَّيِّتُوْنَ ۖ
Artinya: "Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad akan) mati dan sesungguhnya mereka pun (akan) mati." (QS Az-Zumar: 30)
Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI