Laut Merah Jadi Saksi Mukjizat Nabi Musa hingga Perdamaian Israel-Hamas

Laut Merah Jadi Saksi Mukjizat Nabi Musa hingga Perdamaian Israel-Hamas

Kristina - detikHikmah
Kamis, 09 Okt 2025 15:36 WIB
Salah satu pantai Laut Merah
Pantai di Laut Merah. Foto: Dirgela/Wikimedia Commons
Jakarta -

Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata sebagai fase pertama untuk perdamaian di Gaza. Kesepakatan ini dicapai dalam perundingan tidak langsung di Mesir pada Rabu kemarin.

Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di platform Truth Social miliknya. Trump juga menyebut Israel akan menarik semua pasukannya.

"Saya sangat bangga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani Tahap pertama Rencana Perdamaian kami," tulis Trump di Truth Social miliknya, Rabu (8/10/2025), dilansir Al Jazeera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"SEMUA sandera akan segera dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukannya ke garis yang disepakati," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Pengumuman tersebut turut dikonfirmasi juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Anshari. Qatar adalah salah satu mediator dalam perundingan itu, bersama AS, Mesir, dan Turki.

"Para mediator mengumumkan bahwa malam ini telah dicapai kesepakatan mengenai semua ketentuan dan mekanisme implementasi fase pertama perjanjian gencatan senjata di Gaza, yang akan berujung pada diakhirinya perang, pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina, serta masuknya bantuan. Detailnya akan diumumkan kemudian," tulis al-Anshari di X.

Perundingan damai antara Israel dan Hamas berlangsung di Sharm El-Sheikh, sebuah resor di tepian Laut Merah, Mesir. Laut Merah telah menyaksikan sejumlah peristiwa penting dalam sejarah umat manusia.

Pada masa Nabi Musa AS, Laut Merah menjadi saksi pembelahan laut dan tenggelamnya pasukan Firaun. Ini menjadi mukjizat Nabi Musa AS dari Allah SWT. Kisah ini diceritakan dalam Al-Qur'an surah Al Baqarah ayat 50. Allah SWT berfirman,

ŲˆŲŽØ§ŲØ°Ų’ ŲŲŽØąŲŽŲ‚Ų’Ų†ŲŽØ§ Ø¨ŲŲƒŲŲ…Ų Ø§Ų„Ų’Ø¨ŲŽØ­Ų’ØąŲŽ ŲŲŽØ§ŲŽŲ†Ų’ØŦŲŽŲŠŲ’Ų†Ų°ŲƒŲŲ…Ų’ ŲˆŲŽØ§ŲŽØēŲ’ØąŲŽŲ‚Ų’Ų†ŲŽØ§Ų“ Ø§Ų°Ų„ŲŽ ŲŲØąŲ’ØšŲŽŲˆŲ’Ų†ŲŽ ŲˆŲŽØ§ŲŽŲ†Ų’ØĒŲŲ…Ų’ ØĒŲŽŲ†Ų’Ø¸ŲØąŲŲˆŲ’Ų†ŲŽ ŲĨŲ 

Artinya: "(Ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, lalu Kami menyelamatkanmu dan menenggelamkan (Fir'aun dan) pengikut-pengikut Fir'aun, sedangkan kamu menyaksikan(-nya)."

Menurut sejumlah kitab tafsir, laut yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Laut Merah, dulu bernama Laut Qulzum. Allah SWT membelah Laut Merah ketika bani Israil bersama Nabi Musa AS meninggalkan Mesir menuju Sinai. Mereka dikejar pasukan Firaun hingga tiba di tepi Laut Merah.

"Ketika rombongan kamu sampai di tepi Laut Merah, Allah memberi perintah kepada Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya ke Laut Merah, sehingga laut itu pun terbelah. Dengan demikian, kamu, wahai Bani Israil, bersama Nabi Musa dapat melewati laut, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dari kejaran Firaun dan tentara-tentaranya," jelas Tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama RI.

Saat Firaun dan bala tentaranya ikut masuk ke laut yang terbelah itu, seketika lautan tertutup, menenggelamkan mereka. Semuanya mati tak ada yang tersisa dari pasukan raja kejam Mesir itu.

Kini, Laut Merah menyaksikan kesepakatan damai antara Israel dan Hamas, setelah perang di Gaza yang merenggut lebih dari 67 ribu nyawa warga Palestina.




(kri/inf)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads