Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-Qur'an dengan benar dan sempurna, mulai dari pengucapan huruf (makhraj) dan sifat-sifatnya, hingga kaidah panjang-pendek bacaan serta hukum-hukum bacaan lainnya.
Dengan memahami tajwid, setiap Muslim dapat membaca ayat-ayat Al-Qur'an secara fasih sebagaimana bacaan Rasulullah SAW.
Tujuan utama ilmu tajwid adalah menjaga kemurnian bacaan Al-Qur'an agar terbebas dari kesalahan yang dapat mengubah makna. Selain itu, tajwid juga membantu kita membaca Al-Qur'an dengan indah, penuh kekhusyukan, dan sesuai tuntunan syariat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, muncul pertanyaan penting: siapakah sebenarnya penemu ilmu tajwid? Apakah ilmu ini berasal langsung dari Rasulullah SAW ataukah dikodifikasikan oleh ulama setelahnya?
Penemu Ilmu Tajwid
Dikutip dari buku Kitab Fikih Sehari-hari oleh Shohibul Ulum, ilmu tajwid secara hakikat bukanlah ciptaan manusia, karena sejak pertama kali Al-Qur'an diturunkan, Rasulullah SAW sudah membacanya sesuai dengan kaidah tajwid.
Beliau menerima bacaan tersebut langsung dari malaikat Jibril AS, sehingga dapat dipastikan bahwa tajwid bersumber dari Allah SWT.
Dengan demikian, jika yang dimaksud penemu tajwid adalah orang yang pertama kali memperkenalkan cara bacaan Al-Qur'an, maka jawabannya adalah Rasulullah SAW. Beliau menjadi teladan utama dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an secara tartil, jelas, dan benar.
Namun, jika yang dimaksud penemu tajwid adalah orang yang mengkodifikasi atau menuliskan aturan-aturannya, maka itu terjadi setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Sebab, pada masa sahabat, umat Islam semakin luas dan banyak non-Arab yang memeluk Islam.
Untuk menjaga keaslian bacaan, pada masa khalifah Utsman bin Affan dibuat mushaf standar yang dikenal sebagai Mushaf Utsmani. Di dalamnya mulai diberi tanda titik pada huruf-huruf tertentu agar pembacaan tidak rancu.
Langkah ini menjadi dasar awal sistem penulisan ilmu tajwid dalam bentuk tertulis. Dari sinilah kemudian lahir usaha para ulama untuk memperjelas aturan-aturan bacaan Al-Qur'an secara lebih sistematis.
Dikutip dari buku Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur'an & Ilmu Tajwid oleh Ahmad Annuri, dari sisi teoritis, peletak dasar ilmu tajwid dikaitkan dengan para imam qiraah yang berperan besar dalam menjaga bacaan Al-Qur'an. Para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai siapa yang pertama kali menyusun dasar-dasarnya.
Sebagian ulama menyebut nama Abul Aswad Ad-Duwali, ada pula yang mengatakan Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam, dan ada yang berpendapat Al-Khalil bin Ahmad.
Namun, pendapat yang paling kuat menyebut bahwa peletak dasar ilmu tajwid adalah Abu Muzahim Musa bin Ubaidillah Al-Khaqani, yang wafat pada tahun 325 H.
Melalui kontribusi Abu Muzahim Musa bin Ubaidillah Al-Khaqani, umat Islam dapat mempelajari kaidah tajwid secara lebih sistematis. Berkat jasanya, kita dapat membaca Al-Qur'an dengan lebih baik, fasih, dan indah sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Baca juga: Perbedaan Waqaf dan Washal dalam Ilmu Tajwid |
Tentang Abu Muzahim Musa bin Ubaidillah
Abu Muzahim Al-Khaqani (lahir tahun 248 H/862 M dan wafat tahun 325 H/936 M) adalah seorang ulama besar asal Baghdad yang dikenal sebagai ahli hadits dan qiraat. Ia dianggap sebagai orang pertama yang menulis kitab khusus tentang teori ilmu tajwid.
Nama lengkapnya adalah Al-Imam Al-Muqri Al-Muhaddits Abu Muzahim Musa bin Ubaidillah bin Yahya Al-Khaqaniy Al-Baghdadiy Al-Hanbali. Karyanya yang terkenal berjudul Ra'iyatun fil Qauli fil Qurra wa Husnul Adaa, atau lebih dikenal sebagai Qashidah Khaqaniyah fii Tajwid, berisi 51 bait syair tentang adab dan kaidah membaca Al-Qur'an.
Para ulama besar memberikan pengakuan tinggi terhadap keilmuannya. Abu Amru Ad-Dani, Al-Khathib Al-Baghdadi, Adz-Dzahabi, dan Ibnul Jazari memujinya sebagai ulama yang tsiqah, ahli qiraat, ahli hadits, dan pembela Sunnah yang sangat menguasai bahasa Arab dan seni membaca Al-Qur'an.
(hnh/inf)
Komentar Terbanyak
Gencatan Senjata Israel-Hamas Tercapai, Takbir Menggema di Gaza
Ini yang Disepakati Israel dan Hamas untuk Akhiri Perang Gaza
2 Tahun Perang Gaza: 67 Ribu Warga Tewas, Rumah-Tempat Ibadah Hancur