Cerita Felicia Jadi Lulusan S2 Tercepat UGM Hanya dalam 1 Tahun, Ini Tipsnya

ADVERTISEMENT

Cerita Felicia Jadi Lulusan S2 Tercepat UGM Hanya dalam 1 Tahun, Ini Tipsnya

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 30 Okt 2025 09:30 WIB
Felicia saat wisuda S2-nya
Felicia saat wisuda S2-nya. Foto: UGM
Jakarta -

Tak banyak mahasiswa yang bisa menuntaskan studi magister (S2) hanya dalam waktu satu tahun. Namun, hal itu berhasil dilakukan oleh Felicia Servina Djuang, wisudawan Magister Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Felicia dinobatkan sebagai lulusan tercepat program magister pada Wisuda Program Pascasarjana Periode I Tahun Akademik 2025/2026 yang digelar di Grha Sabha Pramana, Rabu (22/10/2025) lalu. Ia menyelesaikan studinya hanya dalam 1 tahun, 1 bulan, 11 hari.

Sementara UGM mencatat, rata-rata mahasiswa S2 di sana menempuh waktu studi selama 3 tahun 1 bulan. Apa rahasia Felicia bisa lulus secepat itu?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lulus Cepat Berkat Program PMDSU

Felicia langsung membeberkan rahasianya bisa lulus cepat. Ia mengaku, keberhasilannya tak lepas dari program beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).

ADVERTISEMENT

Program ini memberi kesempatan bagi mahasiswa berprestasi untuk menempuh pendidikan magister dan doktor sekaligus dalam waktu empat tahun. Adapun beasiswa PMDSU ini disediakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).

"Dengan skema tersebut, ia berkesempatan mengikuti kelas doktoral sambil menyelesaikan tesis magisternya," katanya dikutip dari laman UGM, Rabu (29/10/2025).

Selain itu, sejak semester pertama Felicia telah menyiapkan strategi belajar yang efisien. Ia mengambil semua kelas wajib untuk memenuhi SKS, sambil mulai mengerjakan tesis sejak awal.

"Jadi, sejak semester satu saya mengambil kelas wajib untuk memenuhi SKS sambil mulai mengerjakan tesis. Dengan begitu, keduanya bisa selesai dalam dua semester," ujarnya.

Suasana dan lingkungan fakultas Felicia yang positif, menurutnya turut berpengaruh pada kecepatan ia mengerjakan tugas. Felicia senang, pasalnya dosen-dosennya sangat suportif.

Jatuh Cinta pada Matematika-Selami Tantangannya

Felicia mengaku, menyusun tesis di bidang matematika punya tantangan tersendiri. Berbeda dengan bidang lain yang banyak melibatkan eksperimen di laboratorium, penelitian matematika lebih menekankan pada riset berbasis teori dan komputasi.

Ia pun berpegang pada prinsip sedikit tapi rutin. Setiap hari, Felicia menyisihkan waktu untuk menulis atau mengembangkan ide tesis.

"Kalau di matematika itu kan tidak ada penelitian laboratorium seperti di bidang lain. Jadi kalau tidak dapat ide, bisa mandek. Tapi kalau setiap hari dikerjakan sedikit demi sedikit, pasti akan muncul ide baru," jelasnya.

Di tengah padatnya jadwal kuliah dan riset, Felicia tetap aktif di berbagai kegiatan kampus. Ia beberapa kali menjadi panitia kegiatan ilmiah dan presenter dalam seminar serta konferensi di fakultasnya.

Namun, agar tetap fokus pada studi, ia belajar mengatur waktu dengan disiplin. Ia mengusahakan agar kegiatan luar kampus tak mengganggu fokus S2-nya.

Motivasi S2: Ingin Jadi Dosen

Motivasi terbesar Felicia untuk menempuh pendidikan S2 dan S3 datang dari mimpinya menjadi dosen. Sejak SMA, ia sudah menyukai kegiatan mengajar dan membantu teman-temannya memahami pelajaran matematika.

"Mulai SMA sudah suka ngajar teman-teman SMP, orang tua juga sudah melihat bakat dan potensi saya menjadi pengajar. Jadi menurut orang tua saya aman kalau misalnya mau lanjut jadi dosen," ungkapnya.

Program PMDSU menjadi jalan ideal bagi Felicia untuk mewujudkan cita-citanya. Nantinya, ia berencana melanjutkan studi ke jenjang S3.

"Karena adanya kesempatan mengikuti beasiswa yang jarang dibuka, jadi ya sudah diberikan kesempatan untuk ikut. Biasanya untuk menjadi dosen kan diminta lanjut S3, kebetulan programnya terbuka S2 sampai lanjut S3, sehingga peluang untuk jadi dosen lebih besar," ucapnya.

Bagi mahasiswa lain yang sedang berjuang menyelesaikan tugas akhir, Felicia berpesan agar tidak mudah menyerah dan rajin berdiskusi. Dengan semangat konsistensi dan tekad kuat, Felicia membuktikan bahwa kecepatan bukan semata soal waktu, tetapi disiplin dan komitmen.

"Rajin-rajinlah bertemu pembimbing, karena dari diskusi bisa muncul ide-ide baru. Kalau ada kesempatan berdiskusi dengan teman lain juga bagus, karena setiap obrolan bisa memberi inspirasi baru," pesannya.




(cyu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads