Tidur bersama orang tua adalah hal yang wajar ketika anak masih kecil. Namun, seiring bertambahnya usia, Islam memberi arahan agar anak mulai belajar mandiri, termasuk memiliki tempat tidur sendiri. Hal ini berhubungan dengan pembiasaan adab, tanggung jawab, serta kesiapan anak menghadapi masa baligh.
Dalam ajaran Islam, pada umur tertentu, anak sudah dibiasakan tidur terpisah dari orang tuanya. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasannya berikut ini.
Hadits tentang Pemisahan Tempat Tidur Anak
Dalam buku Pendidikan Tinggi di Masa Pandemi karya Edi Irawan dkk., disebutkan sebuah hadits dari Rasulullah SAW:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perintahlah anak-anak kalian untuk melakukan salat saat mereka berumur tujuh tahun, pukullah mereka (jika tidak melaksanakan salat) saat mereka telah berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur di antara mereka." (HR Abu Daud)
Hadits ini menunjukkan bahwa usia sepuluh tahun menjadi waktu penting bagi anak untuk mulai dipisahkan tempat tidurnya dari orang tua. Pemisahan ini termasuk bagian dari pendidikan adab dan latihan menuju kedewasaan.
Masa Persiapan Seks pada Anak
Dalam buku Pendidikan Seks untuk Anak dalam Islam karya YΕ«suf al-MadanΔ« TabrΔ«zΔ«, masa akhir kanak-kanak disebut sebagai fase persiapan seks. Pada tahap ini, anak mulai diarahkan untuk mengenal aturan yang menjaga kesopanan diri serta mengendalikan perilaku agar tidak terpengaruh hal negatif.
Langkah ini juga menjadi upaya antisipasi agar anak tidak mengalami kematangan seks sebelum waktunya. Dengan mengenal batasan sejak dini, anak akan lebih siap menghadapi perubahan yang terjadi saat memasuki masa remaja.
Cara Memisahkan Tempat Tidur Anak dan Orang Tua
Dalam buku Seni Mendidik Anak di Era Modern dengan Metode Rosululloh (Modern Islamic Parenting) karya Maya Nurani, dijelaskan dua cara yang bisa diterapkan untuk memisahkan tempat tidur anak dan orang tua.
1. Tidur di Tempat Tidur Terpisah
Cara ini dilakukan dengan menyediakan tempat tidur khusus untuk anak. Metode ini dinilai paling aman karena memberi jarak yang jelas antara anak dan orang tua.
2. Tidur di Satu Ruangan tapi Posisinya Terpisah
Jika ruang di rumah terbatas, anak masih boleh tidur di ruangan yang sama, asalkan posisi tidurnya berjauhan. Setiap orang memiliki area masing-masing.
Meskipun cara kedua diperbolehkan, disarankan tetap mengenakan pakaian yang menutup aurat dengan baik saat tidur agar terhindar dari hal yang tidak pantas dan menjaga rasa malu.
Tanggung Jawab Orang Tua dalam Menanamkan Adab
Tugas orang tua tidak berhenti pada penyediaan tempat tidur yang terpisah. Mereka juga perlu menanamkan adab, rasa malu, serta kedisiplinan sejak anak masih kecil. Nilai-nilai ini menjadi dasar agar anak tumbuh dengan karakter yang kuat dan mampu menjaga dirinya dari perbuatan yang keliru.
Dalam buku Hadits Shahih Bukhari karya Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Rasulullah SAW bersabda:
"Kalian semuanya pemimpin (pemelihara) dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Seorang raja adalah pemimpin bagi rakyatnya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang suami memimpin keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang ibu memimpin rumah suaminya dan anak-anaknya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya."
Hadits ini menegaskan bahwa orang tua memegang tanggung jawab besar sebagai pembimbing utama bagi anak. Mereka berperan dalam membentuk kepribadian, menanamkan nilai kebaikan, serta menjaga anak dari pengaruh buruk.
Baca juga: Adab Berteman yang Perlu Dipahami Muslim |
(inf/kri)












































Komentar Terbanyak
Pemerintah RI Legalkan Umrah Mandiri, Pengusaha Travel Umrah Syok
Umrah Mandiri Dilegalkan, Pengusaha Travel Teriak ke Prabowo
Rieke Diah Pitaloka Geram, Teriak ke Purbaya Gegara Ponpes Ditagih PBB