Nabi Syuaib diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada kaum Madyan. Mereka dikenal akan kecurangannya dalam berdagang.
Mengutip buku Kisah Para Nabi susunan Ibnu Katsir, diceritakan masyarakat Madyan adalah suku Arab yang menetap di Madyan, sebuah kota yang terletak di wilayah Mu'an, perbatasan negeri Syam dan Hijaz. Wilayah ini berdekatan dengan danau kaum Luth.
Allah SWT menganugerahi kaum Madyan dengan tanahnya yang subur. Sehari-hari mereka juga berdagang di pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih beriman kepada Allah SWT, mereka terus menyembah berhala yang terbuat dari batu. Bahkan, kaum Madyan ini menganggap berhala-berhala itu memberi kehidupan dan berkah bagi masyarakat Madyan.
Melihat kaumnya yang jauh dari ajaran tauhid membuat Nabi Syuaib AS sedih. Ia tak henti-hentinya berdakwah dan menyerukan bahwa Allah SWT sebagai Tuhan yang sesungguhnya.
Kemampuan Syuaib AS dalam berkhutbah diiringi pendiriannya yang kuat menjadikan dirinya utusan Allah SWT. Beliau juga menyeru kepada kaum Madyan untuk berhenti berbuat curang dan bersikap amanah, khususnya ketika berdagang. Jangan sampai mereka terus menerus menukar atau mengurangi timbangan.
Sayangnya, dakwah Nabi Syuaib AS tidak digubris. Banyak kabilah Madyan yang justru mengecam dan mengganggu Syuaib AS. Tak jarang dari mereka mengancam untuk membunuh sang nabi dan para pengikutnya yang beriman kepada Allah SWT.
Dalam surah Hud ayat 87, Allah SWT berfirman:
قَالُوا۟ يَٰشُعَيْبُ أَصَلَوٰتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُنَآ أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِىٓ أَمْوَٰلِنَا مَا نَشَٰٓؤُا۟ ۖ إِنَّكَ لَأَنتَ ٱلْحَلِيمُ ٱلرَّشِيدُ
Artinya: "Mereka berkata: "Hai Syuaib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal."
Sebagai seorang utusan Allah SWT, Nabi Syuaib AS tetap teguh menghadapi kaumnya sebagaimana disebutkan dalam surah Hud ayat 88,
قَالَ يَٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّى وَرَزَقَنِى مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَآ أَنْهَىٰكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِىٓ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Artinya: "Syuaib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali."
Mengutip buku Kisah-kisah Terbaik Al-Qur'an susunan Kamal as-Sayyid, suatu hari kaum Madyan menghampiri Nabi Syuaib AS dan mengatakan,
"Kami akan mengusirmu dan para pengikutmu!"
Seorang pengikut Nabi Syuaib berkata, "Kami tidak melakukan apa pun yang buruk!"
Orang-orang dzalim menjawab, "Kami akan memaksa kalian untuk mengikuti agama kami!"
Nabi Syuaib kemudian berkata, "Kami membenci agama kalian. Kaum tidak akan mengikuti agama kalian, karena Allah SWT menerangi hati kami dengan keimanan."
Kemudian ia mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah SWT karena sudah tak tahan dengan perilaku kaumnya. Allah pun berfirman kepada Nabi Syuaib bahwa Dia akan menurunkan azab kepada mereka. Dia juga memberitahu Nabi Syuaib akan menyelamatkannya beserta para pengikutnya yang beriman.
Tak lama kemudian, datanglah hari yang dijanjikan oleh-Nya. Hari di mana Allah SWT menghukum penduduk Madyan yang enggan mengikuti utusan-Nya.
Ketika itu kaum kafir sedang beraktivitas seperti biasa, yakni menyembah berhala, dan bekerja di pasar. Di pasar mereka tetap berbuat curang kepada siapa pun agar mendapatkan banyak harta dan uang.
Saat matahari terbenam, dan hari menjadi gelap. Tiba-tiba tanah berguncang dengan hebat akibat gempa bumi dan diiringi dengan petir yang menyambar. Keadaan semakin mengerikan ketika semua rumah di Madyan runtuh hingga membinasakan kaum Madyan.
Dikatakan, azab tersebut mulanya diturunkan dalam beberapa tahap, seperti hembusan udara panas yang kering dan membuat mereka dahaga, terjadinya gempa dahsyat, hingga akhirnya membinasakan kaum Madyan.
Sementara itu, Nabi Syuaib AS dan orang-orang yang beriman diberi perlindungan oleh Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya dalam surah Hud ayat 94-95,
"Ketika putusan Kami tiba, Kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Sementara orang-orang yang berbuat zalim dihancurkan oleh suara yang menggelegar, sehingga mereka mati berserakan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah tinggal di sana. Ingatlah, begitulah binasa penduduk Madyan, dan seperti yang telah terjadi pada kaum Tsamud juga." (QS Hud: 94-95)
Naudzubillah min dzaalik.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI