Sholat Mayit: Hukum, Keutamaan, Tata Cara dan Bacaan Lengkap

Sholat Mayit: Hukum, Keutamaan, Tata Cara dan Bacaan Lengkap

Daffa Ichyaul Majid Sarja - detikHikmah
Kamis, 04 Des 2025 08:45 WIB
Sholat Mayit: Hukum, Keutamaan, Tata Cara dan Bacaan Lengkap
Ilustrasi sholat mayit. Foto: Getty Images/iStockphoto/OzanSatioglu
Jakarta -

Sholat mayit atau sholat jenazah menjadi kewajiban bagi muslim atas sesamanya yang meninggal dunia. Dalil pelaksanaan sholat ini bersandar pada hadits shahih.

Cara sholat mayit berbeda dengan sholat pada umumnya, sehingga penting dipahami umat Islam. Berikut hukum, keutamaan, tata cara, dan bacaannya lengkap.

Hukum Sholat Mayit

Dinukil dari buku Fikih Empat Madzhab susunan Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi, hukum melakukan sholat mayit adalah fardhu kifayah bagi orang-orang yang masih hidup. Apabila kewajiban ini telah terpenuhi oleh sebagian orang, atau bahkan oleh satu orang, kewajibannya telah gugur dari semua orang, mereka tidak perlu untuk melakukannya, namun pahala hanya diberikan kepada yang melaksanakannya saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wahbah az-Zuhaili dalam Fiqhul Islam wa Adillatuhu mengatakan para sahabat juga menyolatkan Rasulullah SAW dan beliau SAW memerintahkan menyolati bayi keguguran dan anak-anak kecil. Nabi SAW sendiri juga pernah menyolati Raja Najasyi sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, dan Muslim.

Keutamaan Sholat Mayit

Dikutip dari buku Fiqih Shalat Jenazah karya Ahmad Sarwat terdapat beberapa hadits yang menjelaskan keutamaan sholat mayit, antara lain:

ADVERTISEMENT

1. Mendapatkan Pahala Besar

Dari Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ شَيهدَ الَْْنَازَةَ حَتََّّ يُصَلي ىَ عَلَيْ هَا فَ لَهُ قييرَاطٌ وَمَنْ شَيهدَ حَتََّّ تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قييرَاطَا ي ن . قييلَ وَمَا الْيقيرَاطَا ي ن قَالَ يمثْلُ الَْْبَ لَ ي الْعَ ي ظيمَ يْ

Artinya: "Barang siapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barang siapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth." Ada yang bertanya, "Apa yang dimaksud dua qiroth?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lantas menjawab, "Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar." (HR Bukhari dan Muslim)

2. Memberi Syafaat Mayit

Dari Kuraib RA berkata,

أَنَّهُ مَاتَ ابْنٌ لَهُ بيقُدَيْدٍ أَوْ بيعُسْفَانَ فَ قَالَ يََ كُرَ يْبُ انْظُرْ مَااجْتَمَعَ لَهُ يمنَ النَّا ي س. قَالَ فَخَرَجْتُ فَيإذَا نََسٌ قَ ي د اجْتَمَعُوا لَهُ فَأَخْبََْتُهُ فَ قَالَ تَ قُولُ هُمْ أَرْب عَُونَ قَالَ ن عََمْ. قَالَ أَخْيرجُوهُ فَيإي نّ مَا يمنْ « يَ سَعْتُ رَسُولَ ا يَّ للَّ -صلى الله عليه وسلم - ي قَُولُ رَجُ لٍ مُسْليمٍ يََوُتُ فَ يَ قُومُ عَلَى جَنَازَتييه أَرْب عَُونَ رَجُلاً لاَ يُشْيركُونَ
يبِ يَّ للَّ شَيْ ئًا إيلاَّ شَفَّعَهُمُ الَّلَُّ فيييه

Artinya: "Anak 'Abdullah bin 'Abbas di Qudaid atau di 'Usfan meninggal dunia. Ibnu 'Abbas lantas berkata, "Wahai Kuraib (bekas budak Ibnu 'Abbas), lihat berapa banyak manusia yang menyolati jenazahnya." Kuraib berkata, "Aku keluar, ternyata orang-orang sudah berkumpul dan aku mengabarkan pada mereka pertanyaan Ibnu 'Abbas tadi. Lantas mereka menjawab, "Ada 40 orang". Kuraib berkata, "Baik kalau begitu." Ibnu 'Abbas lantas berkata, "Keluarkan mayit tersebut. Karena aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lantas disholatkan (sholat jenazah) oleh 40 orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun melainkan Allah akan memperkenankan syafaat (doa) mereka untuknya." (HR Muslim)

Keutamaan serupa turut dijelaskan dalam riwayat dari Aisyah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,

مَا يمنْ مَيي تٍ يُصَلي ى عَلَيْيه أُمَّةٌ يمنَ الْمُسْلييميَْ ي بَْ لُغُونَ يمائَةً كُلُّهُمْ يَشْفَعُونَ لَهُ إيلاَّ شُ يفعُوا فيييه

Artinya: "Tidaklah seorang mayit disholatkan (dengan sholat jenazah) oleh sekelompok kaum muslimin yang mencapai 100 orang, lalu semuanya memberi syafaat (mendoakan kebaikan untuknya), maka syafaat (doa mereka) akan diperkenankan." (HR Muslim)

Tata Cara Sholat Mayit

Tata cara sholat mayit dilakukan dengan empat kali takbir tanpa adanya rukuk, i'tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, dan tahiyat.

Masih dikutip dari buku yang sama, tata cara sholat mayit sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW sebagai berikut,

عَنْ أَ ي بِ أُمَامَةَ بْ ي ن سَهْلٍ أَنَّهُ أَخْبَََهُ رَجُلٌ يمنْ أَصْحَا ي ب الَّني ي ب أَنَّ السُّنَّةَ ي في الصَّلاَية عَلىَ الَْنَازَية أَنْ يُكَي بََ ا ي لإمَامُ ثَُُّ ي قَْرَأُ بيفَايتَِية ال ي كتَا ي ب ب عَْدَ التَّكْبييْرَية الأُوْلىَ ي س راً ي في ن فَْ ي سيه ثَُُّ يُصَل ي عَلىَ النَّيي ب وَيَُُلي صُ الدُّعَاءَ ليلْمَيي ي ت ثَُُّ يُسَلي م

Artinya: "Dari Abi Umamah bin Sahl bahwa seorang sahabat Nabi SAW mengabarkannya bahwa aturan sunnah dalam sholat jenazah itu adalah imam bertakbir kemudian membaca Al-Fatihah sesudah takbir yang pertama secara sirr di dalam hatinya. Kemudian bersholawat kepada Nabi SAW, menyampaikan doa khusus kepada mayit dan kemudian membaca salam." (HR Al-Baihaqi)

Rukun Sholat Jenazah

Menurut mazhab As-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah sholat mayit terdiri dari tujuh rukun, antara lain:

1. Niat

Para ulama mengatakan sholat mayit dan ibadah lainnya tidak dianggap sah jika tidak diawali dengan niat. Niat tersebut dipanjatkan untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya,

إينا الأَعْمَالٌ يبِلني يَّا ي ت

Artinya: "Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai niatnya." (HR Muttafaq Alaihi)"

Niat Sholat Mayit Laki-Laki

أُصَلَّى على هَذَا المَيِّتِ أَرْبَعَ تَكبِيرَاتٍ فَرضَ كِفَايَةِ )إِمَامًا / مَأْمُومَا( رَكْعَتَيْنِ اللَّهِ تَعَالَى.

Arab latin: Ushalli 'ala hadzal mayyiti arba'a takbiratin fardhu kifayati (imaman/ma'muman) lillahi Ta'ala.

Artinya: "Saya berniat sholat untuk mayat ini empat takbir karena menjalankan fardhu kifayah sebagai (imam/makmum) karena Allah Ta'ala."

Niat Sholat Mayit Perempuan

أَصَلِّي على هَذِهِ المَيْتَةِ أَرْبَعَ تَكبِيرَاتٍ فَرضَ كِفَايَةِ )إِمَامًا مَأْمُوماً( رَكْعَتَيْنِ اللَّهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli 'ala hadzihil mayyitati arba'a takbiratin fardhu kifayati (imaman/ma'muman) lillahi Ta'ala.

Artinya: "Saya berniat sholat untuk mayat ini empat takbir karena menjalankan fardhu kifayah sebagai (imam/makmum) karena Allah Ta'ala."

2. Berdiri Bila Mampu

Sholat mayit tidak akan sah apabila dikerjakan sambil duduk atau di atas kendaraan selama orang tersebut mampu untuk melakukan dan tidak ada udzur syar'i.

3. Takbir 4 Kali

Aturan ini berdasarkan dengan hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk sholat Nabi ketika menyolati mayit.

أَنَّ النَّيبَّ ن عََى النَّجَا ي ش ي ي في اليَ وْيم الَّ ي ذي مَاتَ فييْيه فَخَرَجَ إيلىَ صَلىَّ وَكَبَََّ أَرْبَعَ تَكْبييْرَاتٍ

Artinya: "Nabi SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (sholat ghaib) dan beliau takbir 4 kali. (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Empat kali takbir tersebut terdiri dari membaca surah Al-Fatihah, membaca sholawat kepada Rasulullah SAW, dan doa untuk mayit.

4. Salam

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut,

عَ ي ن ابْ ي ن مَسْعُودٍ قَالَ: كَانَ النَّيبُّ ي فَْعَلُ التَّسْلييْمَ عَلىَ الَْنَازَية يمثْلَ التَّسْلييمَ ي في الصَّلاَ ية

Artinya: "Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Nabi SAW melakukan salam kepada jenazah seperti salam dalam sholat." (HR Al-Baihaqi)

Syarat Sah Sholat Mayit

Agar sholat mayit yang dikerjakan menjadi sah hukumnya, para ulama telah menetapkan beberapa syarat sah sholat mayit sebagai berikut:

1. Mayit Beragama Islam

Para ulama berpendapat bahwa hanya mayit yang beragama Islam saja yang sah untuk disholati. Sedangkan mayit yang bukan beragama Islam, bukan hanya tidak sah apabila disholati, tetapi hukumnya haram dan terlarang.

2. Mayit Suci dari Najis

Mayit yang akan disholati haruslah dibersihkan dari segala bentuk najis, baik najis berbentuk cair atau najis berbentuk padat. Hal ini dilakukan sebelum mayit dimandikan secara syar'i.

3. Jenazah Sudah Dimandikan

Para ulama mengatakan bahwa syarat agar mayit sah untuk disholati adalah mayit tersebut telah dimandikan sebelumnya, sehingga segala bentuk najis dan kotoran sudah tidak ada lagi.

Meskipun para ulama pada umumnya sepakat bahwa tujuan mandi janabah adalah bukan hanya untuk menghilangkan najis, melainkan tujuannya untuk mengangkat hadats besar pada mayit.

4. Aurat Mayit Tertutup

Para ulama juga mengatakan agar mayit sah disholati maka harus dalam keadaan auratnya tertutup sebagaimana orang yang masih hidup.

5. Mayit Diletakkan di Depan

Mayit yang akan disholati harus berada di depan orang yang mensholatinya. Sehingga orang-orang yang menyolati mayit itu berposisi menghadap kepadanya.

Bacaan Sholat Mayit

1. Takbir Pertama

Bacaan pada takbir pertama sholat mayit ialah surah Al-Fatihah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:

أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ قَ رَأَ يبَِا ي في صَلاَية الَْنَازَية وَقَالَ : ليتَ عْلَمُوا أَنا سُنَّ ة

Artinya: "Bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu membacanya pada sholat jenazah dan berkata,"Ketahuilah bahwa itu adalah sunnah." (HR Bukhari)

Berikut bacaan surah Al-Fatihah,

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِاَ لْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ

Arab latin: ismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn. Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Ṣirāṭallazīna an'amta 'alaihim, ghairil-maghḍūbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn.

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat."

2. Takbir Kedua

Bacaan pada takbir kedua sholat mayit adalah sholawat kepada Rasulullah SAW, sholawat yang dimaksud adalah sholawat Ibrahimiyah, yang di dalamnya terdapat keberkahan untuk Nabi Ibrahim AS.

Berikut lafal sholawat kepada Rasulullah SAW,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيمَ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيدٌ

Arab latin: Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad, wa 'ala ali sayyidina Muhammad, kama shollaita 'alaa sayyidina Ibrahum, wa 'ala ali sayyidina Ibrahim, wa baarik 'ala sayyidina Muhammad, wa 'alaa ali sayyidina Muhammad, kama barokta 'ala sayyidina Ibrahim, wa 'alaa ali sayyidina Ibrahim, fil 'alamina innaka hamiidum majid.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkanlah pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung."

3. Takbir Ketiga

Bacaan pada takbir ketiga sholat mayit adalah doa untuk mayit, sebagaimana Rasulullah SAW sebagai berikut,

إِذَا صَلَّيْتُمْ عَلَى الْمَيِّتِ فَأَخْلِصُوا لَهُ الدُّعَاءَ

Artinya: "Bila kalian menyolati jenazah, maka murnikanlah doa untuknya." (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)

Berikut lafal doa untuk mayit sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِعْ مَدْخَلَهُ وَنَقِّهِ مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَاغْسِلْهُ بِالمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ . اللَّهُمَّ اجْعَلَ قَبْرَهُ رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الجِنَانِ وَلَا تَجْعَل قَبْرَهُ حُفْرَةً مِنْ حُفَرِ النِّيرَانِ

Arab latin: Allāhummaghfir lahu warḥamhu wa 'āfihi wa'fu 'anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi' madkhalahu, w-naqqihi minal khaṭāyā kamā yunaqqāth-thaubul abyadhu minad-danasi, waghsilhu bil-mā'i wath-thalji wal-baradi. Allāhummaj-'al qabrahu rauḍatan min riyāḍil-jināni wa lā taj-'al qabrahu ḥufratan min ḥufarin-nīrān.

Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, sayangi, afiatkan dan maafkan kesalahannya. Muliakan tempat turunnya, luaskan tempat masuknya, sucikan dia dari kesalahan-kesalahannya, sebagaimana baju putih yang disucikan dari kotoran. Mandikan dia dengan air, es dan embun. Ya Allah, jadikanlah kuburnya taman diantara taman-taman surga dan jangan jadikan liang dari lubang-lubang neraka."

4. Takbir Keempat

Pada takbir keempat, jemaah bisa membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Arab latin: Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu walaa taftinnaa ba'dahu waghfir lanaa walahu.

Artinya: "Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia."

5. Salam

Setelah takbir keempat mengucapkan salam, sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:

عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ يَفْعَلُ التَّسْلِيمَ عَلَى الْجَنَازَةِ مِثْلَ التَّسْلِيمَ فِي الصَّلَاةِ

Artinya: "Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Nabi SAW melakukan salam kepada jenazah seperti salam dalam sholat." (HR Al-Baihaqi)




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads