Abdullah bin Abbas, Sahabat Rasulullah SAW yang Pandai Sejak Muda

Abdullah bin Abbas, Sahabat Rasulullah SAW yang Pandai Sejak Muda

Devi Setya - detikHikmah
Minggu, 19 Feb 2023 05:30 WIB
Symbol of the Shia Muslim religion with an Ayatollah who prays and preaches in front of his followers by stretching a finger upwards.
Ilustrasi Abdullah bin Abbas, sahabat nabi yang pandai sejak muda.Foto: Getty Images/iStockphoto/Pict Rider
Jakarta -

Rasulullah SAW memiliki banyak sahabat setia, salah satunya Abdullah bin Abbas yang juga masih ada ikatan keluarga sebagai saudara sepupu. Abdullah bin Abbas dikenal sebagai sosok yang pandai. Ia pun banyak meriwayatkan hadits.

Abdullah bin Abbas juga sering disebut Ibnu Abbas. Nama ini digunakan untuk membedakannya dari para sahabat lain yang bernama Abdullah juga. Abdullah bin Abbas lahir di Makkah pada tahun 619 M.

Mengutip buku 99 Kisah Menakjubkan Sahabat Nabi oleh Tethy Ezokanzo, dijelaskan bahwa Abdullah bin Abbas selalu bersemangat menuntut ilmu sejak masih kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Rasulullah SAW wafat, ilmu keislamannya sudah tinggi meski usianya saat itu baru 13 tahun. Suatu hari, Abdullah bin Abbas ingin melihat bagaimana Rasulullah SAW melaksanakan sholat malam.

Dia pun menginap di rumah Rasulullah SAW. Sepanjang malam dia terjaga agar tidak terlewati ketika Rasulullah SAW hendak melaksanakan sholat malam. Ketika Rasulullah SAW terbangun, disiapkannya air untuk Rasulullah SAW berwudhu.

ADVERTISEMENT

Melihat pemuda kecil ini sangat sigap, Rasulullah SAW terharu dan bangga. Rasulullah SAW mengusap rambut Abdullah bin Abbas sambil berdoa, "Ya Allah, berikan dia keahlian dalam agama-Mu, dan ajarilah dia tafsir kitab-Mu."

Kemudian, sholatlah Abdullah bin Abbas bersama manusia paling mulia, yang merupakan suatu kenikmatan yang tidak ada bandingannya. Awalnya, Abdullah berdiri sejajar dengan Rasulullah SAW.

Hatinya berkata, tidaklah pantas untukku sejajar dengan seorang rasul Allah. la pun mundur sedikit tetapi Rasulullah menariknya. la kembali mundur.

Selesai sholat, Rasulullah SAW menanyakan mengapa ia berbuat demikian.

"Wahai kekasih Allah dan manusia, tidak pantas kiranya aku berdiri sejajar dengan utusan Allah," jawab Abdullah bin Abbas.

Rasulullah SAW tersenyum, dengan senyuman yang menenangkan setiap jiwa, dan kembali mendoakan Abdullah bin Abbas dengan doa yang sama.

Setelah Rasulullah SAW wafat, Abdullah bin Abbas berkeliling menemui para sahabat. la bertanya dan belajar banyak hal kepada para sahabat. lbnu Abbas rela berjalan kaki menempuh perjalanan jauh, bersusah payah mencari ilmu.

H. Abu Achmadi dalam bukunya yang berjudul Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X, menuliskan bahwa Abdullah bin Abbas dikenal sebagai orang yang berpengetahuan luas, teliti, cermat, serta berpikiran cerdas.

Hal ini tidak terlepas dari ketekunannya dalam mempelajari ilmu sejak masa kecilnya. Sekalipun usianya masih sangat muda, Abdullah bin Abbas tidak sungkan bergaul dengan para sahabat yang telah tua dan berpengalaman. Semua demi mendapatkan ilmu dan pelajaran berharga.

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, Abdullah bin Abbas selalu diundang ke dalam majelisnya. Umar bin Khattab menjadikan Abdullah bin Abbas sebagai teman bermusyawarah. Pendapat dari Abdullah bin Abbas sering kali digunakan sebagai acuan dalam perkara-perkara yang penting.

Karena pemikirannya yang bijaksana dan cerdas, Umar bin Khattab memberi Abdullah bin Abbas gelar Pemuda Tua.

Pada suatu ketika, seseorang menanyakan kepada Abdullah bin Abbas tentang cara ia mendapatkan ilmu. Abdullah menjawab, "Dengan lidah yang gemar bertanya dan akal yang suka berpikir."

Tidaklah mengherankan jika para sahabat memandang Abdullah bin Abbas sebagai orang yang tajam dalam berpikir, cepat memahami, dan banyak menyerap ilmu. la menjadi tempat bertanya bagi orang-orang di sekitarnya. Namun, ilmunya tidak menjadikan dirinya besar kepala atau lebih dari yang lain. la menganggap ilmu, diskusi, dan musyawarah merupakan jalan mengungkap kebenaran.

Begitulah kehidupan Abdullah bin Abbas, diisi dengan menuntut ilmu, beribadah dengan ilmunya, memberikan kesegaran kepada jiwa manusia, dan memberikan cahaya bagi gelapnya hati dan setetes air embun bagi gersangnya kalbu.

Abdullah bin Abbas, yang kemudian lebih dikenal dengan lbnu Abbas, tampil menjadi ulama besar Islam. Sampai akhir hayatnya, di usia 71 tahun, ia tetap haus akan ilmu.

Abu Hurairah menggambarkan kehilangan ini dengan ucapan, "Hari ini telah wafat ulama umat. Semoga Allah memberikan penggantinya."




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads