Kisah Umar dan penggembala kambing jadi salah satu cerita yang memiliki pesan mendalam. Mengingatkan muslimin bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Melihat.
Kisah ini berasal dari seorang muslim bernama Ibnu Umar yang menguji seorang pemuda penggembala kambing yang jujur dan taat kepada Allah SWT. Bagaimanakah ceritanya? Berikut kisah selengkapnya.
Kisah Umar dan penggembala kambing ini diceritakan oleh Abdullah bin Dinar yang tertulis dalam buku Bukan Kisah Biasa karya Joko Susanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdullah bin Dinar bercerita bahwa suatu hari, dirinya dan Ibnu Umar RA pergi ke Makkah. Baru menempuh setengah perjalanan, keduanya berhenti sebentar untuk istirahat.
Ketika mereka berdua istirahat, tiba-tiba ada seorang pemuda penggembala kambing yang turun dari bukit dan menuju ke arah mereka. Kemudian Ibnu Umar RA berkata kepadanya, "Ayo nak, mari makan."
Pemuda tadi menjawab ajakan dari Ibnu Umar RA dengan berkata, "Saya sedang puasa."
Hal ini sangat mengejutkan Ibnu Umar RA sehingga ia berkata, "Pada hari panas seperti ini sedangkan engkau menggembala kambing di antara pegunungan, engkau berpuasa?"
Kemudian pemuda tadi menjawab, "Aku ingin memanfaatkan waktu yang senggang."
Kemudian muncullah sebuah ide untuk menguji pemuda ini. Ibnu Umar RA bertanya kembali, "Apakah kamu penggembala?"
Pemuda itu menjawab, "Ya."
Ibnu Umar RA lalu melanjutkan ujiannya tadi kepada pemuda tersebut. Ia berkata, "Apakah engkau bersedia menjual seekor kambing dari gembalaanmu, lalu akan kami sembelih dan kamu akan kami berikan makan dan dagingnya, lalu kami akan berikan uangnya."
Penggembala kambing itu menjawab, "Saya bukan pemilik kambing-kambing ini, saya hanyalah hamba sahaya, hanya penggembala kambing."
Ibnu Umar RA terus melanjutkan ujiannya, "Katakan saja kepada tuanmu, bahwa seekor kambingnya dimakan serigala."
Di luar dugaan, ternyata pemuda penggembala kambing yang jujur ini malah berkata perkataan yang membuat hati Ibnu Umar RA tersentuh. Pemuda itu menjawab, "Lalu di manakah Allah?"
Ibnu Umar RA lalu bergumam, "Ya benar, di manakah Allah? Di manakah Allah? Di manakah Allah?" kemudian beliau menangis. Diriwayatkan oleh Thabrani, para perawinya tsiqqah.
Mendengar jawaban dari pemuda jujur tadi, Ibnu Umar RA lalu menuju ke Madinah. Kemudian, ia mengirim utusan kepada tuan pemuda tadi untuk membeli budaknya beserta seluruh gembalaannya.
Sang budak jujur dan amanah itu dimerdekakan. Tidak hanya itu, hewan ternaknya pun diberikan kepadanya.
Ibnu Umar RA menguji amanah sang pemuda dan dia sangat kagum dengan jawabannya. Bahkan diriwayatkan dia menangis saat sang anak mengangkat jarinya ke langit seraya berkata, "Di manakah Allah?"
Dari cerita ini bisa diambil pelajaran, bahwa membangun hubungan kepada Allah SWT, rasa takut kepada-Nya baik ketika sendiri maupun ramai, menumbuhkan perasaan selalu diawasi dalam setiap pribadi.
Kisah Umar dan penggembala kambing tadi juga menunjukkan bahwa sifat amanah, jujur, serta selalu merasa dekat dengan Allah SWT, pasti memiliki akhir yang baik. Terbukti, di dunia saja ia sudah bisa mendapat sebuah hal yang sangat membahagiakan, yaitu dimerdekakan dan diberi hadiah gembalaannya tadi.
Ia akhirnya memiliki harta yang banyak dan kebebasan atas dirinya sendiri. Tentu saja, ia akan mendapat hal yang lebih baik lagi nanti di akhirat.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza