Apakah Mandi Wajib Sah Jika Tidak Keramas? Ini Penjelasan Ulama

Mandi wajib adalah mandi yang dilakukan ketika muslim dalam kondisi berhadats besar. Pada dasarnya, hadats besar ini menghalangi seseorang untuk mengerjakan ibadah seperti sholat dan puasa.

Menurut kitab Al Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Khamsah susunan Muhammad Jawad Mughniyah yang diterjemahkan Masykur dkk, mandi wajib disebabkan sejumlah hal. Misalnya junub, haid, nifas, setelah mengeluarkan air mani, serta orang Islam yang meninggal dunia.

Dalam Islam, perintah mandi wajib tertuang dalam surah Al Maidah ayat 6.

وَإِنْ كُنتُمْ حُنُبًا فَاطَّهَّرُوا

Artinya: "Jika kamu junub maka mandilah."

Diterangkan dalam kitab Fiqh As Sunnah karya Sayyid Sabiq yang diterjemahkan Abu Aulia dan Abu Syauqina, mandi wajib diawali dengan membasuh kedua tangan sebanyak tiga kali. Muslim harus membasuh air ke seluruh permukaan tubuh dan memastikan tak ada bagian yang tidak terkena air.

Dari Aisyah RA berkata,

"Apabila Rasulullah SAW hendak mandi junub, beliau selalu memulai dengan membasuh kedua tangannya. Kemudian menuangkan air pada bagian kanan kemudian dilanjutkan bagian kiri. Setelah itu, beliau membasuh kemaluannya. Kemudian dilanjutkan wudhu seperti halnya ketika wudhu untuk mengerjakan salat. Setelah itu, beliau mengambil air dan menyiramkannya di atas kepala sambil memasukkan jari-jarinya untuk menyela-nyela pangkal rambut. Ketika beliau merasa air telah membasahi kulit kepala, beliau membilas rambutnya sebanyak tiga kali. Kemudian beliau mengguyurkan air ke seluruh tubuhnya." (HR Bukhari dan Muslim)

Lantas, bagaimana jika seseorang mandi wajib tanpa keramas? Apakah mandinya tetap sah?

Mandi Wajib Tanpa Keramas Sah atau Tidak?

Biasanya, mandi wajib dilakukan sambil keramas. Ini jadi pertimbangan bagi umat Islam, utamanya bagi mereka yang menganggap keramas bagian yang diwajibkan dalam mandi wajib dan hukumnya tak sah jika mandi wajib tanpa keramas.

Mengacu pada hadits dari Rasulullah SAW, sang nabi hanya menganjurkan menyiram air di atas kepala sebanyak tiga kali sambil menggosok-gosok rambut agar air meresap dan membasahi pangkal rambut.

Artinya, Nabi Muhammad SAW hanya menganjurkan air membasahi sampai ke pori-pori saat mandi, tidak disebutkan terkait perintah keramas dengan menggunakan sampo atau pembersih lain untuk rambut. Tetapi, tak ada larangan juga terkait hal itu.

Ini sama seperti perempuan saat mandi wajib, mereka tak diwajibkan mengurai ikatan rambut, namun syaratnya air harus membasahi akar rambut. Terkait hal ini merujuk pada hadits dari Ummu Salamah RA, terdapat seorang wanita yang bertanya kepada Nabi SAW,

"Aku adalah seorang wanita yang sering mengikat rambut dengan kuat. Haruskah aku menguraikannya ketika hendak mandi junub?" Rasulullah SAW menjawab,

"Kamu cukup menuangkan air di atas rambutmu sebanyak tiga kali. Setelah itu, hendaklah kamu menyiramkan air ke seluruh tubuhmu. Dengan begitu, berarti kamu telah suci." (HR Ahmad, Muslim dan Tirmidzi)

Apakah Mandi Wajib dengan Sabun dan Sampo Diperbolehkan?

Menurut buku Panduan Beribadah Khusus Pria susunan Syaikh Hasan Muhammad Ayyub, tak ada larangan menggunakan sabun, sampo atau pembersih lainnya saat mandi wajib. Artinya, mandi wajib tetap sah meski tidak menggunakan sabun, sampo dan semacamnya.

Kemudian, turut dijelaskan dalam buku Anda Bertanya Ustadz Menjawab karya H Amirullah Syarbini anggapan sebagian orang mandi wajib harus menggunakan sampo padahal hal ini keliru. Sebab, mandi wajib artinya menyiramkan air ke seluruh tubuh, tak hanya rambut. Pemakaian sampo tidak berkaitan dengan mandi wajib, namun lebih kepada penampilan dan kesehatan rambut.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka mandi wajib tanpa keramas atau menggunakan sampo sah-sah saja. Selain itu, tidak dilarang pula bagi muslim yang ingin mandi wajib dengan menggunakan sampo atau sabun.

Video: Doa atau Niat Mandi Junub

Video: Doa atau Niat Mandi Junub