Nabi Musa Alaihissalam pernah mengalami sakit gigi yang luar biasa. Ia sampai mengeluh kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala saking tak kuat menahan kesakitan tersebut.
Mengutip laman Kemenag, Nabi Musa yang merasakan sakit gigi itu memohon doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar sakit giginya segera sembuh. Pada saat itu juga, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk menyembuhkan sakit giginya dengan menggunakan tanaman obat.
"Ambillah rumput itu dan letakkan di gigimu," perintah Allah kepada Nabi Musa, sebagaimana dikisahkan oleh Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nurudh Dholam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menerima petunjuk dari Allah, Nabi Musa melaksanakan perintah-Nya dengan memetik tanaman obat dan meletakkannya di giginya yang sedang bermasalah. Pada saat itu juga, sakit giginya segera sembuh berkat penggunaan tanaman obat sebagai wasilah.
Beberapa waktu setelahnya, Nabi Musa mengalami kekambuhan sakit gigi. Tanpa mengeluh atau berdoa kepada Allah seperti sebelumnya, ia langsung memetik tanaman obat dan meletakkannya di gigi yang sakit.
Tindakan tersebut dilakukan oleh Nabi Musa dengan keyakinan bahwa tanaman obat sebelumnya telah terbukti berkhasiat dalam menyembuhkan sakit gigi.
Namun sayang, usahanya tidak membuahkan hasil. Sebaliknya, sakit gigi Nabi Musa justru semakin parah.
Dalam buku Genius Dari Syurga karya Ainizal Abdul Latif, Nabi Musa bertanya kepada malaikat mengapa sakit giginya tak hilang meskipun sudah banyak daun yang dikunyahnya. Malaikat mengatakan bahwa dulu ia meletakkan seluruh kepercayaannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tapi kali ini Nabi Musa meletakkan kepercayaannya kepada daun.
Di tengah keadaan tersebut, Nabi Musa segera mencurahkan keluhannya dan berdoa kembali kepada Allah. Kemudian Allah berfirman:
"Ya Musa, Aku adalah Dzat yang memberi kesembuhan, Dzat yang memberikan kesehatan, Dzat yang memberikan bahaya, Dzat yang memberikan manfaat. Pada sakit pertama kamu datang menghadap kepada-Ku maka Aku hilangkan penyakitmu. Kali ini, kamu tidak datang kepada-Ku tapi kamu datang kepada tanaman obat itu."
Dari kisah ini, setidaknya dapat diambil dua hikmah. Pertama, Allah memiliki sifat Jaiz yang memberikan-Nya kebebasan untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.
Allah dapat meningkatkan atau menurunkan derajat seseorang sesuai kebijakan-Nya. Selain itu, Allah juga memiliki kuasa untuk menimpakan penyakit atau memberikan kesembuhan kepada siapa pun sesuai dengan kehendak-Nya.
Kedua, Allah adalah pemilik segala yang ada di langit dan bumi, termasuk kesehatan dan kesembuhan. Oleh karena itu, tindakan yang perlu dilakukan oleh umat Islam ketika sakit adalah memohon kesehatan dan kesembuhan kepada Allah melalui doa.
Selain itu, mereka diwajibkan untuk tetap melakukan usaha nyata seperti penggunaan obat dan berbagai bentuk pengobatan, sambil meyakini bahwa hal tersebut hanya sebagai wasilah atau perantara untuk mencapai kesehatan dan kesembuhan.
Wallahu a'lam.
(hnh/erd)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!