Wasekjen PBNU: Pancasila Ajarkan Keseimbangan Manusia, Alam & Tuhan

Wasekjen PBNU: Pancasila Ajarkan Keseimbangan Manusia, Alam & Tuhan

Erwin Dariyanto - detikHikmah
Jumat, 31 Okt 2025 14:45 WIB
Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan
Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan di depan dewan penguji sidang doktoral UNJ. (Foto: Erwin Dariyanto/detikcom)
Jakarta -

Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Rahmat Hidayat Pulungan mengatakan selama ini orang sering menganggap kata sustainability sebagai istilah asing yang tak berhubungan dengan Indonesia. Padahal sejatinya sejak lama bangsa Indonesia telah menerapkan nilai-nilai keberlanjutan atau sustainability.

"Sustainability bukan barang baru, secara akademik sustainability adalah konsep operasional dari Pancasila. Pancasila mengajarkan keseimbangan antara manusia, alam dan Tuhan," kata Rahmat.

Hal itu dia sampaikan saat mempertahankan disertasinya di hadapan Dewan Penguji Sidang Doktoral Universitas Negeri Jakarta pada Rabu, 29 Oktober 2025. Mantan aktivis Gerakan Pemuda Anshor ini menyusun disertasi dengan judul "Pengaruh Sustainability Leadership terhadap Sustainability Performance di PT Mineral Industri Indonesia (Persero): Peran Kepemimpinan dalam Orkestrasi Sumber Daya Organisasi."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam disertasinya dia menyoroti bagaimana peran pemimpin menentukan arah keberlanjutan perusahaan di tengah krisis sumber daya dan tantangan transisi energi global. Menurut Rahmat, tema disertasinya tersebut lahir dari pengalaman dia selama menjadi komisaris independen di PT Bukit Asam Tbk, komisaris PT Rekayasa Industri, dan sejumlah perusahaan lainnya.

ADVERTISEMENT

Selama bekerja di dunia tambang, kata Rahmat, dia melihat bahwa selama ini sejumlah inovasi yang dilakukan hanya berorientasi pada produksi. Padahal dalam konsep sustainability, inovasi harus dilakukan dengan cara pandang yang lebih luas yakni tidak hanya efisiensi dan kapasitas produksi tetapi juga bertanggung jawab.

Menurut Rahmat, dalam industri pertambangan sustainability leadership tidak hanya berhasil dalam eksplorasi dan produksi, tetapi juga harus bisa mampu mengorkestrasi sumber daya organisasi untuk menghasilkan inovasi yang berkelanjutan.

Menutup paparannya, Rahmat mengatakan bahwa sustainability leadership bukan hanya soal kemampuan seseorang dalam memimpin, tetapi juga tanggung jawab moral dan spiritual, yakni mampu memastikan keberlanjutan sumber daya yang dikelola demi kesejahteraan generasi mendatang.

Dalam sidang doktoral Rahmat Hidayat ini bertindak sebagai Komisi Promotor adalah Prof. Dr. Komarudin dan Dr. Setyo Ferry Wibowo. Sementara duduk di Pantia Ujian Doktor adalah Prof. Dr. Dedi Purwana sebagai ketua, Prof Dr Umi Widyastuti sebagai sekretaris. Dua anggota penguji adalah Prof Puji Wahono dan Dr. Karuniana Dianta. Sementara penguji dari luar adalah Prof Kurnia, Guru Besar Tetap Universitas Indonesia.

Dewan penguji sidang doktoral Universitas Negeri Jakarta memutuskan, Rahmat Hidayat Pulungan lulus dengan predikat sangat memuaskan. "Promovendus dinyatakan lulus dengan IPK (Indeks Prestasi Akademik) 3,97. Sangat memuaskan," kata Prof Komarudin.

Sejumlah tokoh hadir dalam sidang promosi doktor Rahmat Hidayat. Antara lain Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro, Ketua Umum GP Anshor Addin Jauharuddin, dan Sekretaris Utama BPJPH Muhammad Aqil Irham.




(erd/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads