Nabi Muhammad SAW adalah putra dari Abdullah dan Aminah. Keduanya memiliki nasab mulia baik dari jalur ayah maupun ibu.
Disebutkan dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam yang diterjemahkan oleh Fadhli Bahri, ayah Nabi Muhammad SAW, Abdullah, adalah putra dari pasangan Abdul Muthalib bin Hasyim dan Fathimah binti Amr. Dengan demikian, nama kakek Nabi Muhammad SAW adalah Abdul Muthalib bin Hasyim jika merujuk pada nasab ayahnya.
Sosok Abdul Muthalib, Kakek Nabi Muhammad SAW
Kakek Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib, adalah pembesar bangsa Arab dan mempunyai beberapa istri semasa hidupnya sebagaimana adat Arab pada masa itu, seperti disebutkan dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW II oleh Moenawar Chalil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istri Abdul Muthalib yang mempunyai keturunan adalah Halah binti Wahbin bin Abdu Manaf bin Zuhrah yang melahirkan empat anak bernama Hamzah, Muqawwam, Jahal, dan Shafiyyah.
Kemudian, Natilah binti Khabab bin Kulain bin Amir yang melahirkan tiga orang anak bernama Abbas, Dhirar, dan Qatsam. Lalu, Safiyyah binti Jundab dari Bani Amir yang melahirkan seorang anak bernama Harits.
Abdul Muthalib juga memiliki istri bernama Labna binti Hajir bin Abi Manaf yang melahirkan seorang anak bernama Abdul Uzza yang kemudian terkenal dengan nama Abu Lahab.
Istrinya yang memiliki keturunan lainnya adalah Fathimah binti Amir bin Adiz yang melahirkan tujuh orang anak yang bernama Abdullah, Abdu Manaf, Baidha, Umaimah, Barrah, Atikah, dan Arwa.
Moenawar Chalil dalam buku tarikh-nya menyebut, jumlah anak kakek Nabi Muhammad SAW atau saudara ayah Nabi Muhammad SAW ada 15 yang terdiri dari 9 laki-laki dan 6 perempuan.
Riwayat lain menyebut ada 11 laki-laki, dengan dua di antaranya adalah Zubair dan Abdul Ka'bah yang merupakan saudara seibu dengan Abdullah. Dengan demikian, jumlah paman dan bibi Nabi Muhammad SAW ada 17 orang.
Kematian Kakek Nabi Muhammad
Moenawar Chalil mengatakan dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Volume 1, Abdul Muthalib adalah orang tua yang berpengaruh besar di kalangan bangsa Quraisy. Sebab, dialah orang tertua yang menjadi tempat kembalinya segala urusan yang terjadi di kalangan mereka dan kepala bagi seluruh Kota Mekah.
Sebagai penghormatan atas kedudukannya yang mulia itu, sampai-sampai anak-anaknya sendiri tidak ada yang berani menginjak dan menduduki tempat duduk khususnya yang berada di dekat Kakbah.
Menurut sebuah riwayat, tatkala Nabi Muhammad SAW datang ke Masjidil Haram dan mendekati kakeknya yang sedang duduk di tempat khususnya itu dengan dikelilingi anak-anaknya, seketika para paman Nabi SAW memegang dan menahan agar Nabi SAW jangan sampai menginjak hamparan yang tengah diduduki datuknya itu.
Namun, Abdul Muthalib sendiri yang menyatakan supaya cucunya yang yatim itu dibiarkan mendekat. "Biarkanlah dia berjalan mendekat kepadaku," ucap Abdul Muthalib kala itu.
Abdul Muthalib wafat ketika Nabi Muhammad SAW berusia 8 tahun. Kakek Nabi Muhammad SAW tersebut meninggal dunia dalam usia 80 tahun.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan