Salat malam atau qiyamul lail menjadi ibadah sunnah yang istimewa dalam Islam. Qiyamul lail sering dikaitkan dengan salat Tahajud. Namun, ada perbedaan di antara keduanya.
Qiyamul lail dapat membantu umat Islam untuk mencapai kedekatan dengan Allah SWT. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk meluangkan waktu malamnya untuk menjalankan ibadah sunnah tersebut.
Perbedaan Salat Tahajud dan Qiyamul Lail
Menurut buku 33 Macam Jenis Shalat Sunnah karya Muhammad Ajib Lc MA, ibadah apa pun yang dilakukan pada malam hari seperti salat Tahajud, salat Tarawih, salat witir, salat hajat, dan lainnya disebut dengan qiyamul lail. Jadi, salat Tahajud termasuk qiyamul lail.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qiyamul lail artinya menghidupkan malam atau mendirikan malam dengan ibadah, jadi istilah qiyamul lail ini lebih umum dibanding dengan istilah salat Tahajud. Sementara, salat Tahajud adalah ibadah salat yang dilakukan setelah bangun dari tidur pada malam hari dan menjadi bagian dari qiyamul lail.
Dalil Anjuran Salat Malam
Mengutip sumber sebelumnya, berikut sejumlah dalil anjuran qiyamil lail termasuk salat Tahajud:
1. Surah Al-Isra Ayat 79
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah salat Tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."
2. HR Muslim
Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, "Salat yang paling afdhal setelah salat fardhu adalah salat sunnah malam." (HR Muslim)
3. HR Al-Hakim
Dari Abu Umamah al-Baahiliy RA dari Nabi SAW beliau bersabda, "Kerjakanlah saalat sunnah malam, sesungguhnya salat malam itu adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Salat malam itu termasuk bentuk taqarrub kepada Allah SWT, dapat menghapus dosa dan mencegah perbuatan dosa." (HR Al-Hakim)
4. HR At-Tirmidzi
Dari Abdullah bin Salam RA bahwa Nabi SAW bersabda, "Wahai manusia, sebarkanlah salam (mengucapkan salam), berikanlah makanan (sadaqah) dan salatlah ketika orang-orang sedang tidur, maka kamu akan masuk surga dengan selamat." (HR at-Tirmidzi)
Waktu yang Paling Utama Mengerjakan Salat Malam
Dijelaskan dalam Fikih Sunnah 1 karya Sayyid Sabiq, meskipun diperbolehkan melakukan salat Tahajud baik di awal, tengah, atau akhir, tapi waktu yang paling utama adalah mengakhiri salat malam sampai sepertiga terakhir dari waktu malam. Hal ini sesuai dengan hadits dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ كُلَّ لَيْلَة الى سَمَاءِ الدُّنْيَا، حينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخر، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُوْنِي، فَأَسْتَجِيْبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِي، فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي، فَأَغْفِرَ لَهُ
Artinya: "Setiap malam, Tuhan kita turun ke langit dunia ketika sepertiga terakhir dari waktu malam. Allah berfirman; siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku mengabulkan doanya. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku memberinya. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku mengampuninya." (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad, Nasai, Ibnu Majah, dan Abu Daud)
Adab Melaksanakan Salat Malam
Mengacu sumber sebelumnya, bagi orang yang hendak melakukan salat malam, disunnahkan baginya melakukan beberapa hal berikut:
1. Ketika mau tidur, kita harus berniat bangun untuk mengerjakan salat malam.
2. Mengusapkan mukanya untuk menghilangkan rasa ngantuk ketika bangun tidur, kemudian menggosok gigi lalu melihat ke langit. Setelah itu, berdoa dengan bacaan doa yang bersumber dari Rasulullah SAW berikut ini:
لا إله الا انتَ سُبْحَانَكَ، أَسْتَغْفِرُكَ لذَنْبِي، وَأَسْأَلُكَ رَحْمَتَكَ، اللَّهُمْ زِدْنِي عِلْمًا، وَلَا تُزِغْ قَلْبِي بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنِي، وَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ الْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Lā ilāha illā anta subḥānaka, astaghfiruka li dzanbī, wa as'aluka raḥmataka. Allāhumma zidnī 'ilman, wa lā tuzigh qalbī ba'da idz hadaytanī, wa hab lī min ladunka raḥmah, innaka anta al-Wahhāb. Al-ḥamdu lillāhi alladzī aḥyānā ba'da mā amātanā wa ilayhi an-nusyūr.
Artinya: "Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Aku mohon ampun kepada-Mu dari dosaku dan aku mohon rahmat-Mu. Ya Allah, tambahkanlah pengetahuanku dan jangan Engkau sesatkan hatiku setelah Engkau memberi hidayah kepadaku. Berikanlah rahmat kepadaku dari sisi-Mu, karena Engkau Maha Pemberi. Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkanku kembali setelah mematikanku (tidur), kepada-Nya tempat Kembali." Setelah itu, hendaknya dilanjutkan dengan membaca sepuluh ayat dari surah Ali Imran.
3. Salat malam dianjurkan dimulai dengan dua rakaat yang ringan terlebih dahulu. Setelah itu, barulah seseorang bisa melanjutkannya dengan salat tambahan sesuai kemampuannya.
4. Saat melaksanakan salat malam, alangkah baiknya jika kita juga membangunkan anggota keluarga lain agar dapat ikut beribadah bersama.
5. Jika rasa kantuk sudah terlalu berat, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk salat Tahajud. Lebih baik tidur sejenak sampai kantuk hilang agar ibadah bisa dilakukan dengan khusyuk.
6. Jangan sampai salat malam menjadi beban. Kerjakanlah sesuai kemampuan, dan usahakan rutin melaksanakannya setiap malam, kecuali ketika ada hal darurat yang membuatnya tidak memungkinkan.
Tata Cara Salat Tahajud
Salat Tahajud dikerjakan minimal 2 rakaat. Salat Tahajud dikerjakan beriringan dengan witir 1 atau 3 rakaat. Dalam buku 10 Kesaksian Pengamal Tahajud karya Hendri Kusuma Wahyudi, berikut tata cara salat Tahajud:
- Berniat salat Tahajud dan takbiratul Ihram.
- Membaca doa iftitah.
- Membaca surah Al-Fatihah.
- Membaca salah satu surah di dalam Al-Qur'an. Biasanya rakaat pertama membaca surah Al-Kafirun dan rakaat kedua membaca surah Al-Ikhlas.
- Rukuk sambil membaca tasbih tiga kali.
- Iktidal.
- Sujud pertama sambil membaca tasbih tiga kali.
- Duduk antara dua sujud.
- Sujud yang kedua sambil membaca tasbih tiga kali.
- Melanjutkan salat rakaat kedua dengan gerakan seperti rakaat pertama hingga bangun dari sujud kedua.
- Tasyahud akhir.
- Salam.
(kri/kri)












































Komentar Terbanyak
Tolak Mundur dari Ketum PBNU, Gus Yahya Kumpulkan Ulama Malam Ini Tanpa Rais Aam
Gus Yahya Kumpulkan Alim Ulama di PBNU Malam Ini, Rais Aam & Sekjen Tak Diundang
Fatwa MUI: Bumi & Bangunan Hunian Tak Boleh Kena Pajak Berulang