Kisah Abu Sufyan bin Harb masuk Islam diwarnai dengan banyaknya keraguan dalam hatinya. Ia menyatakan keislamannya sesaat sebelum kejadian Fathu Makkah.
Dari seluruh penjuru Makkah, siapa yang tidak kenal dengan Abu Sufyan bin Harb? Dia adalah tokoh Quraisy yang sangat terkenal saat zaman jahiliyah. Selain itu, dirinya juga seorang pedagang yang kaya dan pandai berdagang.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam buku Tokoh-Tokoh yang Diabadikan Al-Qur'an karya 'Abd Al-Rahman 'Umayrah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abu Sufyan bin Harb lahir sepuluh tahun sebelum terjadinya penyerbuan tentara gajah ke Makkah. Dirinya kemudian tumbuh menjadi orang yang terpandang dan penting di kalangan suku Quraisy.
Setelah diangkat menjadi seorang rasul, Nabi Muhammad SAW tentunya segera menyebarkan agama Islam kepada umatnya. Namun, mendengar bahwa ada agama baru yang dibawa oleh Rasulullah SAW, Abu Sufyan sangat marah dan tidak suka.
Abu Sufyan bin Harb merupakan orang yang paling membenci Islam dan Rasulullah SAW. Ia pernah menyertai delegasi kaum Quraisy yang dikirim menemui Abu Thalib untuk menyerahkan keponakannya, Nabi Muhammad SAW, untuk dibunuh.
Abu Sufyan bin Harb juga merupakan salah satu tokoh yang menandatangani pemboikotan antara suku kafir Quraisy dengan Bani Hasyim. Intinya, dirinya secara lahir dan batin sangat membenci Islam dan rasulnya, dan ingin menghancurkan mereka.
Bahkan menurut beberapa ulama dan ahli tafsir, surah Al-Anfal ayat 36-37 menceritakan tentang kekafiran Abu Sufyan bin Harb dan ancaman Allah SWT kepadanya.
Namun takdir berkata lain. Allah SWT yang Maha Membolak-balikkan Hati mampu menuangkan hidayah Islam ke hati Abu Sufyan sehingga ia masuk agama Islam.
Bagaimana kisah Abu Sufyan bin Harb masuk Islam tersebut? Berikut ulasannya.
Kisah Abu Sufyan bin Harb Masuk Islam
Sudah lama Abu Sufyan memiliki ketertarikan dengan Islam walaupun hanya sedikit. Ia belum pernah melihat kegigihan dan keimanan melebihi para sahabat membela Islam dan Rasulullah SAW.
Namun, Abu Sufyan masih ragu dengan perasaannya karena ia takut kekuasaan dan kewibawaan sebagai pemimpin suku Quraisy luntur dan musnah. Ia takut kekuasaan itu akan jatuh ke tangan Muhammad.
Saat itu, pejuang muslim dengan Rasulullah SAW berencana untuk menaklukkan kembali kota Makkah setelah diusir dari tanah kelahiran mereka. Lalu, Abu Sufyan pun mengetahui rencana ini.
Sebelum Rasulullah SAW sampai di Makkah, Abu Sufyan sudah lebih dahulu menuju ke Madinah seorang diri tanpa menggunakan senjata dan perlengkapan apa pun.
Abu Sufyan pergi ke Madinah dengan penuh rasa gelisah dan ketakutan. Setibanya di sana, ia langsung menemui putrinya, Ummu Habibah, istri Nabi Muhammad SAW.
Saat Abu Sufyan akan duduk di atas karpet yang biasa diduduki oleh Rasulullah SAW, putrinya sudah lebih dulu menariknya. Ia pun marah dengan perlakuan tersebut.
Sudah tidak diterima oleh putrinya sendiri, Abu Sufyan yang tujuan utamanya ingin menemui Rasulullah SAW pun juga gagal. Rasulullah SAW tidak mau menemuinya juga.
Tak lama, pasukan kaum muslimin bergerak menuju Makkah. Abu Sufyan keluar kota Makkah hendak mengamati perkemahan pasukan itu. Kemudian ia bertemu dengan Abbas bin Abdul Muthalib RA.
Umar bin Khattab RA melihat musuh bebuyutan kaum muslim berada di daerah mereka sendirian. Tentu ini merupakan kesempatan yang tepat untuk menangkap dan mengadilinya.
Umar RA bergegas masuk ke tenda Rasulullah SAW dan berkata, "Ya Rasulullah, berikanlah izin kepadaku untuk memenggal batang leher Abu Sufyan!"
Abbas RA mendahuluinya dan berkata, "Ya Rasulullah, saya sudah melindunginya dan menjaminnya!"
Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan untuk membawa Abu Sufyan pergi dan kembali lagi nanti siang untuk diadili.
Siang harinya, Abbas RA membawa Abu Sufyan menghadap Rasulullah SAW lagi. Kemudian beliau menegurnya,
"Celaka kau, hai Abu Sufyan! Apakah kau belum juga mau sadar bahwa tiada tuhan selain Allah?"
Abu Sufyan menjawab, "Tentu, hal itu tidak dapat saya menyangkalnya sedikit pun."
Rasulullah SAW menegurnya lagi, "Celaka kau, hai Abu Sufyan! Apakah kau belum juga mau sadar bahwa saya rasul Allah?"
Abu Sufyan menjawab, "Kalau soal ini, rasanya dalam jiwaku masih terdapat keberatan sedikit."
Abbas lalu membentaknya, "Celaka kau! Ucapkanlah syahadat dengan sebenarnya sebelum kepalamu berpisah dari tubuhmu!"
Dia lalu mengucapkan dua kalimat syahadat. Bersama dengan dia telah menyatakan keislamannya juga yaitu Hakim bin Hizam dan Budail bin Warqa.
Kemudian, Rasulullah SAW memerintahkan Abbas RA untuk menahan Abu Sufyan hingga usai parade militer. Namun Abbas RA mengusulkan agar beliau memberikan pujian saja kepada Abu Sufyan, karena ia menyukainya.
Kemudian, Rasulullah SAW memberikan sesuatu yang bisa dibanggakan oleh Abu Sufyan kepada kaumnya. Beliau berkata,
"Siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, aman; siapa yang memasuki rumah Hakim bin Hizam, aman; siapa yang memasuki Masjidil Haram, aman; dan siapa yang menutup pintu rumahnya, dia juga aman!"
Kemudian, Abu Sufyan benar kembali ke kaumnya dan memberitakan apa yang sudah ia lakukan di hadapan Rasulullah SAW. Ia mengakui keislamannya kepada kaumnya, memerintahkan mereka untuk berlindung di rumahnya, serta menyatakan besarnya kekuatan umat Islam sekarang.
Dengan demikian, Abu Sufyan menjadi seorang muslim yang baik dan bahkan turut berjihad bersama Rasulullah SAW setelahnya.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi