Azan ditujukan sebagai pengingat lima waktu shalat wajib dalam Islam. Kumandang azan juga menjadi panggilan untuk umat Islam agar segera salat, dan menunaikannya secara berjamaah.
Lafal azan memuat lafaz akidah yakni takbir, syahadat atau ikrar, seruan untuk salat, serta ajakan untuk berbahagia.
Pada permulaan Islam, belum ada imbauan melaksanakan salat seperti azan dan ikamah. Azan baru mulai disyariatkan sejak tahun pertama hijriah. Sehingga kaum muslim di zaman Rasulullah hanya berkumpul dan saling menunggu satu sama lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Fikih Sunnah - Jilid 1 oleh Sayyid Sabiq, dalam hadis Nabi SAW dijelaskan awal mula azan. Dari Nafi', bahwasanya Ibnu Umar berkata:
"Dulu, kaum Muslimin berkumpul dan saling menunggu untuk melaksanakan salat dan tidak ada seorang pun di antara mereka yang mengajak untuk melaksanakan salat."
Suatu hari, mereka saling berbincang. Sebagian dari mereka berkata, gunakanlah lonceng sebagaimana lonceng yang dipergunakan orang-orang Nasrani.
Sebagian yang lain berkata, gunakanlah trompet sebagaimana trompet yang dipergunakan orang-orang Yahudi.
Ibnu Umar kemudian berkata, kenapa kalian tidak meminta kepada seseorang agar mengumandangkan azan untuk salat.
Rasulullah kemudian berkata, "Wahai Bilal, berdirilah dan kumandangkan azan untuk salat." (HR Ahmad & Bukhari)
Masih dari Fikih Sunnah - Jilid 1, dalam sabda Rasulullah lainnya dikisahkan sejarah awal lafal azan dan ikamah berasal dari mimpi dua orang sahabat.
Dari Abdullah bin Zaid bin Abdurabbih, ia berkata: 'Ketika Rasulullah memerintahkan untuk menggunakan lonceng, beliau menyuruh seseorang memukulnya untuk mengumpulkan umat Islam.'
'Saat aku sedang tidur, ada seseorang yang membawa lonceng mengelilingiku dalam mimpi. Lalu aku berkata kepadanya, 'Wahai hamba Allah, apakah engkau menjual lonceng?'
Pembawa lonceng berbalik bertanya kepadanya, 'Apa yang akan engkau lakukan dengan lonceng tersebut?'
Aku menjawab, 'Aku pergunakan untuk memanggil orang-orang agar salat?'
Orang tersebut berkata, 'Apakah engkau mau jika aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada lonceng?'
Aku menjawab, 'Iya.'
Orang tersebut kemudian berkata, 'Ucapkanlah,
اللَّهُ أَكْبرُ، اللَّهُ أَكْبرُ، اللَّهُ أَكْبرُ، اللَّهُ أَكْبرُ، أشهدُ أن لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، أشهدُ أن لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، أشهدُ أنَّ محمَّدًا رسولُ اللَّهِ، أشهدُ أنَّ محمَّدًا رسولُ اللَّهِ، أشهدُ أن لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، أشهدُ أن لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، أشهدُ أنَّ محمَّدًا رسولُ اللَّهِ، أشهدُ أنَّ محمَّدًا رسولُ اللَّهِ، حيَّ على الصَّلاةِ، حيَّ على الصَّلاةِ، حيَّ علَى الفلاحِ، حيَّ علَى الفلاحِ، اللَّهُ أَكْبرُ، اللَّهُ أَكْبرُ، لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ
Tidak lama setelah itu, lelaki tersebut berkata, 'Jika engkau ingin ikamah, ucapkan,
اللَّهُ أَكْبرُ، اللَّهُ أَكْبرُ، اللَّهُ أَكْبرُ، اللَّهُ أَكْبرُ، أشهدُ أن لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، أشهدُ أنَّ محمَّدًا رسولُ اللَّهِ، حيَّ على الصَّلاةِ، حيَّ على الفلاحِ، قد قامتِ الصَّلاةُ، قد قامتِ الصَّلاةُ، اللَّهُ أَكْبرُ، اللَّهُ أَكْبرُ، لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ
'Pagi harinya, aku menemui Nabi SAW, kemudian aku menceritakan apa yang aku lihat dalam mimpi. Rasulullah saw. kemudian bersabda:
"Sungguh, mimpimu itu adalah mimpi yang benar, Insya Allah, temui Bilal dan ajarkan kepadanya apa yang engkau lihat (dalam mimpi), dan hendaknya dia mengumandangkan azan dengan kalimat tersebut karena suaranya lebih baik dan bagus darimu."
'Aku lalu berdiri bersama Bilal dan mengajarkan kalimat azan https://www.detik.com/tag/azan kepadanya. Dia pun lalu mengumandangkan adzan dengan kalimat tersebut.'
Abdullah berkata, ketika Umar mendengar hal tersebut, dengan segera dia keluar dari rumahnya dan meletakkan selendangnya. Dia berkata: 'Demi Dzat yang mengutusmu dengan membawa kebenaran, sungguh aku bermimpi seperti mimpinya.'
Abdullah berkata, Rasulullah SAW lantas mengucapkan, "Segala puji milik Allah." (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah & Tirmidzi)
Baca juga: Kenapa Nabi Muhammad SAW Tidak Pernah Azan? |
Pada awalnya Rasulullah memang tidak suka dan tidak menyetujui apabila menyeru kepada salat menggunakan lonceng, karena seperti orang Nasrani.
Kemudian salah satu sahabat, yakni Abdullah bin Zaid bin Abdurabbih mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dalam mimpinya, lalu menceritakan kepada Nabi SAW. Rasul berkata bahwa mimpi tersebut benar dan merupakan dari Allah.
Dan ternyata sahabat nabi lain yaitu Umar bin Khaththab juga mengalami mimpi yang sama atas petunjuk Allah SWT Sehingga lafal azan dan ikamah ditetapkan dari kedua mimpi sahabat. Wallahu a'lam.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah