Kisah Hakim bin Hazam, Satu-satunya Sahabat yang Lahir di Ka'bah

Kisah Hakim bin Hazam, Satu-satunya Sahabat yang Lahir di Ka'bah

Alvin Setiawan - detikHikmah
Senin, 27 Mei 2024 05:00 WIB
Low angle view of Kaaba in Mecca, Saudi Arabia.
Ka'bah. (Foto: Getty Images/iStockphoto/afby71)
Jakarta -

Ka'bah merupakan bangunan suci umat Islam. Tidak semua orang dapat memasuki Ka'bah. Namun, ada kisah unik dari Hakim bin Hazam, yakni salah seorang sahabat nabi yang dikenal dermawan ini lahir di dalam Ka'bah.

Mengutip buku 198 Kisah Haji Wali-Wali Allah tulisan Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, pada suatu ketika, ibu Hakim yang sedang hamil tua masuk ke dalam Ka'bah bersama rombongan orang untuk melihat-lihat bagian dalam Ka'bah. Ketika sudah masuk, ibu Hakim merasakan sakit yang hebat pada perutnya yang menandakan ia akan segera melahirkan.

Ketika ingin berjalan keluar untuk melahirkan, kaki ibu Hakim sudah tidak sanggup untuk berjalan. Lalu, seseorang pun menghamparkan tikar kulit untuknya, dan melakukan persalinan di dalam Ka'bah. Tak lama kemudian, lahirlah seorang bayi itu di atas tikar tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayi yang lahir di dalam Ka'bah itu diberi nama Hakim bin Hazam bin Khuwailid, saudara Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid RA. Hakim dibesarkan dalam keluarga bangsawan.

Pada masa Jahiliyah, Hakim yang menginjak dewasa pun diangkat menjadi Kepala Urusan Rifadah (lembaga yang menangani orang-orang yang kehabisan bekal ketika musim haji). Dia mengorbankan banyak harta pribadinya untuk diberikan kepada orang-orang miskin.

ADVERTISEMENT

Hakim sendiri telah lama berkawan akrab dengan Rasulullah SAW, bahkan sebelum beliau menjadi seorang nabi, padahal usianya lima tahun lebih tua daripada Nabi SAW.

Apalagi setelah Rasulullah SAW menikahi bibi Hakim, yaitu Khadijah binti Khuwailid RA, hubungan di antara keduanya bertambah erat. Sayangnya, Hakim bin Hazam saat itu masih belum tertarik untuk memeluk agama Islam. Hal ini mengherankan Rasulullah SAW sebab ialah seorang yang cerdas, tetapi enggan menerima ajaran tauhid.

Semalam sebelum kejadian pembebasan kota Makkah (Fathu Makkah), Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabatnya, "Di Makkah terdapat empat orang yang tidak suka kepada kemusyrikan dan lebih cenderung kepada Islam."

"Siapakah mereka itu, Ya Rasulullah," tanya para sahabat.

"Mereka adalah Atab bin Usaid, Jubair bin Muchim, Hakim bin Hazam, dan Suhail bin Amr. Dengan karunia Allah SWT, mereka akan masuk Islam secara serentak," jawab Nabi SAW.

Keesokan harinya, pada peristiwa Fathu Makkah, Nabi SAW menyerukan pengumuman, "Siapa yang mengaku tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan mengaku bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, dia aman. Siapa yang duduk di Ka'bah, lalu meletakkan senjata, dia aman."

"Siapa yang mengunci pintu rumahnya. Dia aman. Siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan, dia aman. Siapa yang masuk ke rumah Hakim bin Hazam, dia aman."

Setelah pengumuman tersebut disampaikan, rumah Hakim bin Hazam menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang Makkah yang ingin menyerahkan diri kepada Rasulullah SAW.

Tak lama setelah peristiwa Fathu Makkah, Hakim memutuskan untuk masuk Islam. Ia kemudian pergi menunaikan ibadah haji dengan membawa seratus ekor unta yang diberi pakaian kebesaran. Kemudian unta-unta itu disembelihnya sebagai kurban untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla.

Pada waktu haji tahun berikutnya, Hakim melaksanakan wukuf di Arafah bersama seratus orang hamba sahayanya. Pada masing-masing leher hamba sahayanya tergantung seuntai kalung perak yang bertuliskan kalimat "Bebas karena Allah Azza wa Jalla, dari Hakim bin Hazam."

Seusai haji, semua hamba sahaya tersebut dimerdekakan karena Allah SWT. Pada waktu haji yang ketiga kalinya, Hakim mengorbankan seribu ekor domba yang kemudian semuanya dibagi-bagikan kepada fakir miskin semata-mata karena Allah SWT.

Hakim melakukan demikian untuk membayar rasa bersalahnya karena terlambat untuk memeluk Islam. Ia membayarnya dengan banyak mengorbankan segala hartanya untuk Allah SWT dan rasul-Nya.




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads