Cerita ini bahkan diabadikan Allah SWT dalam Al-Qur'an agar bisa menjadi pelajaran bagi seluruh umat manusia di setiap zaman. Kisahnya termuat dalam surah An-Naml ayat 20-28.
Kerja Sama Burung Hudhud dan Nabi Sulaiman AS
Dikutip dari buku Tafsir Qashashi Jilid III oleh Syofyan Hadi, saat itu Nabi Sulaiman AS sedang melakukan pemeriksaan terhadap para pekerja dan pegawainya. Pekerja yang dimaksud tersebut terdiri dari golongan manusia, hewan, maupun jin.
Nabi Sulaiman AS lantas menyadari ketidakhadiran burung Hudhud dalam pertemuan itu. Beliau lalu berkata bahwa pegawai dan pekerja yang tidak hadir dalam pertemuan itu akan dihukum.
Tak lama, burung hudhud datang namun tetap terlambat. Nabi Sulaiman AS lantas bertanya penyebab keterlambatannya tersebut. Burung hudhud pun menjawab bahwa ia membawa sebuah berita penting.
Burung hudhud bersaksi dia baru saja datang dari negeri yang sangat jauh. Tak hanya itu, negeri itu pun juga sangat luas, makmur, dan aman. Diketahui negeri itu bernama Negeri Saba'.
Negeri Saba' dipimpin oleh seorang ratu bernama Balqis. Sang ratu merupakan seorang yang sesat dimana ia dan penduduknya adalah penyembah matahari.
Ats-Tsa'labi dalam buku Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi mengatakan, Negeri Saba' dipimpin oleh seorang perempuan setelah kekuasaan yang dipimpin seorang laki-laki sebelumnya menyebabkan kerusakan di mana-mana.
Sehingga menyebabkan diangkatnya anak putri raja sebelumnya, yaitu Ratu Balqis binti as-Sarih al-Had-had, menjadi ratu menggantikan ayahnya.
Mengetahui pengakuan dari burung Hud-Hud, Nabi Sulaiman AS kemudian menulis sepucuk surat kepada ratu dari negeri Saba' tersebut. Surat itu berisi sebuah perintah agar Ratu Balqis dan seluruh rakyatnya untuk menyerahkan kekuasaan pada Nabi Sulaiman AS serta tunduk kepada aturan Allah SWT dan taubat dari kemusyrikan.
Di sinilah peran Burung Hud-Hud yang kedua ditampakkan. Dirinya selain menjadi pembawa berita adanya kerajaan yang penuh kemusyrikan, ia juga berperan sebagai pengantar surat yang menghubungkan Nabi Sulaiman AS dengan Ratu Balqis.
Negosiasi Nabi Sulaiman AS dan Ratu Balqis
Setelah diberi tahu hal itu, Ratu Balqis menawarkan jalan damai kepada Nabi Sulaiman AS sehingga ia ingin memberi beliau hadiah. Namun, Nabi Sulaiman AS menolaknya.
Nabi Sulaiman AS mengatakan bahwa beliau hanya ingin ratu tersebut beserta rakyatnya mau menyembah Allah SWT dan meninggalkan kemusyrikannya. Apalagi Nabi Sulaiman AS sudah memiliki kerajaan yang sangat kaya, megah, dan besar, membuatnya lebih tidak menginginkan hadiah tersebut.
Mendengar kemegahan kerajaan Nabi Sulaiman AS, Ratu Balqis pun tertarik untuk datang kesana.
Nabi Sulaiman AS lantas menanyakan kepada salah satu pekerjanya siapa yang bisa memindahkan singgasana Ratu Balqis ke kerajaannya sebelum ratu tersebut datang. Jin ifrit pun menyanggupinya bahkan hanya dengan kecepatan kedipan mata.
Ratu Balqis Beriman pada Allah SWT
Setibanya di kerajaan Nabi Sulaiman AS, Ratu Balqis pun amat tercengang melihat kemegahan serta kekayaan yang dimiliki beliau. Lebih terkejutnya Ratu Balqis saat tahu bahwa singgasananya sudah berada di sana.
Setelah melihat segala kelebihan yang berada di kerajaan Nabi Sulaiman AS, Ratu Balqis menyadari bahwa kesombongannya selama ini terhadap kekayaannya tidak berarti apa-apa.
Lalu, dirinya mengakui kekalahannya pada Nabi Sulaiman AS dan bersaksi akan beriman kepada Allah SWT. Setelah itu Nabi Sulaiman AS memperistri Ratu Balqis dan keduanya hidup bahagia bersama.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana