Menag Usulkan Pengelolaan Halaman Masjid untuk Pemberdayaan Ekonomi

Jejak Pradana

Menag Usulkan Pengelolaan Halaman Masjid untuk Pemberdayaan Ekonomi

Indah Fitrah - detikHikmah
Senin, 03 Nov 2025 17:45 WIB
Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar menjawab pertanyaan dalam wawancara Jejak Pradana oleh detikcom di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (20/10/2025).
Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar menjawab pertanyaan dalam wawancara Jejak Pradana oleh detikcom di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (20/10/2025).Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Menteri Agama (Menag) Prof. Nasaruddin Umar mengusulkan agar halaman-halaman masjid di seluruh Indonesia dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif yang memberdayakan ekonomi umat. Menurutnya, potensi aset wakaf yang dimiliki umat Islam di Indonesia sangat besar, namun sebagian besar masih belum dikelola secara optimal.

Gagasan pemanfaatan halaman masjid untuk kegiatan produktif disampaikan oleh Menteri Agama (Menag) dalam sesi diskusi "Jejak Pradana" bersama Content Director detikcom Alfito Deannova yang tayang hari ini, Senin (3/11/2025), yang membahas tentang satu tahun kinerja Kementerian Agama sekaligus pemaparan visi dan prioritas kerja pada tahun kedua masa jabatannya.

"Bukan hanya zakat, kita juga mengenal wakaf. Wakaf ini jauh lebih dahsyat daripada zakat. Hamparan tanah wakaf yang kita miliki di Indonesia besarnya 2 kali hamparannya Singapura. Dalam bentuk tanah-tanah masjid saja, tanah masjid itu 800 ribu masjid belum termasuk musala dan langgar, pemakaman, dan juga pondok pesantren, madrasah dalam bentuk wakaf. Bayangkan kalau itu diproduktifkan," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, jika seluruh aset wakaf tersebut dikelola secara produktif, dampaknya akan sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat. Salah satu ide yang tengah digagas adalah menjadikan halaman masjid sebagai ruang kegiatan ekonomi.

"Setiap masjid itu kan punya halaman, kami ingin mengobsesikan nanti ke depan bahwa halaman-halaman masjid itu juga bisa digunakan untuk membuat semacam minimarket-lah untuk usaha. Jadi masjid itu nanti bukan hanya tempat untuk beribadah tapi juga untuk memberdayakan umat" katanya.

ADVERTISEMENT

Menurut Menag, langkah ini merupakan bagian dari visi Kementerian Agama untuk menjadikan rumah ibadah tidak hanya sebagai pusat kegiatan spiritual, tetapi juga sebagai pusat sosial dan ekonomi masyarakat.

Lebih lanjut, ia mencontohkan peran masjid yang telah diperluas pada musim mudik Idul Fitri tahun lalu. Kementerian Agama bersama Kementerian Perhubungan mendorong masjid-masjid di berbagai daerah menjadi posko mudik dan tempat istirahat bagi pemudik.

"Seperti saat Idul Fitri tahun lalu, Menteri Perhubungan datang dan mengimbau agar masjid dijadikan posko mudik. Jadi pemudik bisa beristirahat, berwudhu, bahkan mandi di sana. Jadi tidak perlu bangun tenda-tenda pos penjagaan," jelasnya.

Program tersebut, lanjut Menag, berjalan efektif. Lebih dari 30 ribu masjid di seluruh Indonesia berpartisipasi menyediakan fasilitas bagi pemudik. Menurut Menag, dampaknya terasa signifikan, di mana tingkat kecelakaan lalu lintas tahun lalu tercatat menurun, meskipun jumlah pemudik meningkat.

"Dampaknya, tingkat kecelakaan lalu lintas tahun kemarin sangat rendah padahal pemudiknya sangat banyak," jelasnya.




(inf/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads